Hadapi Lebaran, Pedagang Pakaian Ragu-ragu Jalani Bisnis
Antusias belanja masyarakat selama Ramadan diyakini tidak akan sebaik seperti tahun lalu.
Penulis: Septrina Ayu Simanjorang | Editor: Eti Wahyuni
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Dampak Covid-19 berimbas pada bisnis penjualan pakaian, termasuk baju muslimah dan hijab, yang mengalami penurunan omzet.
Antusias belanja masyarakat selama Ramadan diyakini tidak akan sebaik seperti tahun lalu. Tekanan ekonomi dari penyebaran Covid-19, akan sangat terasa.
Pedagang busana di Pasar Petisah Medan sekaligus pemilik Kimiko Boutique, Nursunni mengatakan, menjelang Ramadan tahun ini berbeda dengan suasana Ramadan sebelumnya.
• Harga Bahan Pangan Normal, Pedagang Tradisional di Medan Keluhkan Pasar Sepi
"Permintaan tidak seperti tahun lalu. Biasanya, dua bulan sebelum Ramadan banyak permintanan. Ini permintaan menurun hingga 30 persen," ujar Nursunni di Gedung Tahap Baru Blok C No.136, Pasar Petisah Medan.
Kata Nursunni, sejak adanya isu Virus Corona atau Covid-19 di Kota Medan, pendapatannya anjlok hingga 70 persen. Ditambah lagi pihaknya tutup selama 10 hari beberapa waktu lalu.
"Berpengaruh sekali, karena pengunjung tidak ada. Percuma kita buka, tapi beberapa toko ada yang buka," ucapnya.
Dikatakannya, produk busana anak ditawarkannya dengan harga bervariasi, ada yang sudah naik dan ada juga yang stabil.
"Kita pajang stok baru semua, tapi tidak banyak masuknya. Apalagi barang impor dibatasi. Terakhir saya belanja Desember 2019 lalu, kita ambil dari sales," jelasnya.
Harga pakaian yang dijual Nursunni pun beragam. Untuk pakaian laki-laki dibanderol mulai dari Rp 80 ribu dan celana senilai Rp 120 ribu hingga Rp180 ribu. Untuk harga pakaian perempuan pun beragam, baju gamis senilai Rp 200 ribu.
Sementara itu pemilik Toko Female, Putri mengatakan, lantaran sepi pengunjung, penurunan pendapatannya menurun drastis.
"Biasanya dua bulan sudah ramai. Ini tidak ramai. Stok kami pun tidak sebanyak tahun lalu, apalagi barang impor banyak yang tidak masuk dan mereka stop produksi. Mau belanja juga takut, takut tidak terjual," ungkap Putri.
