Eksekusi Keji Ala Ayah Kim Jong Un, Pukuli Warga yang Tak Patuh Sampai Meninggal & Warga Kelaparan
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un terkenal sadis dan kejam terhadap warga maupun pejabat di negaranya bila dianggap tak patuh.
Eksekusi Keji Ala Ayah Kim Jong Un, Pukuli Warga yang Tak Patuh Sampai Meninggal & Warga Kelaparan
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un terkenal sadis dan kejam terhadap warga maupun pejabat di negaranya bila dianggap tak patuh.
TRI BUN-MEDAN.com-Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un terkenal sadis dan kejam terhadap warga maupun pejabat di negaranya bila dianggap tak patuh.
Sejumlah catatan perihal kekejaman Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un terhadap penentangnya menyeruak belakangan ini seperti eksekusi mati pamannya dengan mengumpankan ke anjing kelaparan.
Lalu, seorang jenderal dieksekusi mati di dalam tangki berisi ikan ganas.
Ternyata sejak masa ayah Kim Jong Un menjabat sebagai Pemimpin Korea Utara perilaku keji memang sengaja diciptakan sebagai alat politik mereka.
Mereka merancang berbagai eksekusi mati yang keji untuk menakut-nakuti para pembangkang di Korut.
Dilansir dari cbsnews.com pada Minggu (19/4/2020), pada tahun 2018 silam, nama Grace Jo sempat menjadi perbincangan hangat.
Sebab, wanita ini merupakan seorang pembelot Korea Utara yang pindah ke Amerika Serikat, negara saingan Korut.
Mengapa dia pergi dari Korea Utara ke Amerika Serikat?
Diceritakan Grace Jo yang lahir dan besar di Korea Utara mengaku kehilangan sebagian besar anggota keluarganya karena kelaparan.
Sementara ayahnya dibunuh oleh negara.
Di tengah keputusasaan untuk menyelamatkan anak-anaknya yang tersisa, ibu Grace Jo membelot ke China, lalu mereka pada akhirnya bermukim di AS.
Grace Jo pun berbicara dengan CBS News, Jeff Glor tentang kenangannya yang paling awal.
"Saya duduk di pinggir jalan," kenangnya.
"Dan kami menjual ikan kering karena saat itu kami tidak punya nasi untuk dimakan."
"Aku hanya kelelahan, setelah jalan tanpa energi."
Seperti kebanyakan warga Korea Utara seusianya, Grace Jo tumbuh di saat bencana kelaparan melanda.
Perlu Anda tahu, ada pertengahan 1990-an, bencana kelaparan melanda negara itu dan jutaan orang mati kelaparan.
Tercatat selama empat tahun lamanya (antara tahun 1994 hingga 1998) terjadi bencana kelaparan di Korea Utara.
Grace Jo bilang dia rata-rata hanya makan satu kali selama seminggu.
Biasanya makan nasi. Tetapi kadang-kadang apa yang mereka makan adalah apa yang mereka tangkap.
Misalnya bayi tikus.
Ketika bencana kelaparan semakin menjadi, ayah Grace Jo menyelinap ke China untuk meminta bantuan kerabat jauh.
Namun sekembalinya ke rumah, ia ditangkap oleh otoritas Korea Utara dan dipukuli sampai mati.
"Nenekku, dia meninggal karena kelaparan."
"Dua adik laki-lakiku juga meninggal karena kelaparan," kata Jo.
Melihat satu per satu anggota keluarga meninggal, Jo membelot bersama ibu dan saudara perempuannya ke China.
Namun aksi itu dibayar mahal karena salah satu saudara laki-lakinya harus tetap tinggal di Korea Utara.
Ketika membelot ke China, Grace Jo bercerita bahwa perjalanan itu memakan waktu berbulan-bulan.
Lebih lama dari yang diharapkan.
Jadi ketika mereka ingin bergabung dengan kelompok, mereka sudah terlambat.
Seolah belum selesai, Grace Jo diusir ke jalanan.
"Teman ibuku seharusnya mengawasi aku, tetapi mengusir aku ke jalan," kenangnya.
Tragisnya, saat itu, Grace Jo masih berusia 5 tahun dan pengalamannya masih kecil di antara orang Korea Utara lainnya.
Grace Jo ingat bahwa tidak hanya keluarganya yang menderita dan kehilangan nyawa.
Namun ratusan warga Korea Utara lainnya.
"Tidak hanya keluarga saya meninggal, ada ratusan keluarga lainnya yang kehilangan anggota keluarga mereka," kata Jo.
Setelah berjuang, Grace Jo selamat.
Setelah sampai di China, keluarganya mengajukan status pengungsi dan bermukim di Amerika Serikat.
Pada tahun 2013, dia resmi menjadi warga negara Amerika Serikat.
"Saya mengatakan bahwa hidup saya benar-benar berubah setelah saya datang ke Amerika," katanya.
"Tidak lagi anak yang kelaparan."
Bahkan orang lain tak percaya pas tahu Grace Jo adalah seorang pengungsi.
Sebab, dia begitu sehat. Begitu juga ibu dan saudara perempuannya.
Terakhir, walau dirinya tidak pernah mendapatkan pendidikan formal di Korea Utara, kini Grace Jo bekerja sebagai asisten dan penasihat gigi.
"Kurasa inilah yang disebut kebebasan," kata Jo.
"Ini adalah hal yang sangat dihargai untuk keluargaku dan untukku," tutup Grace Jo.
Artikel ini sudah tayang di Intisari.Grid.ID dengan judul Jadi Korban Kejamnya Rezim Ayah Kim Jong Un, Pembelot Korea Utara Ini Cerita Satu per Satu Keluarganya Tewas Kelaparan hingga Makan Tikus demi Bertahan Hidup
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ri-sol-ju-istri-kim-jong-un_20150415_115656.jpg)