Edisi Cetak Tribun Medan
Kapal Wira Glory Berdarah, Penumpang Kalap Tikam Masinis dan Penumpang Lain
Ratusan penumpang Kapal Wira Glory yang melayani penyeberangan dari Kota Sibolga menuju Gunung Sitoli
Dia menuturkan, sebelum naik ke atas kapal, ada belasan petugas yang melakukan pemeriksaan, namun peristiwa penikaman masih terjadi. Seharusnya, senjata tajam maupun besi tidak dibenarkan masuk ke dalam kapal. Apalagi, sekarang ini masyarakat banyak mudik ke kampung halaman.
"Keamanan untuk penumpang mudik Natal dan Tahun Baru harusnya lebih ketat dan pelayanan bagus. Kalau ada yang bawa senjata tajam kayak pisau diambil saja. Agar, tidak ada lagi peristiwa serupa di dalam kapal," katanya.
Saat mengabari Tribun Medan, Nada suara Efen tersengal-sengal saat menelepon. Ia mencoba ceritakan kejadian penikaman di kapal tersebut. Suara riuh masih terdengar di dalam kapal. Tatkala, dia menghubungi Tribun Medan, mereka baru saja tiba di Pelabuhan Sibolga. Kapal yang mereka tumpangi enggak melanjutkan perjalanan menuju Gunung Sitoli, melainkan berbalik arah.
"Kapal berangkat pukul 10.00 malam, kejadian pembunuhan itu sekitar pukul 00.30 WIB. Kami sudah hampir ke tengah laut namun kembali ke arah Sibolga. Kapal baru bersandar, beberapa petugas kepolisian baru saja masuk ke dalam," katanya.
Alumni magister Sosiologi USU ini menambahkan, setibanya kapal di Pelabuhan Sibolga, petugas kepolisian langsung mendata penumpang. Para penumpang maupun anak buah kapal (ABK) diperiksa terkait peristiwa penikaman.
Pelaku penusukan juga para korban yang meninggal dunia dan luka didata polisi. Posisi keributan berada di dek bagian bawah kapal, tidak jauh dari parkir truk maupun mobil maupun barang-barang.
Lebih lanjut, ia mengisahkan pria sepuh yang belakangan bernama Demajaatulo Laila (50) mengamuk sejadi-jadinya. Tidak diketahui secara pasti penyebab Demajaatulo marah-marah menikam siapa pun yang berada di sekelilingnya.
"Saya enggak tahu apa alasannya marah hingga berani menikam para penumpang di sekelilingnya. Kebetulan ada keluarga yang di bawah juga enggak tahu. Tiba-tiba saja mengamuk dan menikam penumpang lainnya," ujarnya.
Kapolres Sibolga, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Edwin H Hariandja menuturkan, petugas mengamankan satu buah besi sepanjang 170 sentimeter sebagai barang bukti. Sedangkan, pisau terjatuh ke dalam laut.
"Setibanya kapal di Sibolga, kami mengecek tempat kejadian perkara dan membawa korban yang kritis ke Rumah Sakit Dr FL Tobing agar mendapatkan pertolongan. Kemudian memeriksa para saksi di antaranya Sertu Robert," ujarnya.
Ia berencana melakukan pemeriksaan para saksi meliputi nahkoda, para ABK dan dua petugas pengamanan kapal. Kemudian, melakukan pengamanan di seputaran pelabuhan supaya kejadian serupa tidak terulang lagi. Bahkan, barang-barang penumpang kapal juga akan diperiksa.
(*)