Breaking News

Tangisan anak Bripka Rahmat yang Baru Masuk SMP hingga Permintaan Terakhirnya pada Kerabat Dekat

Bripka Rahmat Effendi tewas ditembak juniornya sendiri di Polsek Cimanggis Depok.

Editor: AbdiTumanggor
kolase/facebook
Brigpol Rangga diamankan setelah menembak mati rekannya Brigpol Rahmat (kanan) 

Kejadian mengenaskan terjadi di ruang SPK Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

 
TRIBUN-MEDAN.Com - Bripka Rahmat Effendi tewas ditembak juniornya sendiri di Polsek Cimanggis Depok.

Dia ditembak sebanyak tujuh kali oleh Brigadir Rangga Tianto.

Brigadir Rangga menembak Bripka Rahmat di bagian dada, leher, paha, dan perut.

Akibatnya, Bripka Rahmat tewas seketika di tempat kejadian.

Seperti disebut di awal, kejadian tersebut terjadi di ruang SPK Polsek Cimanggis Depok.

Irjen Zulkarnain Adinegara mengatakan kalau Brigadir Rangga melanggar tiga aturan utama.

Pertama menghilangkan nyawa Bripka Rahmat Efendy.

Kedua pelanggaran disiplin sebagai anggota polisi karena membawa senjata dalam kondisi tidak berdinas.

Ketiga pelanggaran etika profesi karena menghilangkan nyawa seseorang.

Baca: SOSOK dan Foto-foto Cantiknya Putri Hotman Paris, Lulusan Terbaik Harvard dan Lawyer Internasional

Baca: Wanita Ini Ungkap Sosok Inisial Artis hingga Pesohor Tanah Air yang Akan Ditangkap karena Narkoba

Baca: Inilah Daftar Negara yang Memiliki Pasukan Tentara Elit yang Latihannya Sadis dan Menyeramkan

Dikutip dari Wartakota, pihak keluarga masih tak percaya harus kehilangan sosok Bripka Rahmat sebagai kepala keluarga.

Putra Bripka Rahmat yang berinisial VT disebut tak berhenti menangis melihat jasad ayahnya.

Toni selaku kerabat dekat korban mengaku tak tega melihat tangis keluarga yang berduka.

"Dari semalam VT gak berhenti nangis, saya sampai gak tega lihatnya," kata Toni kerabat dekat yang sudah bagaikan saudara bagi keluarga korban di Perumahan Tapos Residences, Cimanggis, Kota Depok, Jumat (26/7/2019).

VT disebut sempat berteriak menangis histeris memanggil almarhum ayahnya.

VT diketahui baru akan masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini tak rela ayahnya pergi untuk selama-lamanya.

Baca: Kabar Terbaru Kasus Iklan Wanita Rela Digilir, Telah Dilaporkan ke Polisi, Hingga Tanggapan OJK

Baca: Jaminah Linda TKI asal Karimun Tewas Dibunuh di Kamar Kosnya di Malaysia, Jenazah Masih di RS

Baca: Saat Nama Gibran dan Kaesang Masuk Bursa Calon Wali Kota, Jokowi: Mereka Ini Anak-anak Mandiri

Dikutip dari Tribun Jakarta, Toni kemudian mengatakan kalau Bripka Rahmat merupakan sosok yang tegas dengan jiwa sosial tinggi.

"Beliau itu tegas banget, jiwa sosialnya tinggi. Rutin menyantuni anak yatim juga, ya Allah saya kehilangan banget," kata Toni.

Toni kemudian menceritakan permintaan terakhir Bripka Rahmat kepada dirinya.

Permintaan tersebut adalah untuk mengantarkan putranya yang baru masuk SMP sekolah.

Toni berjanji akan memenuhi permintaan terakhir almarhum.

"Bakal saya lakuin, yang dimaksud antar anaknya sekolah itu yang cowok kan baru masuk SMP soalnya. Dari semalam juga dia nangis terus gak rela ayahnya pergi," ujarnya.

Baca: INILAH Rencana Jadwal Kunjungan Presiden Jokowi ke Danau Toba hingga ke Sipinsur Bakkara

Baca: Perempuan Lesbian Ini Bunuh Kekasihnya dengan 200 Tusukan di Lift, Terancam Hukuman Gantung

Baca: Wanita Ini Bukukan Pengalamannya 12 Tahun Menjadi Pelacur Sejak Usia 19 Tahun, Begini Kisahnya

Penyebabnya akhirnya terungkap

Berdasarkan hasil penyidikan, Brigadir Rangga Tianto (RT) tembak Brigadir Kepala Rahmat Effendi (RE) karena emosi.

Menurut Kabid humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Brigadir RT emosi lantara permintaannya agar pelaku tawuran tidak diproses hukum tidak digubris Bripka RE.

"Mereka meminta FZ dibebaskan, namun ditolak oleh Bripka RE," kata Argo Yuwono, Jumat (26/7/2019).

Brigadir RT merasa penolakan yang disampaikan Bripka RE bernada kasar.

"Lalu, dia (Brigadir RT) menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo Yuwono.

FZ sendiri adalah pelaku tawuran dengan barang bukti celurit yang diamankan oleh korban, Bripka RE.

Brigadir RT datang bersama orangtua FZ meminta pelaku tawuran itu tidak diproses hukum, tetapi ditolak oleh korban, Bripka RE. (*)

Baca: Wanita Ini Bukukan Pengalamannya 12 Tahun Menjadi Pelacur Sejak Usia 19 Tahun, Begini Kisahnya

Baca: Ternyata Bripka Rangga Adalah Pamannya Pelaku Tawuran, Hingga Tembak Mati Bripka Rahmat

Baca: Acara Brownis TransTV yang Dibawakan Ayu Ting Ting Terancam Ditutup KPI Pusat Gara-gara Hal Ini

Baca: Terbaru Kasus Video Bau Ikan Asin, Fairuz Berikan Tantangan Rp 1 Miliar untuk Galih Ginanjar

Baca: Terungkap Motif Brigadir Rangga Tembak Mati Brigadir Rahmat, Mabes Polri Akan Lakukan Tes Urine

Artikel telah tayang di Suar.Id dengan judul: Rahmat Sebelum Ditembak oleh Juniornya Sesama Polisi, Sebut-sebut Anaknya

Sumber: Suar.id
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved