Kisah Sintong Panjaitan Dikepung Suku Pedalaman Papua, Disuruh Makan Daging Mentah
Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Panjaitan punya pengalaman unik kala mengemban misi penjelajahan hutan Papua, tepatnya utara pegunungan Jayawijaya
Kisah Sintong Panjaitan Dikepung Suku Pedalaman Papua, Disuruh Makan Daging Mentah
TRIBUN MEDAN.com - Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Panjaitan punya pengalaman unik kala mengemban misi penjelajahan hutan Papua, tepatnya lereng utara pegunungan Jayawijaya.
Saat itu, Sintong Panjaitan masih menjadi prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dengan pangkat Letna Satu (Lettu).
Sintong Panjaitan terjun ke hutan Papua bersama timnya, namun mereka terpisah. Ia sendirian dan dikepung oleh suku pedalaman Papua.
Anggota suku pedalaman Papua sudah menghunus tombak, panah, dan senjata tajam lainnya untuk menghabisi Sintong Panjaitan, sang tamu tak diundang tersebut.
Beruntung, Sintong Panjaitan tak langsung melepaskan peluru dari senjata AK-47 yang ia pegang. Ia menerka-nerka kemauan masyarakat suku pedalaman itu, dan mengikutinya. Akhirnya, Sintong pun dianggap sebagai tamu di komunitas tersebut.
Baca: Polisi Bongkar Klinik Tempat Praktik Aborsi Bertarif Rp 5 Juta, Dokter dan Bidan Jadi Tersangka
Baca: Farhat Abbas Kembali Cecar Hotman Paris soal Postingan Video Porno, Harta Kamu Sukses tapi Moral?
Baca: LIVE Streaming Piala AFF U-18 Hari Ini, Timnas Indonesia U-18 vs Laos, Siaran Langsung SCTV
Kisah Sintong Panjaitan berawal pada 5 Mei 1969, saat dibentuk sebuah tim misi penjelajahan hutan Papua.
Tim terdiri dari 7 anggota Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD/Kopassus) ditambah 5 anggota Kodam XVII/Cenderawasih dan 3 warga asing dari televisi NBC. Ikut pula 1 wartawan perang TVRI Hendro Subroto.
Tim ekspedisi itu dipimpin oleh Kapten Feisal Tanjung sebagai Komandan Tim dan Lettu Sintong Panjaitan sebagai Perwira Operasi.
Sasaran dari ekspedisi itu dinamai Lembah X yang berada di lereng utara pegunungan Jayawijaya.
Disebut Lembah X karena memang belum pernah terjamah dan tentunya liar.
Sedangkan dari pantauan udara sebelumnya, di sekitar lembah ada sebuah desa yang dihuni oleh suku pedalaman yang belum diketahui kebiasaan maupun adat istiadatnya.
Mengingat hal itu, Pangdam Cenderawasih Brigjen TNI Sarwo Edhie Wibowo berpesan agar tim siap untuk hadapi situasi terburuk.
Bahkan tim sampai dibekali oleh senapan serbu AK-47 untuk menjaga diri dari kemungkinan terburuk.
Tim akan diterjunkan menggunakan pesawat C-47 Dakota.