Tak Tahan Disiksa Orang Tua dan Pembantu, Bocah Tujuh Tahun Lari ke Hutan

Bocah putus sekolah ini melarikan diri, karena tak kuasa menahan siksaan.

Penulis: M.Andimaz Kahfi | Editor: M.Andimaz Kahfi
iStockphoto/Healthlab
Ilustrasi anak dipukul pakai ikat pinggang 

Tak Tahan Disiksa Orang Tua dan Pembantu, Bocah Tujuh Tahun Lari ke Hutan

TRIBUN-MEDAN.com, TAPANULI UTARA - Seorang bocah laki-laki berusia tujuh tahun, AHMR lari dari kediamannya di desa Sibaragas Toruan, Kecamatan Pagaran, Siborong - borong Kabupaten Tapanuli Utara.

Bocah putus sekolah ini melarikan diri, karena tak kuasa menahan siksaan.

Dia melarikan diri ke hutan Desa Lumban Motung hingga ditemukan warga dengan kondisi memprihatinkan.

Berbagai perlakuan kasar bahkan tak manusiawi kerap dirasakan AHMR.

Ayah tirinya bernama Eben Pasaribu alias Tiger, ibu kandung Yanti Mulyanis.

Orangtuanya kerap menganiaya korban bahkan memukul kepalanya hingga luka.

Kekerasan ini juga dirasakan korban dari pembantu rumah Eben, Nuraini Sinaga dan Lambar.

"Saya tidur di bak mandi yang baru dibuat, makan pun kadang tak di beri," kata korban dengan polosnya.

"Siksaan lain juga kerap dirasakan korban. Badannya kerap dipukul menggunakan bambu berukuran gagang sapu hingga patah," bebernya.

Karena sudah berulang kali mendapatkan siksaan dari orang-orang terdekat, korban akhirnya memutuskan untuk lari.

Bocah ini nekat lari sejauh sepuluh kilometer dari rumahnya menuju Desa Lumban Motung.

Saat ditemui, korban mengaku mendapatkan tindakan kekerasan hanya karena hal sepele.

Bahkan, korban juga pernah di beri makan kotoran ayam.

Sementara itu, abang korban FR sengaja dipisahkan darinya agar kedua orang tuanya leluasa menganiaya korban.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved