PGN dan Pertamina Klaim Tak Bersalah soal Ledakan Jalan Kruing, Kapolda Pastikan yang Lalai Dihukum
Baik dari pihak Perusahaan Gas Negara (PGN) maupun dari pihak PT Pertamina sama-sama mengklaim gas mereka aman dan tidak ada terjadi kebocoran
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
PGN dan Pertamina Klaim Tak Bersalah soal Ledakan Jalan Kruing, Kapolda Pastikan yang Lalai Dihukum
TRIBUN-MEDAN.com - Teka-teki penyebab ledakan yang terjadi di salah satu rumah toko (Ruko) berlantai tiga di Jalan Kruing No 3D, Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah, Sumatera Utara, Kamis (11/4/2019) lalu, sampai saat ini masih menjadi misteri.
Baik dari pihak Perusahaan Gas Negara (PGN) maupun dari pihak PT Pertamina sama-sama mengklaim gas mereka aman dan tidak ada terjadi kebocoran.
Beberapa waktu lalu, Perusahaan Gas Negara (PGN) langsung melakukan pengecekan di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dari hasil pengecekan dengan menggunakan alat detektor dari rekan-rekan PGN yang mengetahui bidang gas, alat detektor ini menunjukkan dilingkungan sekitar sini masih ada gas
Manager PGN Area Medan, Saeful Hadi membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan menggunakan alat detektor.
"Jadi saya kebetulan sudah dilapangan. Dari pemeriksaan saya, fasilitas gas kami aman," kata Saeful, Kamis (11/4/2019) lalu.
"Mereka juga menggunakan LPG 3 kg dan 12 kg. Sepertinya ini penyebabnya dan tapi kita masih tunggu hasil penyelidikan polisi dulu," bebernya.
Bupati Talaud Sulawesi Utara Sri Wahyumi Manalip Dikabarkan Ditangkap KPK, Simak Foto-foto Cantiknya
LIGA CHAMPIONS - Jadwal Siaran Langsung,Preview Barcelona vs Liverpool dan Tottenham Hotspur vs Ajax
Kronologi Oknum PNS Cabuli Gadis 14 Tahun, Disekap Bikin Korban Pingsan, Trauma Sampai tak Kenal Ibu
Lebih lanjut, Saeful meminta agar para pihak dapat bersabar. Karena tim dari PGN sudah pada di lapangan dan saat ini mereka sedang melakukan investigasi.
Terpisah, beberapa waktu lalu Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina Marketing Operation Region I-Sumbagut, M Roby Hervindo mengatakan di lokasi kejadian mereka memang menemukan sejumlah tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram dan 12 kilogram.
Namun mereka tidak menemukan adanya indikasi bahwa sumber ledakan berasal dari tabung gas elpiji tersebut.
Mereka juga menemukan adanya instalasi gas bumi rumahan yang terpasang di lokasi ledakan. Namun mereka tak mau menyimpulkan, dan menyerahkan penyelidikan penyebab ledakan tersebut, kepada pihak kepolisian.
“Itu bukan kesimpulan, tapi hasil sementara. Seluruhnya kita menunggu kepastian dari hasil penyelidikan Kepolisian lah," ujar Roby pada Jumat (12/4/2019) lalu.
Detik-detik Kakek Juan Diseruduk Banteng 500 Kilogram pada Festival Lari Banteng di Pamplona Spanyol
Intip Najwa Shihab kala Liburan di Bali, Unggah Pesona Keindahan Alam Pulau Dewata yang Eksotis
MENYASAR People Power, Bara Hasibuan Tegaskan PAN Tidak Terlibat, Bikin Situasi Tegang tanpa Dasar
"Informasi awal, ada tabung elpiji 3 kg dan 12 kg. Tapi, berjumlahnya tidak tahu. Karena, kondisi TKP sudah police line. Kita juga meminta keterangan tetangga juga,” jelas Roby.
Pascaledakan, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto beserta jajaran datang meninjau lokasi kejadian, untuk mencari tahu apa penyebab ledakan hebat itu terjadi.
Dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 18.35 WIB itu, diketahui 12 orang menjadi korban. Dengan 2 di antaranya meninggal dunia, lalu 6 mendapatkan perawatan dan 4 lainnya berobat jalan.
"Dari tadi malam kita sudah laksanakan olah TKP. Dari hasil olah TKP, tidak ditemukan kaitan dengan bahan peledak. Berdasarkan keterangan saksi yang kita peroleh, bahwa sejak pagi mereka sudah mencium bau gas," kata Agus di TKP, Jumat (12/4/2019) lalu.
Gadis Remaja Disekap 5 Hari dan Diperkosa Oknum PNS lalu Rekam Aksinya, Korban Trauma Akut
BKM Masjid Perjuangan 45 Tangkap Basah Pelaku Pencurian Uang Infak ketika Tengah Beraksi
"Karena situasi TKP seperti ini, kita sama-sama sekarang akan melaksanakan olah TKP bersama dengan PGN. Kita juga bekerjasama dengan Basarnas Kota Medan untuk olah TKP mengetahui sumber ledakan dimana, yang menyebabkan terjadi ledakan. Apakah dari PGN atau dari tabung gas. Karena korban menggunakan 2 gas PGN dan satu tabung gas," urai Agus.
Masih kata Agus, pihaknya menyatakan sampai saat ini ledakan diakibatkan dari tabung gas dan saat ini masih terus dilakukan pemeriksaan bersama-sama.
"Mudah-mudahan sumber ledakan segera diketahui," ujarnya.
Soal adanya dugaan yang diinformasikan masyarakat, bahwa penyebab ledakan diduga dari keran gas PGN yang bocor. Agus tidak mau asal menuduh, apalagi dalam peristiwa ini ada korban. Dirinya sudah ingatkan PGN untuk mencari tahu penyebab ledakan.
"Karena ini sama-sama masih kita cium bau gas. Kita minta untuk segera dilakukan pengecekan, jangan sampai ada korban yang lain. Karena masyarakat disini cukup padat. Jadi saya minta, kepada PGN untuk lakukan pengecekan di instalasinya. Untuk kejadian ini, siapapun yang lalai dia akan kita proses sesuai ketentuan hukum yang berlalu," tegas Agus.
Videonya Bersama Penari Telanjang Beredar, Caleg Mundur: Ucapan & Tindakan Saya Dipengaruhi Miras
Untuk diketahui, Insiden ledakan dasyat itu mengakibatkan 2 orang tewas, masing-masing bernama Jafier (10) dan Eren (2). Sebanyak 10 orang korban juga mengalami luka dan telah dilarikan ke rumah sakit.
Pemilik Sate Kerang Rahmat, Rahmat Efendi (43) dan Nurmala Dewi istrinya menjadi korban. Mereka mendapat luka bakar lebih dari 50 persen dan dirawat di rumah sakit.
Setelah sepekan berjuang, untuk menghadapi luka bakar yang diderita lebih dari 50 persen di RS Royal Prima hingga akhirnya dipindahkan ke RS Imelda Medan.
Rahmat akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 14.00 WIB. Sementara sang istri masih sempat berjuang untuk sembuh dari luka bakar yang diderita.
Hingga akhirnya Nurmala menghembuskan nafas terakhir pada (25/4/2019) pagi, menyusul kepergian sang suami.
Pasca meninggalnya sang istri, Tribun-medan.com sempat menyambangi kediaman rumah keluarga Rahmat di Jalan PWS Lorong Kerang. Namun kondisi rumah kosong dan tidak ada orang.
Menurut salah seorang warga sekitar yang sedang berkegiatan di masjid, istri Rahmat memang sudah meninggal dan pihak keluarganya meminta agar jenazah dikebumikan di daerah Tembung. Namun tidak diketahui pasti dimana letak area korban dikebumikan.
Teranyar, Agus mengatakan bahwa apabila benar telah terjadi kelalaian dalam peristiwa ledakan di Jalan Kruing. Maka pelaku akan di jerat pasal 359 KUHP. Karena telah lalai mengakibatkan orang mati.
"Kita menunggu hasil Labfor apakah ledakan akibat gas pipa PGN atau kelalaian dari pemilik yang membuat instalasi," tegas Agus, Senin (29/4/2019) malam.
"Kalau kerusakan instalasi, tentunya ini kelalaian pemilik. Akan dikenakan pasal 359," jelas Agus.
(mak/tribun-medan.com)
