Viral Medsos
Dua ABG Jambret Handphone Turis Belanda di Kawasan Danau Toba
Kedua turis yang menjadi korban ini bernama Miryam (22) Chaslotte (22). Keduanya masih berstatus mahasiswa.
TRIBUN-MEDAN.com-Kabar tidak sedap datang dari Kabupaten Samosir, nama baik daerah tujuan wisata ini seakan tercoreng dengan terjadinya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak baru gede (ABG).
Tindakan kriminal ini terjadi kepada dua orang turis dari negeri Belanda, padahal Kabupaten Samosir memiliki reputasi yang bagus soal keramahan terhadap para wisatawan.
Kedua orang turis ini mengalami penjambretan dari dua orang ABG saat mengabadikan kecantikan alam Danau Toba tepatnya di Simpang Gotting, Kecamatan Harian, Jumat (7/9/2018)
Kedua turis yang menjadi korban ini bernama Miryam (22) Chaslotte (22). Keduanya masih berstatus mahasiswa.
Kepada polisi Miryam dan Chaslotte bercerita kejadian berawal ketika mereka berkeliling dan menikmati panorama Danau Toba dari berbagai sudut.
Muspika Kecamatan Tigapanah Tanam 3 000 Bibit Pohon di Lahan Bekas Kebakaran
6 Fakta Ratu Bandar Narkoba Divonis 2 Tahun, Hingga Hakim Lisfer Berutu Dimutasi & Turun Jabatan
Saat mereka tiba di Simpang Gonting, keduanya pun turun dari Sepeda Motor yang disewanya dan mengambil handphonenya kemudian mengabadikan pemandangan Danau Toba tersebut.
Namun di saat bersamaan dua orang ABG yang diketahui berinisial SK (14) dan RN (16) mendekati mereka dan langsung merampas handphone Samsung yang dipakai Miryam memotret.
Hanya Tiga Bulan di Yerusalem, Kini Kedutaan Besar Paraguay Kembali ke Tel Aviv
LOWONGAN KERJA: KPK Buka Kesempatan Berkarier, Buat Anda Lulusan SMA, D3 dan S1

Kedua ABG ini pun langsung melarikan diri ke daerah Harian menggunakan sepeda motor yang sedari awal mereka persiapkan.
Usai mengalami tindakan kriminal, keduanya pun melaporkan kejadian yang menimpanya. Polisi pun langsung mengejar kedua anak-anak ini, dan dengan cepat meringkusnya di Harian.
"Aksi pengejaran terhadap pelaku pun dilakukan personil kepolisian dan akhirnya menangkap kedua pelaku di Kecamatan Harian. Keduanya pun diamankan bersama barang bukti ke kantor polisi," ujar Humas Polres Samosir, Iptu TL Tobing
Bandara Silangit Akhirnya Berubah Nama Menjadi Bandar Udara Internasional Sisingamangaraja XII
Feri KMP Ihan Batak Layani Penumpang di Danau Toba, Sejak Awal Oktober 2018
Namun saat kedua anak-anak tersebut ditangkap polisi, kedua wisatawan dari Belanda ini tidak melakukan penuntutan karena kedua anak tersebut masih dibawah umur, asalkan handphone yang dijambret dikembalikan.
Kabar tidak sedap ini pun sudah beredar diberbagai media sosial, terutama Facebook, para warganet pun mengutarakan keprihatinannya, karena hal ini sangat memalukan bagi warga Samosir.

Berikut kometar warganet yang dirangkum Tribun Medan dari Grup Facebook Kabar Samosir
@Hotmauli Gultom: Malu lah klu begini.. kita susah payah promosi Samosir tp klu ahlak manusianya begini ya bgm ? Malu benar... WAHAI MASAYARAT SAMOSIR. TOLONGLAH SADAR KLU KITA BISA HIDUP DARI PARIWISATA. JGN GANGGU WISATAWAN. WLU ANAK ANAK BERI SANKSI !
@Sam Osir Jeffrey: Malu nyaaaaaa....... Hal2 yg begini nih yg gak bisa di biarin. Bgmna mau maju samosir itu klo masih ada begundal kayag anak itu? Naso di ajari amongna do naeng i? Kalau mau samosir itu di jadikan jdi pusat wisata orng2 seperti anak itu harus di ungsikan. Krn merugikan banyak pihak.
@Muhammad Rajado Pasaribu: Bohado parmajuna parawisata molo so terjamin do keamanan dohot kenyamanan di kawasan danau toba khususnya di samosir .
@Jimmy Gultom: Bagaimana samosir mau jadi destinasi wisata internasional kalau sikap masyarakatnya pun masih belum ramah, sopan dan bersahabat.
Danau Tektovulkanik Terbesar di Indonesia
Dikutip dari Wikipedia Danau Toba adalah danau Tektovulkanik terbesar di Dunia, yang terbentuk karena letusan Gunung Toba.
Danau ini memiliki panjang 100 kilometer (62 mil), lebar 30 kilometer (19 mi), dan kedalaman 1.600 meter (5.200 ft).
Danau ini terletak di tengah pulau Sumatera bagian utara dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter (2.953 ft).
Danau ini membentang dari 2,88°LU 98,52°BT sampai 2,35°LU 99,1°BT.
Danau Toba adalah lokasi letusan gunung berapi super masif berkekuatan VEI 8 sekitar 69.000 sampai 77.000 tahun yang lalu yang memicu perubahan iklim global.
Letusan ini merupakan letusan eksplosif terbesar di Bumi dalam kurun 25 juta tahun terakhir.
Menurut teori bencana Toba, letusan ini berdampak besar bagi populasi manusia di seluruh dunia.
Dampak letusan menewaskan sebagian besar manusia yang hidup waktu itu dan diyakini menyebabkan penyusutan populasi di Afrika timur tengah dan India sehingga memengaruhi genetika populasi manusia di seluruh dunia sampai sekarang.
Para ilmuwan sepakat bahwa letusan Toba memicu musim dingin vulkanik yang menyebabkan jatuhnya suhu dunia antara 3 to 5 °C (5,4 to 9,0 °F), dan hingga 15 °C (27 °F) di daerah lintang atas.
Penelitian lanjutan di Danau Malawi, Afrika Tengah, menemukan endapan debu letusan Toba, tetapi tidak menemukan bukti perubahan iklim besar di Afrika Timur.
Kementrian PUPR Fokuskan Pembangunan Infrastruktur di Danau Toba
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), tengah melakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran di Sumatera Utara.
Pembangunan secara besar-besaran ini, difokuskan untuk pengembangan pariwisata di Danau Toba sebagai destinasi wisata Internasional.
Terlebih, Danau Toba yang berada di Provinsi Sumatera Utara, masuk dalam Kawasan Startegi Pariwisata Nasional.
Untuk itu, konektifitas dan infrastruktur menuju danau terbesar di Asian ini, terus dilakukan baik dari udara maupun melalui jalur darat.
Usai membuka acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia ke-35 di Auditorium Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Jumat malam, (7/9/2018) kemarin, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan kalau prioritas di Sumatera Utara, masih di Danau Toba untuk pengembangan pariwisata.
"Konektifitas tengah dilakukan antara jalan udara ke jalur darat untuk menuju Danau Toba. Hal ini, akan membuat wisatawan nusatara dan wisatawan mancanegara dengan mudah berkunjung ke Danau Toba," kata Basuki.
"Karena di kawasan Danau Toba, ada Bandara Silangit (Bandara Udara Internasional Sisingamangaraja XII), Bandara Sibisa, ada Bandara Kualanamu. Dari Bandara Kualanamu ada konektifitas ke Danau Toba," sambungnya.
Lebih lanjut, Basuki menjelaskan bahwa selain infrastruktur menuju Danau Toba, Kementerian PUPR juga tengah melakukan penataan keseluruhan disekitar kawasan Danau Toba, untuk menggali pontensi wisata alam dan wisata air dimilik Danau Toba tersebut.
Nantinya, satu Konektifitas jalannya, kedua untuk wisata airnya, jembatannya, air bersihnya dan sanitasinya. Ketiga penataan rumahnya, kita rehab untuk dijadikan tempat wisata etnis.
"Untuk realisasi pembangunan infrastruktur yang dimaksud, sudah berjalan mulai tahun 2018 hingga 2019, mendatang. Dengan pengerjaan dilakukan secara tahap demi tahap," jelas Basuki.
Rencana Jokowi Untuk Danau Toba