Jejak Kusni Kasdut Sang Bandit Legendaris yang Ikut Berjuang Lawan Penjajah tapi Akhirnya Dilupakan
Sosok bandit legendaris Kusni Kasdut ternyata mempunyai masa lalu yang berkaitan dengan perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Uang itu diserahkannya ke istri yang dinikahinya semasa perjuangan. Ia lantas membujuk istrinya pulang ke Blitar dengan uang tersebut, sementara dirinya mencari penghasilan.
Dari Malang, Kusni pergi ke Surabaya. Di sana ia bertemu dengan dua teman lamanya yakni Subagyo dan Purnomo. Dua temannya itu memberi Kusni uang cukup banyak hingga ia bisa mengirimkan sebagian ke kampung.
Tapi Kusni merasa bahwa ia tetap butuh pekerjaan. Ia berangkat ke Jakarta ke kantor Biro Rekonstruksi Nasional yang mengurus penempatan bekas pejuang.
Namun di Jakarta juga sama, ia masih tidak bisa mendapat pekerjaan. Kusni merasa kerdil. Empat tahun ia berjuang demi Tanah Air, tapi dalam sekejap ia kembali jadi orang susah.
Di tengah keterpurukan itu, ia kembali ke Surabaya. Ia kembali bertemu dengan Subagyo dan rekan lainnya sesama bekas pejuang.
Subagyo lantas mengajak Kusni melakukan pemerasan dengan modus penculikan, Kusni yang memimpin. Saat itu pula Kusni menggunakan nama Kasdut sebagai nama samaran.
Pencurian mereka berhasil. Kusni dan kawan-kawannya mendapatkan uang Rp 600.000 yang dibagi rata. Uang itu terasa begitu banyak dan dibagi-bagikan Kusni ke rekan sesama pejuang.
Tapi uang itu cepat menipis. Kusni lantas kembali merencanakan tindakan serupa. Pemerasan pertama itulah yang mendasari Kusni terus terlibat kasus kejahatan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kusni Kasdut, Penjahat yang Fenomenal: Pejuang Kemerdekaan yang Tersakiti (2)"