Kisah Miliarder Dicerai Istri, Harta Ludes dan Setahun Tidur di Masjid, Kini Jualan Siomay Keliling
Kisah Miliarder Dicerai Istri, Harta Ludes dan Setahun Tidur di Masjid, Kini Jualan Siomay Keliling
"Usaha saya miss manajemen karena saya enggak punya istri makanya jadi saya merintis kembali," jelas Sriyono.
Sriyono mengungkapkan, meski telah rugi dan harus berjualan di pinggir jalan, ia tetap merasa senang menjalani usaha tersebut. "Saya mah enjoy dan pasti ada hikmahnya kok," imbuh Sriyono.
Sriyono pun bercerita perjalanan bisnis ‘Siomay Pink’, yang ia rintis dari nol hingga berkembang pesat dengan omset miliaran rupiah.
Sriyono mengaku akan kembali membuka ruko di kawasan Swadaya, Jakarta Selatan per 1 Agustus mendatang dan akan memanfaatkan teknologi untuk menjalankan bisnisnya.
"Nanti ada tokonya lagi dan saya akan manfaatin media sosial," jelas Sriyono.
Baca: Gara-gara Bau Ternak Babi, Adi Proto Gultom Tikam Tetangganya hingga Tewas
Baca: Dokter Romi Dicoret Jadi PNS, Menteri Syafruddin Warning Pemkab Solok Selatan: Segera Ajukan SK-nya!
Pakai Pink karena Rindu Anak
Gaya nyentrik Sriyono serba pink memang kerap menjadi perhatian. Ternyata dia punya alasan sentimentil terkait aktivitasnya tersebut.
Sejak bercerai medio 2004 silam, ia kesulitan bertemu dengan kedua putrinya, yang menyukai warna pink.
Kini, ia pun berharap penampilan nyentik serba pink itu beredar luas dan diketahui oleh mantan istri, terutama anak-anaknya.
Sehingga mereka bisa mengetahui bahwa Sriyono masih hidup dan merindukan kedua buah hatinya.
"Alasan pertama, buat menarik pelanggan. Kedua, saya berharap bisa masuk media massa, lalu dikenal banyak orang, dan beritanya sampai ke anak-anak dan mantan istri saya," ucap Sriyono dikutip dari Nova.id.
"Warna ini (pink) adalah warna kesukaan anak saya, Peksi Safira Miradalita dan Pramesti Dewi Angelita . Biar mereka tahu kalau ayah mereka yang bernama Sriyono ini masih hidup dan sangat kangen sama mereka," ungkap Sriyono.
Rintis Bisnis dari Nol
Sriyono merupakan lelaki kelahiran Klaten, 21 Juli 1954. Ia menggeluti usaha berdagang siomay sejak tahun 1980.
"Tahun 1979 saya bertemu dengan seseorang asal Bangka keturunan China yang mengajarkan saya cara membuat siomay," terangnya.