Human Interest Story

Kisah Pinky Latcuba Dokter Relawan Covid-19 di Medan, Sebulan Tak Ketemu Anak dan Diomeli Keluarga

Perempuan dengan nama lengkap Swastina Pinky Latcuba ini mengaku ingin terus ikut andil sebagai relawan dalam penanganan pasien covid-19.

Editor: Juang Naibaho
HO
Swastina Pinky Latcuba, dokter umum yang saat ini bertugas sebagai relawan Gugus Tugas Covid-19 di Rumah Sakit Martha Friska Medan 

BERAWAL dari keinginannya untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat sebagai seorang dokter, perempuan dengan nama lengkap Swastina Pinky Latcuba ini mengaku ingin terus ikut andil sebagai relawan dalam penanganan pasien covid-19.

Sudah tiga minggu lebih Pinky bertugas di salah satu rumah sakit rujukan pasien covid-19 di Sumut, tepatnya di RS Martha Friska Medan.

Pinky mengaku alasan kuat dirinya mau bergabung menjadi anggota relawan Covid-19 adalah karena sebagai seorang dokter ia merasa bahwa ilmu yang didapatkannya menjadi tanggung jawab moral yang harus dijaga.

"Karena saya punya ilmu. Tuhan berikan ilmu itu tentu ada tanggung jawab yang mengiringinya, jadi saya merasa harus bertanggu jawab. Selama ikuti standar prosedur operasional dan memahami penanggulangannya mudah-mudahan selalu aman," ungkapnya kepada Tri bun-Medan.com, Selasa (28/4/2020).

Pinky mendapatkan informasi mengenai perekrutan relawan penanganan Covid-19 dari organisasi profesi Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut yang diketuai oleh dokter Ruben Sambas.

Pinky menjadi satu dari beberapa dokter umum lainnya yang terpanggil.

"Waktu itu di grup diumumkan oleh Bang Ruben, siapa yang bersedia jadi relawan. Merasa terpanggil sih, karena saya berpikir kalau bukan saya siapa lagi gitu. Kayak dokter Ruben sendiri kan mengumumkan begitu karena beliau sudah ikut, kami adik-adiknya ya pasti tergeraklah," katanya.

Sudah hampir genap satu bulan Pinky tidak bertemu keluarga.

Bertugas sebagai dokter relawan Covid-19 membuat Pinky beserta para tenaga kesehatan (nakes) lainnya tidak bisa pulang ke rumah untuk menjaga keamanan para anggota keluarga.

"Sudah hampir satu bulan tidak bertemu mereka, kami kan tinggalnya di hotel yang tidak jauh dari rumah sakit. Paling berkomunikasi dari video call saja," ujar Pinky.

Ia mengaku awalnya niat untuk bergabung menjadi dokter relawan penanganan Covid-19 mendapatkan penolakan dari pihak keluarga.

Pinky mengatakan keluarga khawatir akan keadaannya, terlebih dirinya yang sudah memiliki satu orang anak.

"Ya awalnya diomelin, karena sudah punya anak kan, takut gimana-gimana nanti. Sama orang tua juga begitu, takut anaknya kenapa-kenapa. Tapi semakin ke sini semakin mendukung dan menyemangati. Nyuruh jaga kesehatan dan selalu mengkonsumsi jamu," katanya.

Berdasarkan surat tugas, masa tugas Pinky di RS Martha Friska akan berakhir pada tanggal 1 Mei mendatang. Namun, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ini mengaku dirinya ingin terus melanjutkan tugasnya hingga kasus covid-19 selesai.

"Tetap ingin bertugas, karena kasihan juga kalau pasien masuk terus tapi tenaga medis berkurang. Niatnya ingin bertugas terus lah sampai kasus covid-19 ini selesai," pungkasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved