Edisi Cetak Tribun Medan

Gara-gara Bendera ISIS, Kantor Polisi Perketat Penjagaan

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan mengatakan, penyidik telah memeriksa enam saksi. Polisi juga memeriksa lima CCTV yang ada di sekitar Ma

Tribun Medan / Mustaqim
Seorang personel Sabhara bersenjata lengkap menjaga Masjid Al Hidayah Mapolda Sumut ketika berlangsung Salat Zuhur berjamaah, Rabu (5/7/2017). (Tribun Medan / Mustaqim) 

TRIBUN-MEDAN.COM, JAKARTA - Pengamanan kantor-kantor polisi di Jakarta diperketat menyusul peristiwa pemasangan bendera ISIS di pagar Mapolsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Di sisi lain, polisi masih mencari pelaku pemasangan bendera ISIS tersebut.

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan mengatakan, penyidik telah memeriksa enam saksi. Polisi juga memeriksa lima CCTV yang ada di sekitar Mapolsek Kebayoran Baru.

"Kami sudah dapat, ada lima (CCTV)," kata Iwan di kantornya, Rabu (5/7).

Kelima CCTV tersebut merupakan kamera yang dipasang di Mapolsek Kebayoran Lama, kantor Camat serta Puskemas Kebayoran Lama. Ketiga gedung tersebut terletak di jalan yang sama dan bersebelahan,.

Iwan menyatakan, kelima CCTV itu dibawa ke Pusat Laboratorium Forensik yang memiliki teknologi untuk membaca rekaman CCTV secara lebih detail.

Baca: Rumah Korban Perampokan Maut di Pulomas Dibanderol Rp 16,5 Miliar, Berminat?

Baca: Gara-gara Serangan Teror, Polisi Larang Jamaah Bawa Tas dan Bungkusan ke Dalam Masjid

"Saat ini, sedang dilakukan pengecekan di Labfor untuk mengambil secara jelas gambar yang kita dapat dari CCTV," katanya.

Menurut Bripka Billy, saksi mata yang juga anggota Polsek Kebayoran Lama, pada Selasa pagi, seusai Salat Subuh, ada sepeda motor yang berhenti di depan Mapolsek Kebayoran Lama.

"Dia melihat ada motor berhenti, kemudian saksi mengecek ke sana dan motor itu cepat-cepat pergi," papar Iwan.

Ketika memeriksa pagar mapolsek, Billy baru menyadari ada bendera identik bendera ISIS yang terpasang di pagar mapolsek.

Terpisah, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, polisi juga masih mencari keterkaitan pemasangan bendera ISIS di Mapolsek Kebayoran Lama dengan penusukan anggota Polri di Masjid Falatehan, Blok M.

Menurut Setyo, bisa saja pelakunya juga simpatisan ISIS yang berdiri sendiri, seperti Mulyadi, pelaku penusukan di Masjid Falatehan.

"Kalau kami mempunyai bukti-bukti ada hubungan dengan kelompok lain, tentunya kami akan berani menyatakan kalau itu ada kaitanya. Tetapi kalau tidak ada, kami tidak tidak bisa menyatakan itu," katanya.

Sedangkan Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul menyatakan, ada sejumlah kemungkinan motif pelaku mengibarkan bendera ISIS di pagar Mapolsek Kebayoran Lama.

Kemungkinan pertama, pelaku ingin memprovokasi atau menyebarkan ketakutan di masyarakat.

"Yang kedua, bisa saja orang iseng," ujar Martinus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu siang.

Kemungkinan ketiga, pelaku memanfaatkan situasi yang belakangan terjadi terhadap Polri. Belum lama setelah penyerangan anggota Polda Sumatera Utara, anggota polisi juga diserang seusai salat isya di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.

"Jadi hal-hal ini tentu harus kami waspadai," kata Martinus.

Pelaku yang memasang bendera ISIS juga meninggalkan pesan yang isinya ancaman akan menjadikan Jakarta layaknya Kota Marawi di Filipina Selatan. Marawi diserang kelompok radikal simpatisan ISIS hingga porak poranda.

Namun, Martinus yakin masyarakat tidak akan termakan ancaman tersebut.

"Saya kira aparatur kita pemerintah, kita, kepolisian, TNI, masyarakat sangat kuat untuk menolak hal tersebut," ujarnya.(dns/kps)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved