Masih Ingat Anthonius Korban Gempa-Tsunami Palu? Jenazahnya Dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan

Anthonius Agung dikenang, usai kisah heroiknya membantu pesawat Batik Air rute Palu-Makassar

Editor: AbdiTumanggor
abdiwan/tribuntimur.com
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memimpin upacara pemindahan makam petugas Air Traffic Controller (ATC) Palu, Anthonius Gunawan Agung (21) yang sebelumnya dimakamkan di Pekuburan Tionghoa, Yayasan Budi Luhur, Jalan Antang Raya ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Makassar, Minggu (11/11). Agung gugur dalam tugas, saat menjadi orang paling akhir mengawasi proses lepas landas pesawat terbang terakhir yaitu penerbangan Batik Air. Pesawat itu diijinkan terbang di Bandara SIS Al Jufri, Palu, saat gempa 7,4 SR mengguncang 28 September lalu. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Anthonius Gunawan Agung, Petugas Air Traffic Controller (ATC) Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu, yang menjadi salah seorang korban tewas dalam gempa bumi dahsyat di Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.

Nama Anthonius Agung dikenang, usai kisah heroiknya membantu pesawat Batik Air rute Palu-Makassar lepas landas di Bandara Mutiara saat gempa berkekuatan 7,4 SR terjadi.

Usai membantu pesawat tersebut take off, Agung kemudin mencoba menyelamatkan diri dari tower ATC yang roboh, dengan melompat dari ketinggian.

Naas bagi pria 21 tahun itu, kakinya patah akibat melompat hingga akhirnya meregang nyawa dalam perjalanan ke rumah sakit.

Anthonius Agung dimakamkan di pemakaman umum di Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Senin (1/10/2018) lalu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memimpin upacara pemindahan makam petugas Air Traffic Controller (ATC) Palu, Anthonius Gunawan Agung (21)  yang sebelumnya dimakamkan di Pekuburan Tionghoa, Yayasan Budi Luhur, Jalan Antang Raya ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Makassar, Minggu (11/11). Agung gugur dalam tugas, saat menjadi orang paling akhir mengawasi proses lepas landas pesawat terbang terakhir yaitu penerbangan Batik Air. Pesawat itu diijinkan terbang di Bandara SIS Al Jufri, Palu, saat gempa 7,4 SR mengguncang 28 September lalu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memimpin upacara pemindahan makam petugas Air Traffic Controller (ATC) Palu, Anthonius Gunawan Agung (21) yang sebelumnya dimakamkan di Pekuburan Tionghoa, Yayasan Budi Luhur, Jalan Antang Raya ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Makassar, Minggu (11/11/2018). Agung gugur dalam tugas, saat menjadi orang paling akhir mengawasi proses lepas landas pesawat terbang terakhir yaitu penerbangan Batik Air. Pesawat itu diijinkan terbang di Bandara SIS Al Jufri, Palu, saat gempa 7,4 SR mengguncang 28 September lalu. (abdiwan/tribuntimur.com)
Namun hari ini, Minggu (11/11/2018) peti jenazah Agung diangkat kembali, dan dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Panaikang, Kota Makassar.

Jenazah Agung dipindahkan, karena dinilai berjasa dan telah menjadi pahlawan dengan menyelamatkan pesawat yang mengangkut ratusan penumpang saat gempa bumi dahsyat terjadi.

Upacara pemindahan makamnya dipimpin langsung Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sehari setelah peringatan Hari Pahlawan.

"Antonius adalah pahlawan transportasi khususnya udara. Tugas sebagai ATC sebagai elemen transportasi udara adalah penuh tanggung jawab yang besar dan Anthonius menunjukkan tanggung jawabnya terhadap tugas itu," kata Budi Karya Sumadi usai memimpin apel pemindahan makam tersebut.

Budi mengatakan, ia menyampaikan duka cita yang mendalam sekaligus salut dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada mendiang Agung, dan juga terima kasihnya ke pemerintah yang memberikan kesempatan kepada Anthonius untuk dimakamkan di TMP Panaikang.

"Ini sangat penting, saya juga membawa seribu siswa transportasi yang ada di Makassar agar mereka tahu, bahwa bertugas sebagai elemen transportasi itu bukan pekerjaan yang ringan, bukan pekerjaan yang gampang. Tanggung jawabnya atas nyawa banyak orang," kata Menhub.

"Karena transportasi memiliki suatu filosofi, keselamatan adalah utama. Saya berharap pengorbanan dari Antonius, disemaikan dimakamkan di TMP ini menjadi simbol bagi kami semuanya, bagi adik-adik yang masih sekolah bahwa kita harus lebih memperhatikan safety," pungkas Budi.

KISAH BALIK KISAH ANTHONIUS AGUNG

Saat itu menara ATC roboh. Anthonius Agung terlambat menyelamatkan diri.

Ia tewas dalam tugas mulia untuk memastikan semua penumpang dan pilot benar-benar sudah mengudara dengan aman.

Itulah momen yang sangat dramatis dialami oleh Capt Ricosetta Mafella, pilot penerbangan Batik Air penerbangan ID6231.

Pesawat Airbus A320 yang diawakinya tinggal landas (take off) saat gempa bumi melanda Palu pada Jumat (28/9/2018) petang lalu, sebelum menara ATC bandara roboh.

Pesawat ini menjadi pesawat terakhir lepas landas dari Bandara Mutiara Al Jufri Palu, sebelum kawasan ini dilanda gempa yang merobohkan menara ATC dan menewaskan petugas yang membimbingnya lepas landas.

Petugas tersebut adalah  Anthonius Gunawan Agung, yang tewas usai menjalankan tugasnya membimbing Batik Air nomor penerbangan ID6231 mengudara.  

Cerita tersebut beredar di sejumlah grup percakapan instan, KompasTekno telah menghubungi Capt. Fella pada Sabtu (29/9/2018) pagi dan mendapat izin untuk menuliskannya.

Kisah ini juga dituliskan Birgaldo Sinaga di akun facebooknya.

Baca: Khasiat Tak Terduga Larutan Kunyit dan Air, Cegah Diabetes, Penyakit Jantung, Hingga Kanker

Diceritakan oleh Capt Fella, hari itu adalah hari terakhirnya terbang di Batik Air, lusa ia sudah kembali ke Lion Air (Batik Air dan Lion Air tergabung dalam Lion Group).

Saat di Bandara Mutiara, Palu, sesaat sebelum keberangkatan, Capt. Fella meminta quick handling, sesuatu yang tidak biasa ia minta kepada ground handling.

"Entah kenapa kayak diingetin harus buru-buru terbang," tulisnya.

Penerbangan Batik Air ID6231 melayani rute Palu-Makassar, dijadwalkan terbang pada pukul 5.55 waktu setempat.

"Pilot Batik Air ID 6231.. Allowed to take off.. Copy", ucap Agung dari menara ATC Bandara Mutiara Al Jufri, Palu.

"Copy. Crew attendant.. Air flight ready to take off", ucap pilot Capt. Ricosetta Mafella, dari ruang kemudi.

Saat mendapat izin untuk takeoff, pesawat mulai rolling di runway, Capt Fella merasakan pesawat bergerak ke kanan dan kiri, getaran terasa mendatar, bukan vertikal.

Ia belum menyadari bahwa apa yang dialaminya saat rolling untuk takeoff itu adalah gempa yang sedang melanda di bandara Mutiara, Palu.

"Tetapi karena di cockpit fokus untuk airborne phase, jadi tetap dilaksanakan karena gak mengganggu," tulisnya.

Menara ATC di bandara Mutiara, Palu yang rusak akibat <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/gempa-bumi' title='gempa bumi'>gempa bumi</a> 7,7 SR pada Jumat (28/9/2018) petang.

Menara ATC di bandara Mutiara, Palu yang rusak akibat gempa bumi 7,7 SR pada Jumat (28/9/2018) petang.(Istimewa)

Pada mulanya, Capt Fella mengira goyangan itu disebabkan oleh permukaan runway yang bergelombang. Setelah pesawat mengudara, awak Batik Air ID6231 menghubungi tower, sesuai prosedur yang berlaku.

Namun saat itu sudah tidak ada jawaban dari menara ATC bandara Palu. Panggilan ke tower ATC Palu dilakukan beberapa kali, namun tetap tidak ada jawaban.

Rupanya, saat itu, tower ATC bandara Palu sudah roboh akibat guncangan gempa, namun hal itu belum disadari awak Batik Air ID6231.

Saat pesawat mencapai ketinggian antara 2.000-3.000 kaki, dan checklist setelah takeoff selesai dilakukan, Capt. Fella melihat gelombang-gelombang aneh di pesisir pantai Palu.

Ia pun mengaku sempat merekam video pendek gelombang tersebut. Namun masih belum sadar apa yang terjadi.

"Tahu ada gempa setelah ada info di radio," tulis Capt. Fella.

Akhirnya, semua kru penerbangan diberi tahu kalau mereka adalah pesawat terakhir yang terbang dari Palu, persis saat gempa terjadi.

Penelusuran KompasTekno dari situs Flightradar24, penerbangan Batik Air ID6231 pada 28 September, tinggal landas dan tertangkap radar pada pukul 18.17 WITA. Sementara gempa bumi yang terjadi di Donggala, Palu dan sekitarnya, tercatat oleh BMKG pada pukul 18.02 WITA.

Dalam tulisan Birgaldo, disebutkan sebenarnya sebelum menuntaskan tugas membimbing Batik Air nomor penerbangan ID6231 mengudara, teman-teman Agung sudah mengingatkan ada gempa.

Namun Agung bertahan menuntaskan tugasnya.

Ini postingan Birgaldo:

Patriot Bangsa Anthonius Gunawan Agung

"Pilot Batik Air ID 6231.. Allowed to take off.. Copy", ucap Agung dari menara ATC Bandara Mutiara Al Jufri, Palu.

"Copy. Crew attendant.. Air flight ready to take off", ucap pilot

Capt. Ricosetta Mafella, dari ruang kemudi.

Pesawat Batik Air itu mulai bergerak perlahan lalu melaju semakin kencang.

Brrakkk... Bummmm.. Brakkk... Bummm...

Tetiba gempa berkekuatan 7.7 skala richter mengguncang Palu. Bandara Mutiara Al Jufri ikut terguncang.

Puluhan orang berteriak ketakutan sambil menyelamatkan diri keluar dari dalam gedung bandara.

Petugas menara control bandara, Anthonius Gunawan Agung juga merasakan getaran gempa yang mengguncang menara air traffic controller.

Agung dalam posisi bertugas memandu pilot Batik Air untuk lepas landas dari landasan. Saat itu jam menunjukkan pukul 17.55 Wita.

Saat gempa terjadi, pesawat masih bergerak kencang di landasan terbang . Pesawat belum terbang penuh. Roda pesawat masih tampak di badan pesawat. Belum menutup.

Sementara di bawah menara, banyak teman2 Agung berteriak ada gempa. Mereka berteriak meminta Agung agar turun dari menara. Agung tidak bergeming meski goncangan tempat duduknya semakin keras.

Ia kukuh bersikap tenang memandu pilot Batik Air. Tugas harus dituntaskannya. Memastikan roda pesawat Batik Air masuk dalam badan pesawat.

"Safe flight Batik Air..Take care", ucap Agung menutup komunikasinya dengan Pilot Batik Air yang sudah posisi aman mengudara.

Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih.

Brakk.. Brummm...

Menara ATC roboh. Agung terlambat menyelamatkan diri. Ia tewas dalam tugas mulia untuk memastikan semua penumpang dan pilot benar2 sudah mengudara dengan aman.

Ia menjadi patriot yang sungguh2 mengemban tugas sepenuh tanggung jawab meski harus kehilangan nyawanya sendiri.

Kami menaruh hormat dan bangga padamu kawan..

Selamat jalan Pahlawan..

Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa menerima arwahmu dalam damai dan tenang.

Salam hormat

Birgaldo Sinaga

Direktur AirNav Indonesia Novie Riyanto menjelaskan kronologi meninggalnya Agung.

"Sebelum gempa terjadi, Agung sedang melayani pesawat Batik Air ID 6231 yang akan terbang dari Palu menuju Makassar. Dia telah memberikan clearance kepada Batik saat gempa terjadi," ujar Direktur AirNav Indonesia Novie Riyanto dalam keterangan resminya, Sabtu (29/9/2018).

Di saat personel AirNav lainnya yang tidak sedang melayani turun dari Tower ATC saat gempa terjadi.

Namun, Agung justru tetap berada di sana lantaran ada pesawat yang belum lepas landas. 

Menurut dia, setelah Batik Air lepas landas, Anthonius baru bergegas turun dari tower untuk menyelamatkan diri.

Namun, saat turun, lantai 4 sudah ambruk dan Anthonius pun melompat hingga mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya

"Dia kemudian menunggu pesawat Batik hingga airborne. Setelah pesawat airborne, kondisi gempa sudah semakin kuat. Beliau akhirnya memutuskan melompat dari cabin tower di lantai 4. Akibatnya Agung mengalami patah kaki," jelas Novie.

Setelah itu, personel AirNav lainnya di Palu membawa Agung ke rumah sakit. Dari hasil rontgen, Agung dirujuk ke rumah sakit lebih besar karena terindikasi mengalami luka dalam.

Novie menambahkan, AirNav berupaya untuk mendatangkan helikopter dari Balikpapan. Namun, karena kondisi bandara, helikopter baru dapat diterbangkan Sabtu pagi.

"Namun sebelum helikopter tiba, Agung menghembuskan napas terakhirnya dan jenazahnya akan diterbangkan menuju Makassar untuk selanjutnya dimakamkan di Makassar sesuai dengan permintaan pihak keluarga," terang dia.

Atas dedikasinya tersebut, AirNav Indonesia memberikan apresiasi kepada Agung berupa penaikkan pangkat.

"Agung telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam memberikan pelayanan untuk mewujudkan keselamatan penerbangan. Karena itu, kami akan memberikan penghargaan kepada almarhum dengan menaikkan pangkatnya sebanyak dua tingkat serta bentuk apresiasi lainnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” tutur Novie. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dan Kompas.com dengan judul "Cerita Pilot Batik Air yang Takeoff Saat Gempa Palu, Sebelum Tower Roboh

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved