Inilah Jeritan Hati Mahasiswi setelah Tahu Kampusnya Terancam Tutup karena Sanksi

Bibirnya gemetar dan mulai terdengar suara kecil. Ia mengungkapakan betapa sedih mendengar informasi itu

Editor: AbdiTumanggor
Tribun Medan/Royandi Hutasoit
Mahasiswa di Kampus STIKes Sumut. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Ada pepatah lama mengatakan, "sepandai-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga". Serapi apapun bangkai ditutupi, tetap saja bau busuknya akan menyebar kemana-mana.

Begitu jugalah kisah ketiga perguruan tinggi ini, yaitu STIKes Sumut, Universitas Al Wasliyah Medan (Univa Medan), dan Universitas Al Wasliyah Labuhanbatu.

Ketiga kampus ini mendapat sanksi berat dari Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti sejak Agustus 2017. Namun mahasiswanya sama sekali tidak mengetahuinya.

Baca: Bikin Kaget, Tengok Nih Cara Rahmat Yani Kelabui Calon Mertua supaya Bisa Nikah Sejenis

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kopertis Wilayah I Medan, Sumatera Utara, STIKes Sumut diberikan sanksi administratif.

Sedangkan Univeristas Al Wasliyah Medan (Univa Medan) dan Universitas Al Wasliyah Labuhanbatu tidak diperbolehkan menerima mahasiswa baru dan melakukan wisuda kepada mahasiswanya.

Bagaimana reaksi mahasiswa dari ketiga perguruan tinggi itu setelah mengetahui adanya sanksi berat menghantam kampusnya?

Baca: Aneh, Sudah Bercerai namun Lihatlah Postingan Caisar dan Indadari

Mereka terkejut, bingung, marah, dan bahkan ada yang menangis.

Kalau begini nanti bagaimanalah nasib kami? Kemanalah kami nanti kuliah lagi?" ujar mahasiswi STIKes Sumut, Wenita Venesia Barus.

Ia tertegun ketika mendengar adanya sanksi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yang membuat STIKes Sumut terancam ditutup.

Ia merasa sudah begitu lama di bangku kuliah. Andai kampus keduanya ini ditutup, maka dia akan semakin lama lagi untuk mendapat gelar sarjana yang sangat diinginkan kedua orangtuanya.

Wenita menceritakan sudah berkorban waktu, berkorban biaya, pikiran, dan tenaga demi meraih gelar sarjana.

Namun semua itu nyaris sirna, karena sanksi Direktorat Jendral Kelembagaan Iptek dan Dikti kepada STIKes Sumut.

"Bayangkan, saya harus pulang pergi Kabanjahe-Medan, minimal 20 ribu saya habiskan sehari selama dua tahun lebih," ucapnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved