Kisah Dokter Relawan Covid-19, Sedih saat Bayi Sendiri tak Mengenali Ayahnya
"Pengalaman sedihnya ketika pulang ke keluarga dan anaknya ketakutan bertemu dengannya"
TRI BUN-MEDAN.com - Suka duka menjalani profesi sebagai dokter juga dialami dr M Zuchri, yang kini bergabung dengan para dokter relawan lainnya dalam penanganan pasien Covid-19.
dr M Zuchri, dokter umum yang bertugas di rumah sakit rujukan covid-19 kategori ringan sedang di RS GL Tobing.
Lelaki dengan nama lengkap M Zuchri Darmawan ini mengaku harus meninggalkan istri dan anaknya yang masih bayi berusia tujuh bulan.
Kepada Tribun Medan lelaki yang akrab disapa Dimas ini menceritakan pengalaman sedihnya ketika pulang ke keluarga dan anaknya ketakutan bertemu dengannya.
• Oppo - Daftar Harga & Spesifikasi Oppo A92s, Oppo Reno3 Pro, Cek Harga Ponsel Oppo Mulai 1 Jutaan
• KRIMINAL MEDAN HARI INI - Jambret Sasar Wanita di AR Hakim, Polisi Datangi Lokasi Olah TKP
Hal ini karena sang bayi tak lagi mengenali ayahnya yang sudah tak bersua selama satu bulan.
"Saya punya anak usia 7 bulan, biasa anak saya sangat dekat dengan saya, sampai-sampai tidur pun harus di ketiak saya , setelah ditinggal 1 bulan menjadi relawan, saya dapat izin untuk pulang 1 minggu setelah hasil rapid tes negatif, sampai di rumah saya langsung gendong dia karena rindunya dengan anak, begitu digendong dia langsung menjerit nangis histeris karena ketakutan, lupa dia dengan ayahnya," ujarnya, Jumat (1/5/2020).
Ia mengaku sangat sedih saat anak yang sangat dekat dengannya justru histeris ketika ia gendong.
Sang bayi baru mengenali ayahnya kembali setelah kurang lebih tiga hari.
"Sedih banget itu ya rasanya, 2 atau 3 hari baru dia kenal lagi sama ayahnya," ungkap nya.
Lebih lanjut Dimas mengatakan menjadi relawan Covid-19 sekaligus merupakan pengalaman pertama nya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Karena ia memiliki hobi bersepeda, memakai APD memberikan sensai tersendiri baginya.
Jika biasanya dirinya menghabiskan waktu untuk bersepeda sejauh 30 KM untuk mengeluarkan keringat, kali ini dengan APD dalam waktu sebentar ia mengaku keringat sudah bercucuran dan membasahi sekujur tubuhnya.
"Ini juga merupakan pengalaman saya perdana menggunakan APD lengkap, karena sebelumnya belum pernah menggunakan APD lengkap, tidak perlu olahraga bersepeda 30 KM untuk menghasilkan keringat bercucuran, cukup gunakan APD sebentar untuk menghasilkan keringat bercucuran. Krna hobi saya bersepeda, jadi saya tau keringat hasilnya bagaimana," tuturnya.
Sebelum menjadi relawan Covid-19, Dimas memang telah bertugas di Rumah Sakit GL Tobing dan Rumah Sakit Bunda Thamrin.
Kini dirinya telah bertugas kembali setelah satu minggu diberikan jatah pulang ke rumah.
Dimas berharap masyarakat patuh untuk memutus rantai penularan covid-19, serta memiliki rasa empati kepada tenaga medis yang bertugas.