Polisi Tembak Ipar

Kenapa Polri Kecolongan Beri Jabatan Penting Kompol Fahrizal yang Ternyata Sakit Jiwa?

Terbongkar selama ini institusi kepolisian republik Indonesia memberikan tugas strategis dan penting pada orang yang jiwanya terganggu

Instagram Kompol Fahrizal
Kompol Fahrizal saat aktif di kepolisian 

TRIBUN-MEDAN.com - Kenapa selama ini institusi kepolisian republik Indonesia memberikan tugas strategis dan penting di kedinasan kepada seorang Kompol Fahrizal yang jiwanya terganggu.

Hal ini diketahui usai mantan Kasatreskrim Polrestabes Medan, Kompol Fahrizal tengah menjalani perawatan kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa.

Seperti yang diketahui Kompol Fahrizal menembak adik iparnya sendiri bernama Jumingan menggunakan senjata api yang biasa digunakannya untuk kedinasan di kepolisian.

"Sampai saat ini belum bisa digali karena kondisi kejiwaan Fahrizal yang masih labil," kata DirReskrimum Polda Sumut Kombes Andi Rian, Selasa (17/4/2018).

Ditreskrimum Polda Sumut sampai saat ini belum bisa mendapatkan informasi mengenai motif Kompol Fahrizal yang menembak adik iparnya sendiri, Jumingan. 

Baca: Kompol Fahrizal Ternyata Lulusan Terbaik Akpol 2003, Kenapa Tega Tembak Mati Ipar Sendiri?

Bagaimana bisa institusi sekelas Polri bisa meloloskan personil yang jiwanya terganggu? Padahal akademi polri biasanya sangat ketat untuk menyaring calon perwiranya untuk masuk ke kedinasan.

Tatapan Mata Fahrizal Kosong Saat di Interogasi Kapolda Sumut
Tatapan Mata Fahrizal Kosong Saat di Interogasi Kapolda Sumut (Tribun Medan/Andimaz)

Terlebih untuk masuk menjadi perwira harus melewati tes psikologi yang cukup ketat. Ini yang membuat publik bingung terutama rekan-rekan seangkatan Kompol Fahrizal juga sama terheran-herannya.

Kompol Fahrizal dikenal oleh rekan-rekan dan atasannya sebagai seorang polisi dengan memiliki prestasi yang gemilang. Dia masuk dalam lulusan Akpol terbaik pada angkatan 2003.

Ditambah lagi selama berkarir di kedinasan, Fahrizal tidak memiliki tanda-tanda kejiwaannya terganggu. Karirnya meroket usai mengungkap kasus penembakan Kuna, seorang pengusaha senjata api di Medan.

Prestasi inilah yang membawa Kompol Fahrizal bisa sekolah Sespim hingga membawanya naik jabatan menjadi Wakapolres Lombok Tengah, NTB.

Baca: Kompol Fahrizal Minta Pulang Saat Diperiksa Penyidik, Dikira Bekerja Biasa di Penegak Hukum

Benarkah Kompol Fahrizal gila? atau hanya sebagai dalih tersangka untuk menghindari tuduhan hukuman mati yang tengah menunggunya.

Sekali lagi institusi polisi diuji untuk mengungkap kasus penembakan ini. Apa sebenarnya motif yang melatarbelakangi Fahrizal menembak adik iparnya sendiri.

Kombes Andi Rian mengatakan pihaknya membantarkan Kompol Fahrizal ke Rumah sakit Jiwa bertujuan agar mendapatkan observasi kejiwaan yang lebih intens dari para ahli.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved