PERKELAHIAN Maut, Siswa SMP Sidikalang Meninggal setelah Ulu Hati Ditendang, Ini Penjelasan Polisi
PERKELAHIAN Maut, Siswa SMP Sidikalang Meninggal setelah Ulu Hati Ditendang, Ini Penjelasan Polisi
Hal itu diungkapkan salah seorang kerabatnya AM (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.
Menurutnya, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang main sampai sore apalagi sampai tak pulang.
Ade menuturkan, berdasarkan keterangan ibudanya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sepekan sebelum diketahui hilang.
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," tutur AM.
Ade menambahkan, korban tidak pulang sejak Kamis (23/1/2020) sore.
Berdasarkan keterangan dari temannya, lanjut AM, korban pulang bersama dua orang temannya dari sekolah.
Namun karena kondisi sedang turun hujan, korban memilih berteduh sementara kedua temannya pulang duluan.
"Dia sendiri nunggu hujan sendirian," katanya.
Pihak keluarga juga sempat mendatangi sekolah untuk meminta kepastian pada keesokan harinya, Jumat (24/1/2020).
Namun, sekolah mengonfirmasi korban terakhir masuk pada Kamis.
Mendengar hal itu, keluarga membuat laporan kehilangan ke Polsek Mangkubumi.
"Keluarga meminta ke sekolah mengecek kamera pengawas (CCTV), tapi pihak sekolah tak memperbolehkan dengan alasan harus ada rekomendasi dari pihak kepolisian," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap bagian luar jenazah tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
"Kalau penyebabnya belum bisa disimpulkan, kita masih kumpulkan keterangan dan bukti-bukti."
"Pelaksanaan autopsi pun kita sudah seizin pihak keluarga," singkatnya.
(Tribun-medan.com/ Dohu Lase/ Kompas.com)