Setelah Ikan Raksasa 3 Meter Mati, Kini Belut dan Ular Laut pun Mati, Warga Ambon Maluku Resah
“Kejadiannya itu baru Sabtu kemarin, cuma masalahnya kita khawatir karena beredar informasi kejadian itu berkaitan dengan gejala alam,” ujarnya.
Bruno mengaku dia telah menyampaikan informasi tersebut ke BPBD Maluku dan meminta kejadian itu agar dapat segera diteliti oleh pihak berwenang dalam hal ini LIPI agar fenomena itu dapat segera disimpulkan.
“Kami mengimbau warga tetap tenang, dan kepada orang-orang yang sok pintar agar tidak menyebar informasi yang menakut-nakuti masyarakat, sebab yang berhak mengeluarkan pernyataan yang bisa dipertanggung jawabkan itu dari pihak berwenang,”ungkapnya.
Warga Maluku trauma dengan peristiwa ikan mati.
Seminggu lebih setelah ribuan ikan mati misterius di Laut Ambon, gempa tektonik bermagnitudo 6,4 mengguncang wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Minggu (22/9/2019).

Baca: GEMPA HARI INI, Setelah Ribuan Ikan Mati Misterius, Hari Ini Gempa 6.4 Mengguncang Maluku
Setelah itu, ikan mati raksasa mola-mola juga terjadi jelang gempa susulan 5,2 SR, Kamis (10/10/2019) siang.
Dari informasi yang diterima Kompas.com lokasi penemuan terdamparnya ikan berukuran besar tersebut berada di pesisir pantai Desa Lamahang, Kecamatan Waplau, dan di pantai Desa Hatawano, Kabupaten Buru, Maluku.
Salah satu warga Desa Lamahang, Syarif Kaimudin yang dihubungi dari Ambon mengatakan, ikan yang ditemukan terdampar di pesisir pantai desanya itu sangat besar.
Saat ditemukan ikan tersebut sudah dalam keadaan mati dan sempat menghebohkan warga.
“Mati terdampar Sabtu dua hari kemarin, ukurannya itu sekitar 3 meter panjangnya,” kata Syarif, kepada Kompas.com via pesan pendek, Senin (7/10/2019).

Baca: Ikan Raksasa 3 Meter Ditemukan Mati, Warga Ambon Kaitkan dengan Hoaks Gempa Dahsyat 9 Oktober
Baca: GEMPA AMBON HARI INI, Diguncang Gempa Dangkal Magnitudo 5,2 dan 8 Gempa Susulan, Warga Pingsan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, memastikan kasus terdamparnya ikan dan biota laut di pantai Desa Lelingulan, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku tidak berhubungan dengan musibah gempa.
Kepala LIPI Ambon Nugroho Dwi Hananto mengatakan, fenomena ikan dan biota laut yang mati terdampar di pantai desa tersebut tidak perlu dihubung-hubungkan dengan bencana apalagi hingga menduga-duga kejadian itu menjadi pertanda akan terjadi musibah.
“Yang paling penting itu tidak ada pengaruhnya dan tidak berhubungan dengan gempa,” kata Nugroho kepada Kompas.com saat dikonfirmasi via telepon seluler, Minggu (13/10/2019).
Dia menjelaskan, menghubungkan fenomena ikan terdampar di desa tersebut dengan kejadian bencana yang akan terjadi hanya akan menimbulkan kepanikan di masyarakat dan hal itu akan membuat warga semakin resah.
Menurutnya ada berbagai kemungkinan yang bisa menyebabkan ikan-ikan dan biota laut itu mati terdampar, bisa saja karena upwelling atau sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan akibat pergerakan angin diatasnya.
Atau, lanjut Nugroho ada fenomena alam lainnya dibawah laut yang menyebabkan terjadinya perubahan suhu atau gejolak dibawah permukaan air laut sehingga arus air berbalik ke atas dengan cepat dan membuat ikan menjadi mati.