Kapal Tenggelam
Robot Penyelam Temukan Jasad di Dasar Danau, 5 Fakta Terbaru KM Sinar Bangun Tenggelam
Masyarakat dihebohkan dengan tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun. Kapal yang berangkat dari Simarindo
Bahkan, Sri sempat tenggelam jauh ke dalam danau.
Sementara seorang pemuda bernama Sandri Marianto Sianturi mengisahkan pengalaman mengerikannya sebagai korban selamat KM Sinar Bangun yang tenggelam.
Sarjana Ekonomi itu mengisahkan, dirinya sudah memegang dua pelampung sebelum kapal tenggelam.
Namun, pelampung itu tak jadi dipakai karena ketiga kawannya yang juga menaiki KM Sinar Bangun menertawakannya.
Tribunstyle melansir dari Tribun Medan, "Ada kawan berempat yang tiga sudah dil uar, ada kereta yang parkir di belakang, aku di situ sudah takut juga, sudah kusiapkan pelampung dua, tapi kutanya sama petugasnya, dia bilang aman, jadi saya mau pakai pelampung ketawa kawan saya, tenang saja, jadi ga jadi kupakai," kata Sandri
Sandri melanjutkan, setelah itu dia mengaku aneh karena para penumpang di atas kapal terlihat tenang-tenang saja.
"Naiklah aku ke atas, dan aku lihat kenapa tenang sekali, terus ku tanya teman, dia bilang sudah panik semua, tapi disuruh diam," katanya.
Dirinya pun kembali ke dalam dan berniat mengambil dua pelampung yang tadi sudah dipersiapkan.
Sayang, kapal mulai oleng saat dirinya hendak mengambil pelampung tersebut.
"Kemudian turun lagi aku ke bawah untuk ambil pelampung, saat di bawah kapal sudah oleng ke kanan dan muatan motor di kapal terbalik dan semakin berat ke arah kanan, terbaliklah kapal," sambungnya.
Sandri menjelaskan, saat itu kondisi KM Sinar Bangun sudah sangat gelap.
Dia dan penumpang yang lain terjebak di bagian dalam kapal KM Sinar Bangun.
"Sudah gelap semua di dalam itu terjebak, dua kali ambil napas, mau ambil mapas lagi udah penuh semua dengan air, saya sempat tutup mata, sudah pasrah," kata Sandri.
Sandri pun berusaha untuk mencari jalan keluar.
Setelah itu, dirinya pun baru mengetahui bahwa KM Sinar Bangun sudah dalam posisi terbalik.
"Tapi terbangun lagi, aku pegang besi dan meraba-raba untuk mendorong ke atas dan keluarlah, ternyata kapal sudah terbalik dan orang sudah banyak di atas kapal," ujarnya.
Sandri dan beberapa penumpang lain mengambang di permukaan Danau Toba.
Beberapa saat setelah terbalik, KM Sinar Bangun pun tenggelam.
Semua penumpang termasuk Sandri berupaya mencari barang yang bisa digunakan untuk mengapung.
Akibat panik, sejumlah penumpang berupaya dengan menarik penumpang lain.
"Tidak selang lima menit kapal itu tenggelam dan ia pun berenang, pada waktu itu semua sudah tarik-tarikan," jelasnya.
Sandri sendiri juga tak luput dari tarikan penumpang KM Sinar Bangun yang lain.
Akhirnya, Sandri menemukan sebuah helm.
"Kemudian ada helm, jadi aku ambil untuk pelampung aku dan narik napas ke atas, kalau hanya berenang saja gak sanggup," katanya.
Tak berselang lama, Sandri bertemu sepasang penumpang yang menggunakan pelampung.
Sandri bergabung dengan mereka dibantu pelampung dan helm.
Ketika tengah mengapung, ada seorang perempuan yang menghampiri Sandri dan dua penumpang tersebut.
Menurut Sandri, wanita ini panik hingga tak memegang pelampung melainkan tangan Sandri.
"Rupanya datang cewek satu lagi, panik dia, kalau aku panik juga bisa tenggelam lah kita berempat," ujarnya.
Sandri berkata bahwa bantuan yang datang untuk menolong penumpang KM Sinar Bangun cukup lama.
Hampir satu jam kapal-kapal lain baru datang.
"Hampir satu jam, datang ferry dan melempar pelampung jadi aku berenang langsung ke pelampung itu," tutup Sandri.
5. Keterangan Nakhoda KM Sinar Bangun
Ketika ratusan penumpang masih hilang di Danau Toba, sang nahkoda sekaligus pemilik kapal yakni SS justru selamat.
SS ditemukan oleh Polres Samosir dan menjadi satu dari 18 korban selamat.
Melansir Kompas.com, SS sempat mengaku trauma usai kejadian tersebut.
SS kini akhirnya bersedia angkat bicara.
SS yang kini statusnya telah dinaikkan menjadi tersangka, buka suara dalam wawancara Metro Siang di stasiun televisi swasta Metro TV edisi 24 Juni 2018.
Sebelum diwawancara, SS terlebih dahulu meminta maaf kepada keluarga korban.
Saat ditanya bagaimana ia menyelamatkan diri, SS mengaku bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa saat kapal oleng dan terbalik.
Saat itu, air sudah masuk ke dalam kapal dan ia mencari celah untuk keluar dari pintu kemudi di mana ia sempat terjebak.
"Saya berenang itu tiba-tiba nyari celah untuk keluar dari pintu kemudi. Ruang kemudi di situ ada penumpang kurang lebih ada 7 orang," ujar SS.
Ia lalu memecahkan kaca dan segera berenang keluar.
"Pada saat itu, saya melihat ada kaca, kayak celah ke depan. Saya megangnya rupanya kaca. Saya memecahkan kaca ini," lanjut SS.
Beruntung, SS bisa berenang dan akhirnya menyelamatkan diri.
SS bersaksi bahwa saat itu, semua orang mengambil jalan masing-masing karena sama-sama tak menyangka akan terjadi hal seperti itu.
"Pada saat itu semua ambil jalan masing-masing. Namanya kejadian tiba-tiba, kita berusaha untuk cari jalan keluar alternatif masing-masing," kata SS.
(Tribunstyle/ Irsan Yamananda)
BACA BERITA LAINNYA
Jasad Korban KM Sinar Bangun Masih Utuh, Tergeletak di Dasar Danau Toba
Posisi Jasad dan KM Sinar Bangun Tidak Berubah, Nugroho: Suhu Sangat Dingin, Jenazah Tidak Membusuk
Ritual Kembang Mayang di Danau Toba untuk Anak Semata Wayang yang Hilang Bersama KM Sinar Bangun
Mayat Anak Kecil di Dasar Danau Mirip Dika Asal Binjai, Jenazah Ibunya Sudah Dimakamkan
Deretan Fakta Terbaru dari Tragedi Kapal Karam di Danau Toba, Jumlah Korban hingga Temuan Jasad
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/dadar-danau-berhasil-direkam-robot-rov-merekam-visual-korban-km-sinar-bangun-di-danau-toba_20180628_200356.jpg)