UPDATE Pembunuhan Mutilasi Karoman, Kapolres Bentuk 3 Tim, Apresiasi Warga Ikut Cari Potongan Tubuh
UPDATE Pembunuhan Mutilasi Karoman, Kapolres Bentuk 3 Tim, Apresiasi Warga Ikut Cari Potongan Tubuh
TRIBUN-MEDAN.COM - UPDATE Pembunuhan Mutilasi Karoman, Kapolres Bentuk 3 Tim, Apresiasi Warga Ikut Cari Potongan Tubuh.
Upaya Polisi Cari Potongan Tubuh di 3 Lokasi, Kasus Pembunuhan Karoman, Istri Ungkap Hal Memilukan.
//
Petugas Kepolisian Ogan Ilir fokus mencari potongan tubuh korban mutilasi, Karoman (40), warga Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, di tiga lokasi.
Baca: HEBOH PERISTIWA PENEMUAN Uang Jutaan Rupiah Berserak di Tanah dan Timbunan Batu Bekas Lokasi Gempa
Baca: RESMI, KABAR JADWAL CPNS DIBUKA, CPNS Pemda dan Peluang Guru Honorer, Kebutuhan PNS 2019 -Update BKN
Baca: BERITA KESEHATAN: Cegah Risiko Diabetes, 10 Jenis Sayur dan Buah Bisa Membantu, Termasuk Beras Merah
Kapolres Ogan Ilir AKBP Gazali Ahmad mengatakan, ketiga TKP itu adalah lokasi penemuan jenazah Karoman, lokasi penemuan perahu yang digunakan Karoman, dan terakhir lokasi ditemukannya satang atau pendorong perahu.
“Ketiga lokasi itu akan kita dalami untuk menemukan potongan tubuh korban sekaligus mengungkap siapa pelakunya,” katanya, Jumat (7/6/2019).
Baca juga: Korban Mutilasi Ogan Ilir Tinggalkan 5 anak, Istri Korban Minta Pelaku Dihukum Mati
Gazali mengungkapkan, dari keterangan warga, kasus mutilasi ini adalah yang pertama kali terjadi selama 40 tahun terakhir.
Sebelumnya tidak pernah terjadi kasus seperti ini di desa tersebut.
Gazali juga mengapresiasi upaya warga membantu polisi mencari potongan tubuh tersebut.
“Bantuan warga sangat membantu sekali, saya mengucapkan terima kasih,” katanya
Kasus mutilasi terus didalami oleh personel Satreskrim Polres Ogan Ilir bersama Unit Reskrim Polsek Tanjung Raja diback up personel Jatanras Polda Sumsel.
“Kita membentuk tiga tim untuk mengungkap kasus ini,” terang Kapolsek Tanjung Raja AKP Rafanol Amri.
Baca: KABAR Gianluigi Buffon Terbaru, Direkrut Barcelona? Spekulasi Klub Baru Seusai Kontrak PSG Habis
Baca: MENGUAK CELAH KEMENANGAN PRABOWO-SANDI di MK, Bagaimana Buktikan Dalil, Sidang DIgelar Pekan Depan
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Pinang Mas Kecamatan Sungai Pinang heboh karena menemukan warga mereka bernama Karoman tewas dengan kondisi kepala dan kedua lengan putus di rawa tak jauh dari desa mereka, Kamis (6/6/2019).
Karoman diketahui tidak pulang sejak Rabu malam setelah pamit mencari ikan di sungai di sebelah rumahnya kepada istrinya menggunakan perahu.
Istrinya yang bingung Karoman tak pulang sejak Rabu malam lalu melapor ke warga yang langsung melakukan pencarian dan menemukan jasad Karoman dan kondisi mengenaskan tersebut.
Kapolres Datangi Rumah Korban Pembunuhan Mutilasi, Istri Karoman Ungkap Cara Suami Cari Uang
//
Karoman (40) yang diduga menjadi pembunuhan dengan cara dimutilasi meninggalkan satu istri dan lima anak yang masih kecil-kecil.
Baca: UPDATE CPNS 2019, Bandingkan Jumlah Pelamar CPNS 2018 Berikut Instansinya, 2019 Butuh 254 Ribu ASN
Baca: Gadis Kecil Diculik, 2 Tangan Dipatahkan dan Dibunuh, Gara-gara Keluarganya Berhutang Rp 1 Juta

Karoman, warga Desa Pinang Mas Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, ditemukan dengan leher dan kedua lengan putus.
Anak Karoman yang paling besar saat ini baru berusia 12 tahun. Kini, Mardiah, istri korban, harus menghidupi sendiri kelima anaknya tersebut.
Rumah almarhum Karoman dan Mardiah beserta kelima anaknya, terletak di Dusun 2, Desa Pinang Mas. Rumah Karoman berbentuk panggung berukuran kecil dan terletak tepat di tepi sungai.
Di sungai itulah setiap malam Karoman mencari ikan menggunakan perahu. Karoman mencari ikan dengan cara menombak ikan menggunakan tombak bambu.
Dalam semalam, biasanya Karoman mendapat 2 kilogram ikan yang langsung dijual ke pasar atau langsung ke warga oleh Mardiah pada pagi harinya.
Baca: Mudik Lebaran Lancar, Alasan Direktur BPN Prabowo-Sandi Naik Kereta Api, Fadli Zon: Tugas Pemerintah
“Dari hasil penjualan ikan biasanya mendapat uang Rp 50.000 hingga Rp 80.000, yang langsung dibelikan beras untuk makan sehari-hari. Suaminya saya tidak ada pekerjaan lain selain mencari ikan itu,” kata Mardiah.
Mardiah masih terlihat syok dengan kejadian yang menimpa suaminya. Mardiah heran ada orang yang tega berbuat begitu kejam pada suaminya.
Padahal, menurut Mardiah, suaminya itu tidak punya musuh.
“Suami saya itu tidak punya musuh, setiap malam pekerjaan mencari ikan, saya heran ada yang begitu kejam pada suami saya,” ujar dia.
Mardiah berharap pelaku yang masih belum terungkap identitasnya segera tertangkap. Mardiah berharap pelaku diganjar hukuman setimpal.
“Saya minta pelaku dihukum mati jika tertangkap,” kata dia.
Sementara itu, pada Jumat sore, Kapolres Ogan Ilir AKBP Gazali Ahmad mengunjungi rumah Karoman dan memberikan bantuan sembako serta sejumlah uang untuk membantu biaya hidup Mardiah beserta kelima anaknya.
“Kami turut berduka, semoga keluarga tabah,” kata dia.
CURHAT Istri Mengharukan, Suami Tewas Kepala Dipenggal, Bingung Cara Nafkahi 5 Anak Masih Kecil.
//
Kesedihan terus menyelimuti keluarga Karoman, korban mutilasi di Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Baca: Rencana Silaturahmi Lebaran, Tragis Nasib Siswi Ini, Terjatuh dari Boncengan Ditabrak Mobil
Baca: Menteri Susi Pudjiastuti Akan Tenggelamkan 30 Kapal Ikan Asing Seusai Libur Lebaran

Karoman ditemukan tewas dengan kondisi tanpa kepala dan kedua tangan di rawa desa setempat.
Kini jasad korban masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, menunggu dijemput pihak keluarga.
Sehari sebelumnya, di hari saat jasad korban ditemukan, Kamis (6/6/2019), Mardiah istri korban mengungkapkan bahwa suaminya itu merupakan tulang punggung keluarga.
"Suami saya setiap hari cari nafkah. Dia selalu memperhatikan keluarga dan tidak punya masalah dengan siapapun," ujar Mardiah kepada TribunSumsel saat berada di lokasi penemuan mayat suaminya, Kamis (6/6/2019).
Karoman meninggal dunia di usia 40 tahun. Almarhum meninggalkan 5 orang anak yang masih kecil, yakni Agus Triadi (15 tahun), Ahmad Komar (11 tahun), Fitrianti (9 tahun), Nurul Usna (5 tahun) dan Miftahul Jannah (2 tahun).
Di tengah kesedihan karena kematian suami dengan cara sadis, Mardiah harus memikirkan bagaimana cara menghidupi kelima anaknya.
"Sekarang suami sudah tidak ada. Bagaimana kami mau menyambung hidup. Anak paling tua saja tidak lanjut sekolah setelah tamat SD, karena tidak ada biaya," kata Mardiah sambil mengusap air mata.
Rabu malam sebelum tewasnya Karoman, kata Mardiah, suaminya itu pamit keluar rumah untuk mencari ikan di rawa desa setempat.
Tidak ada kecurigaan sedikit pun pada diri Mardiah karena memang begitulah aktivitas suaminya selain bercocok tanam.
"Suami saya selalu berusaha cari uang Rp 50 ribu sehari untuk menghidupi kelima anak kami. Kalau tidak cari ikan, tidak makan karena memang sedang tidak ada (makanan) di rumah," ucapnya.
Namun hingga larut malam, Karoman tak kunjung pulang.
Keesokan harinya sekitar pukul 08.00, putra sulung Karoman, Agus, menemukan bambu untuk mengemudikan perahu milik ayahnya.
Namun sang ayah beserta perahu tidak ada di lokasi bambu ditemukan.
Pada pukul 10.00, Karoman ditemukan tewas dengan kondisi tanpa kepala dan kedua tangan, terbenam di lumpur rawa desa setempat.
Pecahlah tangisan Mardiah dan kelima anaknya.
Ia tidak menyangka suami tercinta meninggal dunia dengan cara tragis.
Baca: TERBARU Pengemudi Mobil Fortuner Plat Polri Ugal-ugalan, IPW Tuding Oknum Slog Polri Harus Dipidana
"Salah apa suami saya? Dia cuma petani, orang biasa, tidak pernah cari gara-gara. Kenapa dibunuh dengan cara seperti itu?" ucap Karomah.
"Sekarang saya harus berusaha cari uang dan membesarkan kelima anak saya. Saya ikhlas," kata dia.
Sementara itu,l
Rusdi, sepupu Karoman (40) yang diduga menjadi korban mutilasi di Ogan Ilir Sumatera Selatan (Sumsel), mendatangi rumah sakit Bhayangkara kota Palembang, Jumat (7/6/2019).
Meskipun belum ada hasil DNA yang menyatakan bahwa jenazah tersebut merupakan Karoman, namun Rusdi dan seluruh keluarganya sudah yakin bahwa itu adalah anggota keluarga mereka.
Seperti diketahui jenazah ditemukan tanpa kepala dan lengan.
"Gimana ya, kami ini tidak ngerti soal urusan seperti ini (mengurus jenazah di rumah sakit), tapi kami sangat yakin kalau itu Karoman. Sudah, itu saja yang kami tahu," ujar Rusdi.
Saat tiba di rumah sakit Bhayangkara, Rusdi yang datang seorang diri tanpa ditemani anggota keluarganya yang lain tampak terlihat kebingungan.
Dia juga mengaku tidak tahu kalau harus membawa istri dan anak kandung korban untuk diambil sampel DNA mereka.
Baca: Kronologi Suami Tikam Istri hingga Tewas, Barang Bukti Pisau Dapur, Begini Penjelasan Kapolsek
Baca: TERBARU Warung Makan Lamongan Harga Selangit, Pengakuan Pemilik Warung Bu Anny dan Akui 3 Kesalahan
"Saya tahunya, datang kesini ambil jenazahnya dan mau kami makamkan, itu saja,"katanya.
Adapun yang membuat pihak keluarga yakin bahwa jenazah itu merupakan Karoman karena mereka melihat dari celana yang dikenakan korban.
Serta terdapat ciri-ciri fisik berupa tanda lahir warna hitam di dekat mata kaki sebelah kiri jenazah.
"Selain itu kami yakinnya karena dia (Karoman) hilang. Dari situ kami yakin kalau yang dimutilasi itu dia,"ujarnya.
Saat ditanya lebih dalam, Rusdi mengaku bahwa sepupunya itu sosok yang lugu namun juga pekerja keras.
Menggantungkan hidupnya sehari-hari dari menjadi seorang nelayan, Karoman berusaha mencukupi kebutuhan istri dan lima orang anaknya dari hasil mencari ikan di sungai.
"Bayangkan saja, malam lebaran masih nyari ikan di sungai. Maaf ngomong alasannya apa, kalau tidak karena mereka butuh biaya. Dia (Karoman) itu ke pasar saja tidak pernah. Jadi yang jual hasil tangkapannya, ya anak dan istri dia. Kerja malam cari ikan, siang pulang untuk tidur, malamnya pergi lagi. Setiap hari seperti itu," ungkapnya.
Rusdi sendiri mengaku sangat prihatin akan kejadian nahas yang dialami sepupunya tersebut.
"Dari dia (Karoman) kecil, saya tahu benar. Bagaimana perjuangannya untuk hidup, cari uang. Bahkan saat sudah punya istri dan anak seperti sekarang. Kalau saya boleh ngomong, malang nasib anak itu, kasihan saya," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Terkait kondisi istri dan anak Karoman, dikatakan Rusdi, bahwa mereka sudah dalam keadaan yang lebih baik.
"Istrinya sudah lumayan tenang sekarang, dia sudah bisa menerima kenyataan saat ini,"ucapnya
Masih kata Rusdi, apabila jenazah termutilasi tersebut benar merupakan Karoman, maka rencananya pihak keluarga akan segera membawanya ke Dusun Pinang Kabupaten Ogan Ilir untuk dimakamkan.
Karoman meninggal secara mengenaskan.
Ia meninggalkan 5 orang anak yang masih kecil, yakni Agus Triadi (15 tahun), Ahmad Komar (11 tahun), Fitrianti (9 tahun), Nurul Usna (5 tahun) dan Miftahul Jannah (2 tahun).
"Suami saya kepala rumah tangga, kami selalu berusaha cari duit Rp 50 ribu sehari untuk menghidupi kelima anak kami," ucap Mardiah, istri almarhum saat diwawancarai Tribun kemarin.
Baca: Gadis Kecil Diculik, 2 Tangan Dipatahkan dan Dibunuh, Gara-gara Keluarganya Berhutang Rp 1 Juta
Baca: Kronologi Suami Tikam Istri hingga Tewas, Barang Bukti Pisau Dapur, Begini Penjelasan Kapolsek
UPDATE Pembunuhan Mutilasi Karoman, Kapolres Bentuk 3 Tim, Apresiasi Warga Ikut Cari Potongan Tubuh
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Jeritan Pilu Istri Karoman Korban Mutilasi Ogan Ilir: Salah Apa Suami Saya? Dia Cuma Petani, KOmpas "Korban Mutilasi Ogan Ilir Tinggalkan 5 anak, Istri Korban Minta Pelaku Dihukum Mati." dan cari potongan tubuh