Baca Edisi Cetak Tribun Medan

Dedek Syahfizry Tersiksa dan Meradang 2 Tahun 3 Bulan imbas Gizi Buruk, Pemko: Gak Ada Anggaran

"Anggaran untuk itu tidak ada. Tapi ada pemberian makanan tambahan berupa susu dan bubur kacang hijau,"

Tribun Medan / Arjuna
Kondisi Dedek Syahfizry (2,5), dalam keadaan kejang-kejang saat digendong ibunya, Any Boru Tarigan (37), ketika ditemui di Jalan Pintu cair 6 Ujung, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Rabu (8/3/2017). (Tribun Medan/Arjuna Bakkara) 

Kasihan, dia sudah dua tahun tiga bulan tersiksa. Tapi, begitupun saya tetap yakin dengan usaha saya. Tuhan tidak diam, anak saya pasti sembuh," katanya dengan mata berkaca-kaca di rumah kontrakan Jalan Pintu Air Enam, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Rabu (8/3/2017) lalu.

Anggota Komisi B DPRD Medan Wong Chung Seng meminta keluarga segera membawa Dedek ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, walau tak memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Bawa ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan lanjutan. Minta surat miskin dari lurah, setelah itu ajukan ke Dinas Sosial," kata Wong Chung Seng.

Ia juga meminta jangan ada pihak yang mempersulit proses perobatan Dedek. "Saya pasang badan. Jangan ada yang dipersulit, mereka sudah susah jangan makin tambah susah," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Medan Usma Polita ketika dikonfirmasi mengklaim, pihaknya selalu melakukan deteksi dini untuk pencegahan gizi buruk.

"Lo, itu pasti ada. Sejak awal kami lakukan,"kata Usma.

Namun ketika ditanya apakah program Dinas Kesehatan juga melakukan pembinaan kesehatan bagi balita di tingkat kecamatan dan kelurahan, termasuk melakukan sosialisasi atau survei ke rumah-rumah warga, Usma tak memberi jawaban rinci.

Dia hanya mengatakan soal gizi buruk akan ditangani.

"Saya sudah berapa kali jawab di Tribun. Itu, kan, tanggung jawab kita bersama. Jadi soal giji buruk tetap akan kami tangani. Kalau katanya pencegahan, ya, pastilah dari awal kami lakukan. Kami akan koordinasi selalu dengan dinas lainnya, oke, ya," ujarnya sembari mengakhiri pembicaraan.

Semoga Tuhan Menunjukkan Jalan
Any br Tarigan mengaku kini hanya dapat berharap belas kasih para dermawan yang mau membantu pengobatan anaknya. Saat ini, mereka hanya mampu membelikan obat batuk jenis sirop untuk Dedek.

"Semogalah Tuhan menunjukkan jalan, dan ada yang membantu biaya pengobatan Dedek. Kami sangat kesulitan, bapaknya hanya berpenghasilan Rp 30 ribu per hari dari menjual es di depan sekolah," sebutnya sembari menyeka air matanya.

Sejauh ini, ia menceritakan belum ada personal ataupun institusi mengatasnamakan Pemko Medan melakukan survei atau pendataan terhadap mereka.

Any pun tetap berharap pemko memberi sedikit perhatian bagi mereka.

"Meski dalam keadaan sulit seperti ini, kami tetap berupaya untuk kesembuhan Dedek. Kami harap Pemko Medan mau peduli," ujarnya mengakhiri.

(cr2/cr1/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved