Tahun 2020 Medan Bakal Punya LRT dan BRT, Ini Perkiraan Rute yang Akan Dilalui
Walau demikian, pihaknya telah memiliki berbagai usulan. Lintasan LRT akan memanfaatkan median jalan, hal ini untuk meminimalisir biaya ganti rugi.
Penulis: Hendrik Naipospos |
Laporan Wartawan Tribun Medan, Hendrik Naipospos
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Wiriya Alrahman menyebutkan bahwa pihaknya belum mengeluarkan keputusan akhir terkait lintasan Light Rail Transit (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT).
Keputusan akhir akan diperoleh pascatim Final Business Case (FBC) yakni PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) melakukan uji lapangan dan berbagai penelitian.
Walau demikian, pihaknya telah memiliki berbagai usulan. Lintasan LRT akan memanfaatkan median jalan, hal ini untuk meminimalisir biaya ganti rugi lahan masyarakat.
Baca: Hore! Proyek LRT dan BRT di Medan Akan di-Running Tahun 2020
Baca: Medan Akan Bangun LRT dan BRT untuk Kurangi Kemacetan, Ini Taksasi Biayanya
Baca: Wow! LRT dan BRT Akan Terintegrasi dengan Trans Mebidang, Commuter Line, dan Angkutan Umum
LRT rencananya akan melintasi Stasiun Besar Kereta Api Medan, Jalan Williem Iskandar, Jalan M Yamin, Jalan Gatot Subroto, Jalan Iskandar Muda, Universitas Sumatera Utara (USU), Jalan Setia Budi, Jalan Djamin Ginting, dan terakhir di Pasar Induk Laucih, Tuntungan.
Sedangkan jalur BRT, direncanakan akan menghubungkan kawasan sekitar inti kota, seperti Pasar Induk Laucih, Terminal Amplas, danPelabuhan Belawan. Namun turut dipersiapkan rencana melintasi Jalan Sisingamangaraja atau batas kota menuju Lapangan Merdeka, Jalan Gatot Subroto, hingga Kampung Lalang.
Berikut rutenya dan tempat pemberhentiannya:

Kepala Dinas Perhubungan Medan Renward Parapat menjelaskan bahwa proyek BRT yang akan dibangun berbeda dari Trans Mebidang milik Pemprov Sumut, BRT akan memiliki lintasan khusus layaknya Trans Jakarta.
"Lintasan BRT nanti akan ada dua jenis. Jenis pertama yakni full BRT (hanya dilalui BRT) dan kedua kita Mix (bercambur dengan kendaraan lain)," kata Renward.
Hingga kini, Renward belum mengetahui berapa jumlah armada BRT yang akan dioperasikan, namun ia menjelaskan jenis armada berbeda dengan Trans Mebidang.
"Lebih kecil dari Trans Mebidang, ini disesuaikan dengan badan jalan. Jumlahnya saya belum tahu," sambungnya.
Pembangunan LRT dan BRT merupakan program yang diusulkan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappernas) dalam program Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA).
Secara rinci Wiriya tak mengetahui besaran anggaran yang diperuntukkan dalam proyek LRT dan BRT ini, namun berdasarkan perhitungan pihaknya dengan Kemenkeu, proyek ini membutuhkan anggaran hingga Rp 6 triliun.
"Sekitar Rp 6 triliun, ini dari program PINA, bukan menggunakan APBD maupun APBN," ucapnya mengakhiri.(*)