Fira Fatmasiefa si Anak Medan Penggemar Astrofisika yang Diperebutkan 5 Kampus Terkenal di Amerika

Di usianya yang masih belia, Fira sudah memiliki prestasi-prestasi di kancah nasional hingga internasional.

Tribun Medan/ Danil Siregar
Fira Fatmasiefa Anak Medan Penggemar Astrofisika yang Diperebutkan 5 Kampus Terkenal di Amerika. Fira Fatmasiefa, sosok perempuan yang menginsiprasi. Di usianya yang masih belia, Fira sudah memiliki prestasi-prestasi di kancah nasional hingga internasional. 

Fira Fatmasiefa Anak Medan Penggemar Astrofisika yang Diperebutkan 5 Kampus Terkenal di Amerika

TRIBUN-MEDAN.com-Wajah cantik dengan segudang bakat dan prestasi menjadi kombinasi sempurna yang melekat pada wanita.

Di balik paras cantiknya, Fira Fatmasiefa adalah sosok perempuan yang menginsiprasi. Di usianya yang masih belia, Fira sudah memiliki prestasi-prestasi di kancah nasional hingga internasional.

Fira memiliki cita-cita mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan bagi bangsa, serta memiliki keinginan besar untuk mempersembahkan penghargaan bertaraf dunia di bidang ilmu pengetahuan dan sains, untuk bangsa dan negara Indonesia.

Ia memilih mendaftar sebagai mahasiswa dan diterima di jurusan Astrofisika di University of California, Berkeley. Astroflsika adalah bidang minat yang disukai Fira. Dengan bidang tersebut, ia dapat mengeksplorasi segala hal tentang alam semesta.

"Minat saya di dunia Astrofisika. menjadi makin besar utamanya sejak saya menjadi Team Leader dan Project Manager untuk Chandra Kumala School Space Research Program, yakni penelitian ilmiah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang dijalankan bersama Lembaga Antariksa Amerika (NASA) dan telah dipresentasikan dengan memperoleh penghargaan di Pertemuan Perkumpulan Penelitian Gravitasi dan Luar Angkasa Amerika (American Society for Gravitational and Space Research Meeting / ASGSR) di
Bethesda, Maryland, Amerika Serikat," ujar Fira.

Perempuan kelahiran Surabaya, 9 Juni ini juga diterima di lima universitas ternama di Amerika Serikat, dengan jalur berusaha mandiri dengan system pengiriman aplikasi dan penerimaan lewat Portal COMMON-APP, (tanpa melalui perantara lembaga konsultan-konsultan edukasi).

Arist Merdeka Sirait Minta Kejari Taput Menahan Guru Predator Seksual 11 Murid SD di Siborong-borong

AKHIRNYA Pemuda yang Ancam Penggal Kepala Presiden Jokowi Ditangkap, Tak Lagi Garang di Depan Polisi

Badan Kemakmuran Mesjid Taqwa Gelar Kuliah Subuh untuk Menambah Pengetahuan Agama Jamaah

Ketua KPPS Desa Parbubu Tarutung, Luhut Ferry Parsaoran Tergantung di Pohon, Diduga Bunuh Diri

Lima universitas ternama di Amerika Serikat itu adalah University of California Berkeley (UC BERKELEY), University of California Davis (UC DAVIS), University of California Irvine (UC IRVINE), Colorado State University (CSU), dan Georgia State University (GSU).

Namun, Fira memilih University of California, Berkeley sebab UC Berkeley ini merupakan salah satu universitas terbaik di dunia dan juga merupakan universitas penyaji program fisika, astronomi dan sains luar angkasa yang juga berperingkat terbaik di dunia, dengan memiliki empat laboratorium sains luar angkasa.

Universitas tersebut juga memiliki jumlah pemenang hadiah Nobel paling banyak di dunia.

"Jurusan yang mau saya jalani ini Astrofisika, selain mengobservasi tentang bintang, hukum fisika. Astrofisika itu jadi peneliti antariksa, bintang-bintang, galaksi karena di luar angkasa masih banyak yang belum kita tahu," ucapnya.

Erwin Siahaan, Pengemudi Ojol yang Sukses jadi Anggota DPRD Medan, Begini Kisah Inspiratifnya

VERA OKTARIA TERKINI - Hasil Autopsi Menguak Penyiksaan Dialami Kasir Indomaret, Penjelasan Kapolres

Diakui Fira, sejak kecil, jiwa rasa ingin tahunya cukup tinggi. Ia sering bertanya kepada orangtuanya tentang hal-hal yang tidak biasa ditanyakan seorang anak kecil pada umumnya.

"Saat saya kecil, saya suka bertanya tentang bintang-bintang, tumbuh-tumbuhan. Kata ibu saya, saya sudah punya rasa ingin tahu yang besar. Dan orangtua saya selalu menjawab pertanyaan saya dengan sabar, kalaupun mereka (orangtua) enggak tahu jawabannya, mereka selalu bilang nanti kita cari jawabannya. Dari dulu jiwa keingintahuan kita itu tidak pernah dimatikan,"ujar Fira.

Ketika masih duduk di kelas enam SD, Fira sudah mulai melakukan penelitian riset bidang teknologi terapan yang memenangkan The Best Applied Teknology pada Kalbe Junior Scientist Award 2011 se-Indonesia.

Riset ini berupa kreasi alat pendeteksi kejadian mengompol pada bayi (wet alarm for baby). Alat berprinsip alarm, dengan memiliki sensor yang sensitive pada kondisi basah, yang diletakkan di bawah alas tidur bayi,
dimana jika bayi mengompol dan sensor terbasahi akan membunyikan alarm, dan berarti
memberitahukan kepada ibu atau pengasuh bayi bahwa bayi telah basah.

Fira berpartner dengan adiknya, hingga mendapatkan
apresiasi dari masyarakat dengan diterimanya banyak permintaan untuk memesan dan dibuatkan
alat ini.

"Ada lomba Kalbe kompetisi target anak SD, sains jadi saya dan adik coba ikuti itu dan teryata setelah mengikuti lomba itu saya suka sama penelitian. Saya suka sains dari sisi meneliti dan mempelajari hal-hal baru. I really like dan sangat menghargai sains karena saya bisa tahu kenapa hal itu bisa terjadi. Melalui sains kita bisa tahu, bisa meneliti dan menemukan sesuatu," ungkapnya.

Sejak saat itu, Fira menyukai lomba-lomba dan orangtuanya selalu mendukung dan menyemangatinya agar tak pernah menyerah.

Tukang Pangkas Rambut Ditangkap Polisi saat Konsumsi Sabu di Gubuk Milik Warga

Prabowo-Sandi Pecundangi Jokowi - Maruf Amin di Kota Medan, Kuasai 14 Kecamatan, Ini Rinciannya

"Setelah saya ikut KJSA (Kalbe Junior Scientist Award) saya suka research, SMP dan SMA saya ikut kompetisi Lomba Peneliti Belia Sumatera Utara (LPBSU), lomba nasional dan internasional," katanya.

Saat kelas dua SMP, Fira melakukan riset bidang environmental
science, tentang pembuatan kertas daur ulang dari bahan limbah tebu (Eco-friendly paper from Bagasse). Selanjutnya ia melakukan riset bidang Fisika, meneliti tentang kapasitas absorbsi panas oleh berbagai jenis dan type rambut untuk mencari kesimpulan seberapa maksimum derajat panas yang mampu ditolerir oleh rambut manusia.

Selain itu, Fira juga melakukan riset bidang environment science, yang
meneliti optimalisasi daur ulang limbah kulit kerang simping atau windows pane oyster, sebagai
bahan pngganti pembuatan gypsum relief yang lebih bernilai ekonomis dengan utilisasi yang
lebih berdaya guna.

Selain itu, Fira dinyatakan sebagai peraih score tertinggi se-Indonesia di periode ujian May-June 2017 oleh Cambridge International Education. Edexcel International A-Levels (2016 hingga 2018), dengan hasil overal memuaskan.

"Saya pernah juga ikut lomba tingkat provinsi, saat saya enggak menang saya coba ikut lomba lagi. Saya ikut lagi sampai tahun keempat. Saya belajar lebih banyak, hingga di nasional menang dapat medali emas. Lalu kami ikut lomba International tahun 2017, kami pergi ke Jerman untuk ikut kompetisi yang internasional, untungnya kami bisa mendapat medali emas juga," kata Fira.

"Bayangin kalau tahun keempat ini saya beneran nyerah enggak lanjut lagi apa yang akan terjadi, pasti saya enggak akan sampai internasional, enggak bisa mencapai mimpi. Jadi saya berpikir hidup itu seperti tangga. Ketika saya kalah, saya kembali lagi di titik awal tetapi kalau saya sudah jatuh berarti saya sudah pernah naik di atas. Kalau saya sudah sempat naik ke atas tapi terjatuh, saya masih bisa naik ke atas lagi," tambahnya.

Bersama adiknya, Fira mampu melakukan project riset yang membuat alat bantu
pembelajaran umtuk mengenal dan memahami huruf Braille bagi penyandang tuna netra (Braille Literacy Helper) dan B2VR (Braille to Voice Reader), sebuah project membuat alat pembaca
berprinsip scanner, yang mengubah character huruf braille yang tercetak menjadi bisa
disuarakan.

"Di sekolah ada baksos, jadi kami mengunjungi Panti Asuhan Yapentra. Para tunanetra kebanyakan buta bukan sejak lahir tapi karena kecelakaan jadi mereka (tunanetra) kurang mampu membaca huruf braille. Jadi kita mencari solusi untuk bisa menyelesaikan masalah mereka," kata Fira.

Dalam hal belajar, Fira suka berdiskusi bersama teman-temannya. Ia juga memiliki tips khusus dalam mencatat pelajaran.
"Kalau belajar itu saya pakai timer biar fokus tapi enggak penat juga.
Misalnya 25 menit itu benar-benar belajar jadi enggak boleh teralihkan lalu lima menit kemudian bisa istirahat, lalu belajar lagi," ucapnya.

Bagi Fira, sukses itu susah, tidak mudah, susah untuk diraih tapi selalu ada kemungkinan untuk diraih. Walaupun susah tapi selalu ada kemungkinan berarti itu harus diupayakan dengan kerja kerja (hard word) dan keseimbangan (balance).

"Mimpiku diantara bintang-bintang, jujur saya pintar karena hard work.
Enggak ada yang enggak bisa diraih kecuali kita banyak berlatih, kata kuncinya konsisten, kemauan dan tidak menyerah," kata Fira.

Di usianya yang masih belia, Fira sudah memiliki prestasi-prestasi di kancah nasional hingga internasional.
Di usianya yang masih belia, Fira sudah memiliki prestasi-prestasi di kancah nasional hingga internasional. (Tribun Medan/ Danil Siregar)

Keinginan Fira kedepannya, ia ingin berkeliling dunia bukan cuma untuk jalan-jalan tapi juga untuk meneliti. Ia juga ingin meraih pendidikan setinggi-tingginya dan meraih penghargaan nobel. "Semua perempuan bisa menggapai cita-citanya. Jangan biarkan gender membatasi kamu. Hidup ada pilihan," tutupnya.

Biofile:
Nama: Fira Fatmasiefa
Tempat Tanggal Lahir: Surabaya, 9 Juni 2000
Pendidikan:
1. SD: SD Swasta Pertiwi, Medan
2. SMP-SMA: Chandra Kumala School, Deliserdang
3. Universitas: University of California, Berkeley (UC Berkeley) jurusan Astrophysics

Prestasi:
1. [September, 2011] Meraih Piala Penghargaan Karya Riset Terbaik untuk kategori Teknologi Terapan di Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) Tingkat Nasional

2. [Novermber 2016] Meraih Medali Emas untuk bidang Computer Science pada Lomba Peneliti Belia Nasional (LPBN) 2016

3. [Februari 2017] Meraih Cambridge Outstanding Learners' Award sebagai Top Scorer di Indonesia

4. [April 2017] Memenangkan 2 Medali Emas, untuk Poster Presentation & Overall Research dalam bidang Computer Science, pada International Conference of Young Scientist (ICYS) 2017, di Stuttgart, Jerman

5. [Juni 2017] Memenangkan Best Excellent Poster Award untuk bidang Computer and Mathematical Science pada International Student Science Fair (ISSF) 2017, di Busan, Korea Selatan

6. [Agustus 2017] Menerima undangan dari Presiden RI untuk menghadiri Upacara Kemerdekaan HUT RI ke-73, sebagai siswa berprestasi internasional di Istana Negara

7. Berperan sebagai Team Leader untuk CKS Space Research Programme (CKSSRP) yang berkolaborasi dengan Quest Institute USA dan NASA. Pada 21 Mei 2018, riset kami telah diterbangkan ke luar angkasa untuk berjalan International Space Station, dan telah kembali ke Bumi pada tanggal 15 Agustus 2018 untuk diteliti dan dianalisa hasilnya. [Februari 2017 s.d. November 2018]

8. [Oktober 2017] Berhasil dan dipilih sebagai Duta Pendidikan, Seni dan Budaya untik Indonesia Youth Icon 2017 Angkatan ke-3

9. [Mei 2018] Nilai UN tertinggi, ditunjuk sebagai valedictorian dari kelas lulusan Chandra Kumala School tahun 2018. Beserta mendapat penghargaan "Graduated with Honors" dan "Student of the Year".

10. [Mei 2018] 1 medali emas, 6 medali perak, dan 1 piala untuk 2nd Place Overall Team di World Scholar's Cup Regional Round, memenuhi kualifikasi untuk lanjut ke World Scholar's Cup Global Round

11. [Agustus 2018] 6 Medali di World Scholars Cup Global Round di Melbourne, Australia. Serta lolos kualifikasi untuk ke final round, WSC Tournament of Champions, yg akan diselenggarakan di Yale University, USA

12. [Oktober 2018] Pendapat penghargaan Bhakti Pemuda dari Yayasan Bangga Jadi Indonesia.

13. [November 2018] CKSSRP disebut sebagai Honorable Mention sebagai satu2 nya tim dari Asia Tenggara yang mempresentasikan penelitian angkasa luar di American Society of Gravitational and Space Research Meeting di Bethesda, Maryland, USA.

14. [November 2018] 3 Medali perak di World Scholars' Cup Tournament of Champions Round yang diselenggarakan di Yale University, New Haven, CT, USA.

Karier: Murid/Mahasiswa

Orangtua :
Dr. dr. Gede Pardianto, Sp.M dan dr. Diyah Purworini

(nat/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved