KORBAN TEWAS di Wamena jadi 26 Orang, 22 Orang Pendatang, Kapolri Ungkap Pemicu dan Dalang Rusuh
"Sebanyak 26 orang meninggal dunia, 22 orang adalah masyarakat Papua pendatang," kata Tito Karnavian dalam konferensi pers
Tito yang pernah menjabat Kepala Polda Papua mengakui, logat Papua memang unik.
Ada kata-kata di mana huruf terakhir tidak terlalu menonjol dilafalkan.
Baca: TERUNGKAP Dialog Ibu Guru dan Siswanya, Dipelintir hingga Picu Kerusuhan Wamena, 16 Tewas 65 Luka
"Tone logat Papua kan sedikit berbeda dengan yang lainnya.
Dalam konteks ini, kedengaran (huruf) 's'-nya agak lemah," ujar Tito.
Meski demikian, Tito memastikan, informasi tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya dan masih dalam tataran isu yang merebak di tengah masyarakat.
Tito sekaligus menyampaikan bahwa kepolisian sudah mendeteksi kelompok yang menyebarkan isu ini ke tengah masyarakat.
"Kami yakin, yang mengembangkan (isu) itu adalah underbow (United Liberation Movement for West Papua/ULMWP) yang mengenakan seragam SMA.
Merekalah yang menyebarkan isu ada guru rasisme dan menyatakan kata-kata tidak pantas yang melukai hati," ujar Tito.
"Padahal, sekali lagi, informasi ini belum tentu benar," lanjut dia.
Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul ''Kapolri: 26 Orang Meninggal Dunia akibat Kerusuhan di Wamena", "Kapolri Akui Rusuh Wamena Disulut Salah Paham, "Keras" Jadi "Kera""
Penulis : Fitria Chusna Farisa