News Video

Warga Diprotes karena Masak Babi di Rumah, Aromanya Disebut Cemarkan Udara ke Tetangga, VIDEO VIRAL

Keributan terjadi lantaran seorang pria sedang memasak daging babi (b2) namun diprotes warga yang merupakan tetangganya

Instagram Forumbatak
Cekcok warga karena aroma masakan babi yang dinilai cemarkan rumah tetangga 

TRIBUN-MEDAN.COM - Video cekcok antar-tetangga ramai diperbincangkan di media sosial.

Mereka cekcok bukan karena kasus kriminal berat.

Keributan terjadi lantaran seorang pria sedang memasak daging babi (b2) namun diprotes warga yang merupakan tetangganya.

"Ini b2 (babi) gak bisa!" ucap pria bertubuh tambun.

Warga yang diprotes merasa kaget, ia berdalih tak ada undang-undang atau peraturan daerah (perda) yang melarang memasak babi di kediaman rumah tangga.

"Bapak tidak bisa seperti itu. Tidak ada undang-undang warga DKI boleh mengintervensi masakan tetangga," tuturnya.

Pernikahan Mendadak Berubah jadi Perkelahian antara Tamu dengan Staf Hotel, Pemicunya Makanan

Skripsi #2019GantiPresiden Antar Gadis Ini Jadi Lulusan Terbaik Unpad, IPK-nya 4!

Tonton video lengkapnya;

Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV

2 Anak Jenderal dan 7 Anak Kombes Dipecat dari Akpol karena Aniaya Junior hingga Meninggal Dunia

Kabar Terbaru Ani Yudhoyono, Gaya Hidup Sebelum Divonis Kanker Darah dan Dirawat di RS Singapura

BERITA KESEHATAN: 8 Ciri-ciri Terkena Kanker Darah Leukimia, SBY Mohon Doa Kesembuhan Ani Yudhoyono

Aksi kedua pria ini menjadi tontonan warga lainnya, beberapa di antara mereka pun mencoba melerai agar tak terjadi kontak fisik.

"Sekarang saya tercemar. Saya di sini sejak kecil, dari umur 16 tahun," ucap pria yang protes.

"Saya tahu. Tapi bapak gak punya hak," jawab pria itu membela diri.

Situasi semakin memanas, bahkan pria bertubuh tambun itu mulai mengeluarkan kata-kata kasar.

"Saya punya hak. Itu babi!" ucapnya dengan kasar.

Mayat Perempuan Ditemukan di Kompleks Rumah Dinas Wali Kota Manado

Jokowi Justru Turun dan Salami Ibu-ibu saat Konvoi Mobil Rombongan Diadang Massa Demonstran

Satu di antara mengunggah video ini yakni akun instagram @forumbatak.

"LAGI VIRAL di medsos. Masak Daging B2 didalam Rumah Pribadi Diprotes. ." tulis akun tersebut.

Pantauan www.tribun-medan.com pada Kamis (14/2/2019) pukul 10.10 WIB, video ini sudah disaksikan lebih dari 9.200 kali dan mendapat banyak komentar dari warganet.

Melansir kompas.com, Lurah Cengkareng Barat Boy Raya membenarkan perseteruan itu terjadi di wilayahnya.

Pria yang diprotes, Doni, memasak babi untuk dijual kembali. 

"Ceritanya Pak Doni ada dagang, terus ada Pak Kuswanto tuh, kan, tetangga depan rumahnya, merasa terganggu dengan asap," kata Boy ketika dihubungi, Kamis (14/2/2019).

Boy mengatakan, tidak ada aturan yang melarang warga memasak.

Meski demikian, lanjut dia, Doni akhirnya mengalah dan berdamai dengan tetangganya.

Ia akan memasang ventilator agar asapnya tak mengganggu warga lain.

"Sudah oke, sudah clear. Tadi, kan, musyawarah juga di tempatnya Pak Anto, Pak Doni juga hadir di sana," ujar Boy.

Boy mengatakan, tetangga Doni yang protes, Kuswanto, merasa asap dari masakan rumah Doni tercium hingga rumahnya yang terletak di depannya.

Adapun Doni, memasak makanan yang mengandung babi karena berdagang.

"Kalau ke atas menurut Pak Kuswanto asapnya tercium oleh beliau. Tapi sudah clear kok, sudah disepakati juga di situ bahwa permasalahannya sudah selesai," ujar Boy.

Boy menyayangkan video perseteruan mereka sempat viral. Ia berharap masalah yang sama tak lagi terulang.

"Kan kalau ada asap tetangga kalau menyangkut lingkungan, kan harusnya tingkat RT atau RW. Tapi kan mungkin warga main viralkan saja, di Facebook, atau langsung ke aparatur," kata Boy.

Warga resah konsumsi babi

Pasca penemuan cacing pita sepanjang 10, 5 meter dari salah seorang warga di Nagori (Desa) Dolok, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, warga setempat kini takut memakan daging babi mentah.

"Itu lah positifnya. Mereka jadi ada rasa takut memakan daging mentah itu. Sebetulnya tidak apa memakan daging, asal saja dimasak," ujar Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Silau Kahean, dr Bima Barus kepada wartawan, Rabu (28/3/2018) sore.3

Donal Awi (45), penjual daging babi yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif dari Hanura.
Donal Awi (45), penjual daging babi yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif dari Hanura. (KOMPAS.COM/FABIAN JANUARIUS KUWADO)

Bima mengatakan, pihaknya terus melakukan penyuluhah kepada warga agar tetap menjaga faktor kesehatan makanan.

Puskesmas juga rutin memberikan obat cacing kepada anak-anak hingga dewasa. Namun upaya itu, sambung dia, terbentur pola konsumsi warga terhadap makanan khas Simalungun yakni Hinasumba. Makanan tersebut berbahan daging babi yang tidak dimasak.

"Itu memang makanan khas di sini. Kata warga makanan khas itu lebih enak dimakan tanpa dimasak," tutur Bima.

Begitupun, setelah penemuan kasus oleh tim Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan, 2 November 2018.

Puskesmas sudah mengajukan usulan pengadaan obat cacing pita ke Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun.

"Namun sejauh ini belum ada obat dimaksud setelah kita usulkan ke Dinas Kesehatan," kata dr Bima Barus, Kepala Puskesmas Silau Kahean, saat dihubungi Rabu (28/3/2018) sore.

Bima menyebut, obat cacing pita tersebut bernama "praziquantel".

Obat itu tidak ada di Kabupaten Simalungun, bahkan tak diproduksi di Indonesia.

"Obat praziquantel itu harus diimpor dari luar negeri, seperti Thailand atau Vietnam. Harganya mahal karena impor itu tadi," ungkapnya.

Bima menambahkan, dari 16 nagori atau desa di Kecamatan Silau Kahean, baru 3-4 nagori yang dikunjungi tim peneliti dari FK UISU Medan yang dipimpin dr Umar Zein selaku Ketua Peneliti Cacing Pita FK UISU Medan.

"Itu karena faktor keterbatasan obat yang ada pada mereka saat melakukan penelitian di sini," tutupnya

(hen/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved