Dibangun dari Anggaran Pusat, Kolam Renang Stadion Sidikalang Mubazir dan Memprihatinkan
Anggaran untuk pembangunan kolam renang ini berasal dari dana pusat dan dibangun saat masa kepemimpinan Bupati Dairi MP Tumanggor.
TRIBUN-MEDAN.COM, DAIRI - Kondisi kolam renang yang berada di Kompleks Stadion Utama Panji Sibura-bura, Kelurahan Batangberuh, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, memprihatinkan. Bahkan terbilang sudah tak layak lagi dipergunakan.
Pantauan Tribun Medan, Minggu (7/4/2019), air kolam tinggal genangan saja.
Ubin keramik yang menjadi bahan lantai dasar kolam telah berlumut dan banyak yang pecah.
Aneka fasilitas di atasnya pun rusak. Begitu pula dengan kamar ganti. Secara keseluruhan, areal kolam terlihat berantakan dan dipenuhi tanaman liar.
Menurut warga, kondisi itu sudah berlangsung lama. Pada malam hari, kondisi kolam begitu suram, dan bagi beberapa warga tampak menyeramkan, karena minim penerangan.
Situasi tersebut berpotensi dimanfaatkan oknum muda-mudi untuk berbuat maksiat.
"Kalau enggak salah, dibangun tahun 2009 itu, berselang beberapa bulan setelah gedung stadion selesai dibangun. Sempat difungsikan dan dinikmati masyarakat. Namun, itu hanya sebentar, sebab airnya lambat laun habis dan enggak terisi kembali. Katanya, kolamnya bocor," ujar Hartono Capah, warga sekitar.
Kecacatan bangunan kolam renang tersebut, masih menurut warga, diduga disebabkan proses pengerjaannya dahulu asal jadi.
Wakil Ketua DPRD Dairi Benpa Hisar Nababan berkomentar, anggaran untuk pembangunan kolam renang ini berasal dari dana pusat dan dibangun saat masa kepemimpinan Bupati Dairi MP Tumanggor.
"Saya memang belum anggota dewan kala itu, tetapi saya masih ingat dahulu tujuan kolam renang itu dibangun, yaitu sebagai pusat pelatihan renang dan diversifikasi destinasi wisata di Dairi, serta sumber pemasukan daerah," terang Benpa, kala ditemui Minggu (7/4/2019).
Benpa mengatakan, bangunan terbengkalai seperti kolam renang Stadion Panji Sibura-bura ini masih banyak di Dairi, seperti bangunan poskesdes atau pustu yang ada di desa-desa.
Hal itu, aku Benpa, disebabkan oleh beberapa faktor. Namun, faktor utama ialah soal kepedulian.
"Karena pemerintah kurang peduli makanya jadi seperti itu. Artinya, sesudah dibangun, ya sudah," ucap Benpa.
Ia berharap, Bupati dan Wakil Bupati Dairi terpilih dapat memperhatikan hal ini, agar seluruh bangunan mubazir ini di Dairi difungsikan kembali, sehingga pembangunan diselenggarakan terhadap sektor yang belum ada saja.
"Terkait kolam renang ini, saya rasa memang perlu direhabilitasi. Namun, setelah itu serahkan saja pengelolaannya pada pihak ketiga kalau memang Dinas Pemuda dan Olahraga selaku SKPD terkait tak mampu mengelola," pungkasnya.