Sulit Mengurus KTP, Arjuna Pengidap TBC Tak Bisa Berobat Hingga Meninggal Dunia
Arjuna Sinambela seorang pemuda yatim piatu, harus menahan penyakit Tuberculosis yang dideritanya hingga meninggal dunia.
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Sudah capek seharian. Ke Lubukpakam pergi pukul 10.00 WIB dan pulang pukul 19.00 WIB. Dikira KK dan e-KTP nya bisa keluar rupanya enggak.
"Arjuna terlihat sudah kecewa dan kecapaian dan stres.
Terus aku bilang tidurlah kalau capek. Duduk dia di depan minum susu dan enggak lama setelahnya dia tidur," kenangnya.
"Dulu waktu masih kecil dia bahkan sempat cari Botot dan hasil penjualan dapat Rp 2 ribu.
Uang itu dikasihnya sama opung untuk beli obat generik buat bapak yang saat itu sedang sakit sebelum meninggal," ucap Netty menyeka air matanya.
Makanya, lanjut Netty walaupun saat itu dia belum layak untuk bekerja tapi sudah berusaha mencari uang untuk keluarga. Sampai akhirnya saat duduk di kelas 1 SD dia sudah tidak sekolah lagi.
"Dia orangnya baik. Kalau sakit dia tidak mau menyusahkan. Cuma kemarin memang sudah sangat parah," urainya.
Sementara itu, kakak Arjuna yang lainnya, Dewi br Sinambela (35) yang tinggal di Jalan Pringgan mengatakan dalam tiga bulan terakhir dia benar-benar melihat adiknya sakit.
"Sudah lain dia enggak sakit biasa lagi," kata Dewi.
"Dia memang enggak punya kerja. Untuk mencari nafkah dia serabutan, yang penting bisa menghasilkan uang. Tapi, kalau ada rezeki kami sama-sama saling berbagi," sambungnya.
Dewi, menambahkan adiknya merupakan sosok anak yang tidak bandel. Memang terkadang sewaktu kecil, Arjuna tidak mau diatur.
"Dia kalau lagi rajin-rajinnya semua dikerjakan. Tapi kalau lagi males ya apapun yang disuruh males dia mengerjakan," sebutnya.
Diceritakan Dewi, Arjuna meninggal di teras dalam posisi telungkup dan muntah darah berceceran di lantai.
Awalnya mereka dikasih tahu sama anak-anak sekitar pukul 23.00 WIB.
Saat dibalikkan, matanya Arjuna sudah melotot.