Harta Karun Emas Ditemukan Usai Kebakaran Hutan di Palembang, Ini Kisah Dukun Pengambil Harta Karun

Harta Karun Diduga Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Setelah Peristiwa Kebakaran Hutan di Palembang.

Editor: AbdiTumanggor
Kolase IST/Tribunjogja.com
Muncul Harta Karun Diduga Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Setelah Peristiwa Kebakaran Hutan 

Ternyata, ia mengaku sering melakukan pemaksaan itu dengan alasan, "Jauh-jauh saya datang. Kalau gagal, 'kan malu dengan orang yang minta tolong pada saya tadi." 

Bahkan pula, kalau penunggu itu membandel, ia harus melalui pertengkaran batin yang cukup sengit.

"Namun pada dasarnya manusia itu panas, jadi mereka tidak akan pernah menang melawan manusia," ujar Yamin menjelaskan mengapa ia tidak pernah gagal mengangkat benda pusaka dari dalam tanah. 

"Tapi biasanya, benda pusaka yang diperoleh secara paksa akan berakibat negatif bagi yang memilikinya," jelasnya sambil mencontohkan alangannya, entah pemiliknya sakit-sakitan, atau benda itu tiba-tiba hilang, kembali ke tempat asalnya. 

Seperti yang dialami oleh seseorang dari Desa Trucuk, Klaten, yang minta tolong untuk diambilkan keris. 

"Walau penunggunya tidak rela, saya memaksa dan berhasil mendapatkannya. Tapi, belum seminggu orang itu sakit-sakitan, dan datang pada saya mengembalikan keris itu," ia mencontohkan sambil melanjutkan bahwa setelah keris dikembalikan ke "pemilik" aslinya dengan cara melabuh atau membuang di pertemuan dua sungai, orang Desa Trucuk itu sembuh seketika. 

Sedangkan cara jarak jauh ditempuh bila memang ia tidak mungkin sempat mendatangi langsung tempat penyimpanan benda pusaka itu.

"Tapi sebelum melakukan upaya itu saya harus tahu dulu nama  kampungnya, letak lokasinya, dan gambaran keadaan sekitarnya." 

Setelah mendapat informasi yang jelas, cukup dari rumah ia bermeditasi sebentar untuk memeriksa benar tidaknya lokasi tadi menyimpan pusaka atau benda gaib lainnya. 

Tahap selanjutnya adalah meminta orang yang membutuhkan bantuan itu untuk membawakan segumpal tanah dari lokasi tersebut, "Yang segera setelah dimanterai, saya minta orang yang punya niat tadi memegangnya di hadapan saya." 

Selanjutnya, ia mulai membaca beberapa mantera lain dan bermeditasi untuk berdialog meminta izin dengan si penunggu. Dalam waktu kurang dari 10 menit segumpal tanah itu akan bersinar dan keluarlah benda yang dimaksud. 

"Ini semua bukan sulap bukan sihir, semua orang bisa menyaksikan kenyataan ini," ujar Yamin yang tak pernah minta imbalan dari orang yang memerlukan bantuannya. 

Dengan kedua cara itu, Yamin mengaku tidak pernah gagal selama melakukan pengambilan benda gaib, sepanjang di dalam tempat itu benar-benar terkandung benda pusaka. 

"Karenanya, sejak dini saya sudah mendeteksi lebih dulu, letak tepatnya lokasi itu, nama kampung, dan kondisi sekitamya. Agar orang yang minta tolong tidak sia-sia datang kemari membawa tanah yang sebenarnya tidak menyimpan apa-apa." 

Pengangkatan jarak jauh, menurut Yamin, tidak mengenal batas ruang. Yamin mengaku dengan  cara itu, dari rumahnya di Desa Jangkang, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, ia pernah menarik pusaka di daerah Lampung. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved