Baca Edisi Cetak Tribun Medan
Dedek Syahfizry Tersiksa dan Meradang 2 Tahun 3 Bulan imbas Gizi Buruk, Pemko: Gak Ada Anggaran
"Anggaran untuk itu tidak ada. Tapi ada pemberian makanan tambahan berupa susu dan bubur kacang hijau,"
* Sang Bunda Berharap Pemko Medan Mau Peduli
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kondisi kesehatan Dedek Syahfizry (2,5 tahun) yang diduga menderita gizi buruk ternyata belum sampai ke telinga Camat Medan Johor, Khoiruddin Rangkuti.
Padahal anak dari pasangan Eri Pinem (32) dan Any br Tarigan (37), sejak dua tahun lalu kerap kejang-kejang. Kondisi ekonomi keluarga yang terjepit pun membuat Dedek urung mendapat perawatan intensif.
Baca: Sandiaga Uno Akan Diperiksa Polisi Terkait Dugaan Pencemaran Nama Baik, Persoalan Apakah?
"Anggaran untuk itu tidak ada. Tapi ada pemberian makanan tambahan berupa susu dan bubur kacang hijau. Kalau ditanya rutinitas pelaksanaannya saya gak bisa sebutkan, karena gak ada dananya," ujar Khoiruddin Rangkuti saat disinggung temuan adanya warganya menderita gizi buruk.
Baca: Detik-detik Mencekam Keluarga Eggy Saat Mobilnya Diserang Sopir Angkot Bandung
Ketidaktahuan Khoiruddin atas peristiwa ini ditambah, karena selama ini tak ada pemeriksaan berkala untuk mengantisipasi penyakit gizi buruk.
"Nanti saya cek ke lurahnya. Apabila benar akan saya tinjau langsung," sambung Khoiruddin kepada Tribun-Medan.com, Kamis (9/3/2017).
Baca: Disebut Terima Suap e-KTP 520 Ribu Dollar AS, Begini Tanggapan Ganjar Pranowo
Any, ibunda Dedek Syahfizry menjelaskan putra bungsunya itu sebenarnya lahir dalam keadaan sehat.
Namun, setelah berumur tiga bulan mulai jatuh sakit.
Kemudian sempat dibawa berobat, tapi kondisi Dedek bukannya baik, malah memburuk.
Ia melanjutkan, sejauh ini ia dan suami sudah berupaya demi kesembuhan si buah hati.
Tetapi penghasilan suami yang menjajakan es berpenghasilan rata-rata Rp 30 ribu per hari hanya cukup untuk makan.
"Kalau kami punya uang, pastilah anak kami tidak separah ini.
Kasihan, dia sudah dua tahun tiga bulan tersiksa. Tapi, begitupun saya tetap yakin dengan usaha saya. Tuhan tidak diam, anak saya pasti sembuh," katanya dengan mata berkaca-kaca di rumah kontrakan Jalan Pintu Air Enam, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Rabu (8/3/2017) lalu.
Anggota Komisi B DPRD Medan Wong Chung Seng meminta keluarga segera membawa Dedek ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, walau tak memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Bawa ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan lanjutan. Minta surat miskin dari lurah, setelah itu ajukan ke Dinas Sosial," kata Wong Chung Seng.
Ia juga meminta jangan ada pihak yang mempersulit proses perobatan Dedek. "Saya pasang badan. Jangan ada yang dipersulit, mereka sudah susah jangan makin tambah susah," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Medan Usma Polita ketika dikonfirmasi mengklaim, pihaknya selalu melakukan deteksi dini untuk pencegahan gizi buruk.
"Lo, itu pasti ada. Sejak awal kami lakukan,"kata Usma.
Namun ketika ditanya apakah program Dinas Kesehatan juga melakukan pembinaan kesehatan bagi balita di tingkat kecamatan dan kelurahan, termasuk melakukan sosialisasi atau survei ke rumah-rumah warga, Usma tak memberi jawaban rinci.
Dia hanya mengatakan soal gizi buruk akan ditangani.
"Saya sudah berapa kali jawab di Tribun. Itu, kan, tanggung jawab kita bersama. Jadi soal giji buruk tetap akan kami tangani. Kalau katanya pencegahan, ya, pastilah dari awal kami lakukan. Kami akan koordinasi selalu dengan dinas lainnya, oke, ya," ujarnya sembari mengakhiri pembicaraan.
Semoga Tuhan Menunjukkan Jalan
Any br Tarigan mengaku kini hanya dapat berharap belas kasih para dermawan yang mau membantu pengobatan anaknya. Saat ini, mereka hanya mampu membelikan obat batuk jenis sirop untuk Dedek.
"Semogalah Tuhan menunjukkan jalan, dan ada yang membantu biaya pengobatan Dedek. Kami sangat kesulitan, bapaknya hanya berpenghasilan Rp 30 ribu per hari dari menjual es di depan sekolah," sebutnya sembari menyeka air matanya.
Sejauh ini, ia menceritakan belum ada personal ataupun institusi mengatasnamakan Pemko Medan melakukan survei atau pendataan terhadap mereka.
Any pun tetap berharap pemko memberi sedikit perhatian bagi mereka.
"Meski dalam keadaan sulit seperti ini, kami tetap berupaya untuk kesembuhan Dedek. Kami harap Pemko Medan mau peduli," ujarnya mengakhiri.
(cr2/cr1/tribun-medan.com)