Kisah 30 Prajurit Kopassus Taklukkan Ribuan Pemberontak Kongo, Susuri Lembah Tak Bertuan
Konflik yang melanda negara Kongo pada tahun 1960-an menjadi saksi bisu kehebatan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Presiden Soeharto yang kala itu masih memimpin, kemudian memerintahkan Jenderal LB Moerdani untuk mengamankan jalannya KTT ASEAN ke-3 di Filipina.
Baca: Rekaman Video saat Unit Tipikor Polda Sumut Lakukan OTT di Siantar, 16 Pegawai Dibawa Pakai Angkot
Baca: JADWAL SIARAN LANGSUNG Juventus vs Tottenham Hotspur, Man United vs Inter Milan, Arsenal vs Muenchen
TNI bersiap melaksanakan arahan Soeharto, mereka kemudian membentuk Gugus Tugas pengamanan KTT ASEAN dengan melibatkan semua matra laut, udara dan darat.
Maka, bertolaklah gugus tugas TNI ke Filipina, dari TNI AL dikerahkan fregat KRI Zakarias Yohannes-332 dan KRI Sorong-911.
Marinir juga tak mau ketinggalan, dua batalyon disiagakan di Teluk Manila dan siap siaga melancarkan operasi pendaratan amfibi memasuki Manila jika diperintahkan.
Dari TNI AU disiagakan jet tempur A-4 Skyhawk bermuatan bom Mk.82 untuk berjaga-jaga membom para pengacau jika menganggu jalannya KTT.
TNI AU mempersiapkan pula ambulans udara dadakan dalam pesawat angkut C-130 Hercules untuk pertolongan medis sewaktu-waktu.
Dari TNI AD, satu tim dari Kopassus tiba di Filipina dua pekan sebelum KTT berlangsung.
Baca: PSMS Akhirnya Tiba di Cilacap Tengah Malam, Panpel Mengganti Bus dan Minta Maaf
Baca: Fitri Malah Dirampok Pacar Sendiri saat Asyik-asyiknya Berpacaran, Uang dan Handphone Digasak
Tim Kopassus itu awalnya bertugas melatih para pengawal presiden (Paspampres) Filipina.
Setelah menjalani pelatihan singkat, performa dan kemampuan para pengawal presiden Filipina dinilai kurang mumpuni.
Mau tak mau tim Kopassus malah diterjunkan langsung untuk memberikan pengawalan ketat kepada presiden Filipina, Corazon Aquino.
Akhirnya, tim Kopassus ini menyamar menjadi Paspampres Filipina dengan mengenakan pakaian tradisional Barong Tagalog.
Selain itu tim Kopassus ini ditugaskan pula menjaga para pemimpin ASEAN lainnya di hotel mereka menginap.
Bukan hanya militer Indonesia saja yang mengirim pasukannya untuk suksesnya KTT.
Angkatan perang Singapura dan negara ASEAN lainnya juga mengirimkan kekuatan militernya namun tetap komando teratas dipegang oleh TNI.
Baca: HABIB Rizieq Disebut Tumbal Politik Prabowo, Miftah Sabri Janji Beri Rp 110 Juta pada Politisi PKB
Ketatnya pengamanan KTT ASEAN ke-13 Filipina membuat para pemimpin anggota ASEAN lainnya berbuah pikiran, mereka kemudian memastikan bakal hadir dalam KTT.