Daftar Orang Berbakat (Ilmuwan Dokter Senior Seniman) yang Meninggal Direnggut Virus Corona
Di seluruh China, per 19 Februari sudah 2.000 orang meninggal karena terinfeksi virus corona baru, dan menginfeksi lebih dari 75.000 lainnya.
Dokter pertama yang peringatkan bahaya virus corona: Li Wenliang
Dokter Li bisa dibilang tokoh paling terkemuka yang meninggal akibat wabah virus corona.
Dokter Li bisa dibilang tokoh paling terkemuka yang meninggal akibat wabah virus corona.
Pada Desember lalu, dia diminta polisi agar tidak menyebarkan "desas-desus palsu" setelah memperingatkan teman-temannya akan kemunculan virus baru. Kematiannya, seperti halnya kematian Dr Liu, sempat membingungkan media.
Pada 6 Februari, media melaporkan bahwa dia meninggal, namun kemudian mencabutnya, dengan mengatakan bahwa tim dokter sedang berusaha menyelamatkannya. Mereka mengonfirmasi kematiannya sehari kemudian.
Jutaan orang meratapi kematian Dr. Li, dan kematiannya kemudian memicu gelombang amarah, ratapan kesedihan, dan gelombang ketidakpercayaan akut terhadap pemerintah.
Banyak yang naik pitam lantaran pemerintah mencoba membungkam peringatan sebelumnya perihal virus itu dan menuduh mereka berusaha menutupi kematiannya.
Sutradara film: Chang Kai
Chang Kai, sutradara di Studio Film Hubei, tutup usia akibat virus bersama ayah, ibu, dan saudara perempuannya.
Sebuah catatan, yang dilaporkan ditulisnya dan diedarkan oleh karibnya, mengungkapkan cobaan yang harus ditanggung pria 55 tahun itu sebelum maut menjemputnya.
Menurut catatan, yang kemudian diterbitkan situs berita Caixin, ayahnya menderita demam, batuk dan kesulitan bernapas.
"Dia dibawa ke banyak rumah sakit untuk dirawat, tetapi [diberitahu] tidak ada tempat tidur yang tersedia," ungkap catatan itu. "[Kami] sangat kecewa ... [dan] pulang."
Beberapa hari kemudian ayahnya meninggal, diikuti oleh ibunya, yang "lelah secara fisik dan mental".
"Virus kejam itu juga mengganyang istri dan tubuh saya. Saya pergi ke berbagai rumah sakit dan memohon [untuk dirawat]. Tempat tidur sulit ditemukan ... kami bukan siapa-siapa," katanya dalam catatannya.
"Kami melewatkan kesempatan untuk penyembuhan dan napasku makin lemah."