Edisi Cetak Tribun Medan

Kapal Wira Glory  Berdarah, Penumpang Kalap Tikam Masinis dan Penumpang Lain

Ratusan penumpang Kapal Wira Glory yang melayani penyeberangan dari Kota Sibolga menuju Gunung Sitoli

facebook
Korban pembunuh di atas kapal KM Wira Gloria Kamis (20/12/2017) menewaskan tiga orang 

 TRIBUN -MEDAN.com-  Ratusan penumpang Kapal Wira Glory yang melayani penyeberangan dari Kota Sibolga menuju Gunung Sitoli, Pulau Nias digegerkan adanya kejaian penikaman di dalam kapal, Rabu (20/12), pukul 00.30 WIB.

Mereka panik, histeris, dan berdoa menyaksikan pembunuhan sadis dini hari.

Tiga orang meninggal dunia dan seorang lainnya penumpang kritis lantaran mengalami luka tusuk di bagian tubuh.

Dua penumpang yang meninggal yaitu Peringatan Nduru (25 tahun) dan Anugerah Waozatullo Zebua (25), masinis kapal Wira Glory.

Penumpang bernama Odalige Harefa (50) kondisi kritis lantaran mengalami luka pada bagian leher. Adapun Demajaatulo Laila (50), pelaku penikaman, juga meninggal dunia. Demajaatulo Laila ditembak pada bagian kaki, tangan.

Tidak lama setelah ditembak, pelaku menggorok lehernya sendiri.

"Ada kejadian ini di kapal. Kebetulan saya mau pulang ke Nias naik kapal, tapi para penumpang dikejutkan adanya aksi penikaman. Tiba-tiba seorang penumpang mengamuk kemudian menikam penumpang lainnya. Lokasinya di bagian bawah," ujar seorang penumpang Efentinus Nduru (27) kepada Harian Tribun Medan/Tribun-Medan.com, Rabu (20/12) pukul 04.30 WIB.

Kapal Wira Glory adalah feri penumpang jenis Ro-Ro. Yaitu kapal pengangkut penumpang sekaligus kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar sendiri juga, sehingga disebut sebagai kapal roll on -roll off atau disingkat Ro-Ro.

Efen menyampaikan, beberapa penumpang yang sudah terlelap tidur, tiba-tiba terbangun mendengar suara teriakan minta tolong dari bawah kapal. Puluhan penumpang yang berada di bagian bawah berhamburan menyelamatkan diri.

Mereka berupaya naik ke dek atas kapal lewat berbagai pintu masuk maupun tangga.
Dia merasa bersyukur suasana mencekam tidak berlangsung lama, beberapa personel TNI AL yang berada di dalam kapal turun ke bawah. Penumpang yang masih berada di bagian bawah disuruh menjauh. Personel TNI itu terlihat bernegosiasi dengan penumpang kalap.

Dari kejauhan, beberapa petugas berupaya menenangkan pelaku pembunuhan, mereka menggerakan tangan dan kepala terlihat ada proses berdialog. Tapi, pria paruh baya itu berulangkali mengarahkan pisau ke petugas.

Tidak lama setelah tongkat besi ditarik petugas, kata dia, terdengar beberapa kali suara letupan senjata api dari jarak dekat. Letusan itu membuat penumpang, terutama perempuan makin panik. Mereka berteriak histeris, ada pula hanya berdoa pelan memanggil nama Tuhan. Setelah itu, terdengar suara petugas yang meminta penumpang tenang karena pelaku meninggal dunia.

"Usai mendengar tembakan itu, hampir seluruh penumpang disarankan untuk tenang. Darah segar telihat berceceran di lokasi. Beberapa orang menutup gunakan kain maupun tikar yang ringan. Saya sempat turun untuk melihat keadaan," kata Efen.

"Secara mendetail apa saja yang disampaikan petugas saat negosiasi?" tanya Tribun Medan. Ia menjawab ketika beberapa petugas turun ke bagian bawah, hanya melihat dari atas. Dia tidak berani mendekat karena khawatir suasana riuh enggak terkendali.

"Jujur saja. Saya ikut merasa ketakutan, cemas karena rencana mau mudik Natal dan Tahun Baru tapi dikejutkan adanya peristiwa ini. Penumpang yang ingin pulang ke Nias juga membludak harusnya senjata tajam enggak boleh masuk ke dalam kapal," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved