KISAH INSPIRATIF, Minim Sarana Pembelajaran Online, Juni Datangi Siswanya Agar Tetap Belajar
Sang guru membuat program sidak belajar, dimana siswa yang tidak dapat mengakses pembelajaran online akan didatangi oleh wali kelasnya.
TRI BUN-MEDAN.COM, MEDAN - Kebijakan pemerintah dengan meliburkan kegiatan pembelajaran di sekolah menjadi pembelajaran di rumah didampingi orang tua siswa melalui bimbingan guru secara online dengan berbagai aplikasi pembelajaran bukan tanpa kendala.
Masih minimnya jaringan infrastruktur telekomunikasi hingga ketidakmampuan orangtua siswa untuk memiliki dan mengakses alat yang digunakan siswa dalam belajar daring, tidak menghalangi seorang guru SDN 017976 Indrapura kecamatan air putih, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, untuk terus memberikan pembelajaran kepada para siswanya.
Sang guru membuat program sidak belajar, dimana siswa yang tidak dapat mengakses pembelajaran online akan didatangi oleh wali kelasnya.
Seperti yang dilakukan oleh Wali Kelas 6 SDN 017976 Indrapura, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara, Sumut Juni Hari Yanto yang telah satu bulan lebih mengadakan kegiatan pengajaran via online dengan menggunakan media aplikasi WhatsApp (WA) yang ada dihampir semua telepon pintar, dengan cara mengirimkan pesan materi pelajaran, teks dan video ke group walimurid di kelasnya.
"Selaku guru wali kelas 6 saya berusaha menjalankan tugas mengajar daring dengan mengirimkan materi dan video pembelajaran lewat WhatsApp (WA) Group di kelas saya dan siswa diminta melihat dan memahaminya secara berurutan, tetapi dari yang sudah dilakukan hasilnya masih belum maksimal," ujar Juni.
Ia merasa prihatin melihat kondisi siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran secara online.
Dari 48 orang siswa di kelasnya, hanya 24 orang tua siswa yang memiliki handphone pintar yang bisa digunakan anaknya untuk belajar, itupun sepertiganya tidak mampu mengakses pembelajaran online yang ia lakukan.
Selain jaringan sinyal handphone yang kurang baik, kendala orang tua siswa yang bekerja di kebun dan ladang serta bekerja di kantor sehingga tidak dapat mendampingi anaknya dalam belajar online.
Menurutnya, sisa anak yang tidak dapat mengakses pembelajaran onlinenya, akan sangat tertinggal selama kondisi belum kembali normal.
Karena itu, dirinya dan sekolah berinisiatif melakukan kegiatan pemantauan ke rumah siswa sekaligus melihat langsung bagaimana proses kegiatan pembelajaran di rumah dilakukan.
• 3 Link Live Streaming Belajar dari Rumah di TVRI, Cek Link Live Hari Ini, Materi dan Jadwal Lengkap
Tentunya hal ini telah mendapatkan dukungan yang positif dari pihak sekolah terutama Kepala Sekolah, Rajinar Afrianun dengan kebijakan tidak mengumpulkan siswa lebih dari tiga orang, untuk menghindari kerumunan.
Setelah menandatangani absen dan berkoordinasi dengan beberapa orang tua siswa, dengan menaiki sepeda motor Juni mendatangi rumah siswa yang tidak bisa belajar online dari pagi satu persatu dengan jarak tempuh cukup jauh hingga siang hari, dan dilanjutkan keesokan harinya ke rumah siswa yang lainnya.
"Secara bergiliran bagi para siswa yang rumahnya berdekatan maksimal tiga orang siswa saya minta untuk hadir dan belajar bersama. Agar mudah memahami sesuai dengan tema yang diberikan saya minta untuk membuat media pembelajaran. Sering juga menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Siswa sudah terbiasa melakukan hal ini karena di kelas saya juga menerapkan metode yang sama, untuk media yang komplek dan rumit saya membawanya sendiri dengan sepeda motor yang telah saya persiapkan sebelumnya dari rumah dan sekolah," kata Juni.

Mengajari siswa dengan segala keterbatasan bukan hal baru bagi Juni dan siswanya.
Dengan menerapkan pola “Mikir” di mana siswa terlibat aktif membuat dan mempelajari media pembelajaran sebagai bahagian dari proses komunikasi dan interaksi siswa, sehingga guru dapat memberikan refleksi dari apa yang dipelajari.