Lima Pengeroyok Anggota TNI Dibekuk, Identitas Oknum Pembakar Mapolsek Ciracas Jangan Ditutupi

"Jadi Polri ada rasa ewuh pakewuh (sungkan) dengan saudara tua. Sehingga polisi sangat 'menghargai' militer.''

Editor: Tariden Turnip
Kompas.com/facebook eris riswandi
Terduga pelaku penganiayaan TNI di Ciracas 

Ganjalan lain, menurutnya, Polri masih "terbelenggu" pada masa lalu dimana ketika Orde Baru fungsi keamanan dipegang militer. Padahal semestinya kedua institusi tersebut, kata Bambang, menyadari posisi masing-masing.

"Jadi Polri ada rasa ewuh pakewuh (sungkan) dengan saudara tua. Sehingga polisi sangat 'menghargai' militer. Padahal kalau berpikir tupoksinya berbeda kan. Polisi jaga keamanan, tentara pertahanan. Ini yang harus segera diperbaiki dengan mengubah mindset."

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai, tim investigasi terkait peristiwa perusakan Polsek Ciracas pada Rabu (12/12/2018) dini hari, sebaiknya berasal dari institusi kepolisian dan TNI.

Wakil Koordinator bidang Advokasi Kontras Putri Kanesia menjelaskan, sinergisitas penanganan peristiwa tersebut dibutuhkan agar hasilnya pun objektif.

"Saya pikir juga penting, misalnya satu tim investigasi yang diturunkan sebaiknya dari dua institusi ini, baik Polri maupun TNI supaya objektif," ujar Putri saat dihubungi oleh Kompas.com, Kamis (13/12/2018).

Peristiwa perusakan diduga terkait dengan kasus pengeroyokan anggota TNI yang terjadi sehari sebelumnya.

Selain itu, ia juga mendorong agar oknum yang melakukan pembakaran maupun perusakan perlu diproses melalui pengadilan sipil.

"Ini menjadi catatan kalau misalnya ditemukan bahwa pelaku pembakaran adalah anggota TNI, maka harus segera diproses melalui pengadilan sipil," jelas dia. (tribunnews.com/kompas.com/bbc news indonesia)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved