Viral Medsos
Jurnalis Indonesia Veby Mega Indah Tertembak Peluru saat Meliput Aksi Unjuk Rasa di Hong Kong
Jurnalis Veby Mega Indah tertembak peluru saat meliput demonstran di bawah jembatan Gloucester Road di Wan Chai, Hong Kong
Foto yang dilansir dari @yukisuet1, Veby Mega Indah terlihat terbaring dan mendapat pertolongan dari sejumlah petugas medis di lokasi.
Bagian matanya diperban dan kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat.
South China Morning Post menyebutkan, Veby saat ini dirawat di Pamela Youde Nethersole Eastern Hospital di Wan Chai.
Konsulat Jenderal Indonesia di Hong Kong saat dikonfirmasi The Jakarta Post, Minggu malam, membenarkan kejadian tersebut.
"Dilaporkan bahwa wartawan itu segera menerima perawatan dari tim medis dan dilarikan ke rumah sakit," kata Konsul Jenderal Ricky Suhendar dalam sebuah pernyataan.
KJRI Hong Kong mengatakan bahwa pihaknya segera pergi ke rumah sakit untuk memastikan Veby menerima bantuan yang dibutuhkannya.
"Saat ini Veby sadar dan sedang dirawat oleh dokter. Konsulat Jenderal akan terus menemaninya saat dia masih di rumah sakit," katanya.
KJRI meminta semua warga Indonesia yang ada di Hong Kong untuk menjauh dari lokasi demonstrasi saat ini, yakni Causeway Bay, Wan Chai, Admiralty dan Central.
Semakin malam, demo Hong Kong makin brutal, Minggu (29/9/2019).
Para pendemo menghancurkan dua taksi di jalanan karena tidak mau dihentikan oleh pendemo. kemudian dihancurkan di sekitar flyover Canal Road dan Causeway Bay.
Taksi yang dikemudikan pria tua itu hancur oleh pendemo yang marah. Seluruh kacanya pecah dan polisi kemudian menyelamatkan para sopir taksi setelah memukul pmundur pendemo yang marah.

Para demonstran Hong Kong menghancurkan taksi karena marah, Minggu (29/9/2019) malam. (South China Morning Post)
Sementara itu, polisi menyebutkan bahwa lebih dari 100 orang ditangkap setelah polisi melakukan sweeping di berbagai titi, terutama di stasiun kereta api.
Aksi demo Hong Kong yang awalnya memprotes pemerintah kini secara terang-terangan melakukan gerakan anti-China dan meminta dukungan berbagai negara untuk ikut mendukung pembebasan Hong Kong dari China.
Kampanye anti-totalitarian China punb menggema di berbagai negara dan mereka akan melakukan aksi dukungan terhadap demonstran Hong Kong.
Sepanjang Minggu sore hingga tengah malam ini, para pemprotes tidfak hanya terlibat bentrokan dengan polisi, tetapi juga melakukan aksi pelecehan terhadap bendera China, seperti menginjak-injak, membakarnya atau membuangnya ke sungai.
Para pemrotes mengadakan setidaknya melaqkukan aksi di tiga titik, termasuk pawai dari Causeway Bay ke Admiralty (kantor pemerintahan) sejak pukul 14.30 siang.
Demo lainnya berlangsung di Walk Festival di Kowloon Tong, dan demonstrasi siswa sekolah menengah di Tsuen Wan.
Aksi yang sudah memasuki 17 minggu sejak awal Juni lalu ini diperkirakan masih akan terus berlangsung hingga peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China, 1 Oktober 2019.
Dilansir TribunBatam.id darti South China Morning Post, polisi menggunakan meriam air dan gas air mata pada ribuan pendemo dekat Admiralty.