Alamak

Perdebatan Soal Jilbab Kembali Ramai Dibicarakan di Jerman Saat Digelarnya Pameran Fashion Muslimah

Penutup kepala yang dikenakan perempuan Muslim selalu menjadi topik kontroversial, khususnya di Jerman

Editor: AbdiTumanggor
Toronto Sun
Khawla Noman, Gadis yang jilbabnya dipotong saat akan pergi ke sekolah. 

Ungkapan "modest fashion" dikembangkan oleh perancang busana Muslim sebagai reaksi terhadap pandangan kontradiktif dalam komunitas keagamaan tentang perempuan dan kesopanan.

"Modest fashion" adalah industri yang telah berkembang selama beberapa tahun terakhir.

"Wanita Muslim membelanjakan 37 miliar Euro untuk fesyen setiap tahun," kata Jill DAlessandro, dan tren itu terus meningkat.

Pameran ini mengeksplorasi jiwa zaman yang didorong oleh majalah mode baru seperti Vogue Arabia, dan juga oleh influencer di jejaring sosial.

Di media sosial, citra baru seorang Muslim yang keren dipamerkan oleh para "hijabistas" dan "mipsterz", para hipster Muslim.

Desainer dan merek fesyen terkemuka telah lama mengadopsi tren ini.

Pada tahun 2015, perusahaan pemroduksi pakaian H&M menampilkan model dengan jilbab dalam sebuah iklan untuk pertama kalinya.

Pada 2016, perusahaan mode Dolce & Gabbana meluncurkan koleksi untuk wanita Muslim. Produsen Jepang Uniqlo juga menghadirkan koleksi khusus untuk Muslim.

Pameran "Contemporary Muslim Fashions" ini juga menampilkan desain dari Oscar De La Renta dan Dolce & Gabbana: desainer Barat yang juga mengorientasikan diri mereka ke arah fesyen busana Muslim.

Perspektif baru

Ide untuk pameran ini datang dari Direktur MAustria Max Hollein, yang sebelumnya mengepalai San Francisco Museum of Fine Art dan, sebelum itu, menjabat sebagai Direktur Museum Städel di Frankfurt.

Perencanaan dimulai pada 2016, tak lama sebelum Donald Trump terpilih sebagai presiden AS. Acara ini diselenggarakan di AS selama periode ketika sikap anti-Islam menjadi semakin terlihat dan nyata di negara itu.

Polarisasi sikap yang serupa juga terlihat di Jerman saat ini, dan semua pertanyaan terkait integrasi pengungsi tetap menjadi topik utama.

Tetapi pameran "Contemporary Muslim Fashions" tidak ingin dilihat sebagai reaksi terhadap isu ini.

"Kami hadir tidak untuk menyelesaikan masalah, melainkan untuk menawarkan perspektif baru pada bagian yang sangat menarik dari dunia mode yang telah lama diabaikan oleh Barat," kata kurator Jill DAlessandro.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved