Teroris Serang Mapolda
KH Machfoedz Siddiq: Jangan Takut, Mari Kita Cari dan Tumpas Radikalisme sampai Akar-akarnya
"Itulah sebabanya kami minta, makin perlu mengenali dan mencegah bibit-bibit radikalisme di Sumnut," ujar Machfoeds.
Baca: Din Syamsuddin Dicoret dari Pengarah UKP Pancasila, Ada Apa?
Baca: Panglima TNI Siap Ditembaki Jika Salah Menyebut Demokrasi Indonesia Tak Sesuai Pancasila
Baca: Unggah Kalimat Menistakan Agama dari Yogyakarta, Pria Ini Disidang di PN Medan
Walau demikian, Machfoedz sadar, Forum Kiai Muda tidak memiliki kewenangan apa-apa. Pemerintahlah yang seharusnya berwenang melakukan tindakan.
"Kami mengajak berdiskusi melalui beberapa pendekatan," kata warga Stabat, Kabupaten Langkat.
Menurut Machfoedz, pendidikan formal agama di sekolah-sekolah sebaiknya jangan dikurangi, malah ditambah. Baginya Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tanggung jawab dalam hal ini.
Bagi pria berpeci hitam itu, pendidikan Pancasila pun masih relevan dan perlu ditingkatkan di kalangan pelajar muda.
"Dengan minimnya pemahaman terhadap Pancasila, maka inilah akibat yang terjadi. Bangsa ini rentan sekali mengalami perpecahan," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, Forum Kiai Muda Sumatera Utara sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang menyosialisasikan kerukunan antarumat beragama.
Di antaranya, kunjungan Forum ke pondok-pesantren, lintas agama, fakultas-fakultas di Universitas Sumatera Utara.
Baca: Hebat, Sel Mewah Bandar Sabu di Lapas Cipinang, Ada Wifi, CCTV dan Aquarium
PBNU Identik dengan Identitas Indonesia
KH Machfoedz Siddiq Muslih merupakan anggota organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama (NU). Dan Forum Kiai Muda banyak berasal dari tokoh agama Islam dari kalangan NU.
Sebagai warga NU, ia tahu betul induk organisasinya, yakni Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU). Organisasi ini sekarang dipimpin Said Aqil Siradj selaku Ketua Tanfidziyah PBNU. Sebelumnya jabatan serupa dipegang KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dan KH Hasyim Muzadi.
Nahdlatul Ulama didirikan pada 31 Januari 1926, dan kala itu dipimpin KH Hasyim Asy’ari, kakek Gus Dur. NU terkenal sebagai organisasi yang sangat menjunjung dan garda terdepan menjaga Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas masyarakat heterogen, majemuk.