PLN Putuskan Aliran Listrik ke SMK Negeri 2 Kisaran karena Tak Bayar Tunggakan Sebesar Rp 3,4 Juta
Pasalnya, pihak sekolah diketahui tak mampu membayar tunggakan listrik sebesar Rp 3,39 juta, sehingga aliran listrik di SMK Negeri 2 Kisaran diputus
PLN Putuskan Aliran Listrik ke SMK Negeri 2 Kisaran karena Tak Bayar Tunggakan Sebesar Rp 3,4 Juta
TRIBUN-MEDAN.com-PLN Putuskan Aliran Listrik ke SMK Negeri 2 Kisaran karena Tak Bayar Tunggakan Sebesar Rp 3,39 Juta.
Listrik PLN tak lagi mengalir di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kisaran, Jalan Sei Rengas sejak Jumat (23/8/2019) malam sekitar pukul 18.30 WIB hingga kini.
Pasalnya, pihak sekolah diketahui tak mampu membayar tunggakan listrik sebesar Rp 3,39 juta, sehingga aliran listrik di SMK Negeri 2 Kisaran diputus oleh petugas PLN.
Wakil Kepala SMK Negeri 2 Kisaran, Rajiman menyebutkan para guru tak mampu lagi menalangi uang listrik, setelah sejak Januari hingga Juli 2019 berinisiatif bergotong royong membayarkan uang listrik yang rata-rata besarnya berkisar Rp 5 juta.
"Jadi untuk tunggakan bulan Agustus ini, para guru disini sudah tak mampu lagi. Apalagi sejak triwulan pertama dan triwulan dua tahun ini, dana BOS kita tak cair. Kalau itu cair pasti terbayarkan," ungkap Rajiman, Selasa (27/8/2019).
Akibatnya sebanyak 1.162 orang siswa SMK Negeri 2 Kisaran tak mampu lagi melaksanakan belajar praktik mesin maupun komputer yang menjadi keterampilan di sekolah unggulan tersebut.
Baca: Mahasiswa Papua di Surabaya Cium Merah Putih, Minta Keluarga di Bumi Cendrawasih tak Khawatir. .
Baca: Gisella Anastasia Sedih saat Mata Gempita Terkena Minus dan Silinder, Nyesal Tak Tegas pada Putrinya
Baca: HEBOH, Penagih Utang Kirim Karangan Bunga ke Pesta Pernikahan, Bayar Utang Sebelum Nikahi Anak Orang
Selain itu, dampak dari pemutusan listrik PLN membuat SMK Negeri 2 Kisaran turut mengalami krisis air.
Sehingga menyebabkan toilet di sekolah tersebut berbau, bahkan bagi siswa maupun guru yang hendak beribadah di musollah menjadi terganggu.
"Ya untuk sementara ini, siswa yang seharusnya mendapat pelajaran praktik, terpaksa diganti dengan belajar teori di kelas," katanya.
Baca: Dorlan dan Lamboi Rumapea Tega Pukuli Apparanya Sampai Mati karena Beda Pilihan Calon Kepala Desa
Baca: Remaja 13 Tahun Nekat Gantung Diri dan Tewas, Muasalnya PR Tugas Sekolah yang Sangat Banyak
Baca: Ini Cara Polisi Berhasil Ungkap Kasus Istri Sewa Pembunuh Bayaran Bunuh Suami dan Anak Tiri
Sebelum listrik diputus, pihak sekolah mengaku sudah memohon keringanan kepada PT PLN Rayon Kisaran. Namun mendapat penolakan.
"Kami sudah buat surat ke UPT tentang masalah ini," sebut Rajiman yang baru dua bulan menjabat sebagai Wakil Kepsek.
Ketua Komite SMK Negeri 2 Kisaran, Sumantri Suherman mengaku kecewa pemutusan listrik PLN di sekolah tersebut.
Baca: Pemko Medan Siap Dukung Percepatan Pembangunan Provinsi Sumut
Baca: Aneh tapi Nyata, Istri Gugat Cerai Suami dengan Alasan Terlalu Sempurna, Baik dan Sangat Patuh
Ia pun mengaku semakin miris dengan tindakan Kepala SMK Negeri 2 Kisaran, Saiful Safri Tambunan, yang lebih memilih berada di Medan, meski saat ini kegiatan belajar mengajar terganggu.
Tentunya tindakan itu membuat para orang tua menilai Saiful Safri Tambunan tekesan tak peduli dan tidak bertanggung jawab terhadap sekolah yang ia pimpin.