Terbukti Bunuh 99% Virus Corona, Pasien Covid-19 Sembuh Diminta Sumbang Plasma Darah, Ini Syaratnya

Pendonor plasma darah ideal berusia antara 18 dan 60, beratnya setidaknya 60 kg dan tidak memiliki penyakit kronis dan tidak boleh wanita.

Editor: Tariden Turnip
scmp
Terbukti Bunuh 99% Virus Corona, Pasien Covid-19 Sembuh Diminta Sumbang Plasma Darah, Ini Syaratnya . Seorang pasien sembuh Covid-19 menyumbangkan plasma darahnya pada Palang Merah 

Satu dari tiga donor yang menggunakan nama samaran "Ah Chung" (karena keluarganya tidak tahu dia telah terinfeksi Covid-19) mengatakan, "Aku belum pernah memberi darah sebelumnya."

“Saya dapat menyumbangkan plasma karena saya cukup beruntung cepat pulih… jika Anda masih bertanya-tanya apakah Anda harus melakukannya, mungkin sudah ada pasien baru yang membutuhkan plasma. Kenapa tidak lakukan saja sekarang?

Menurut Profesor Zeily Nurachman, ahli biokimia Fakultas MIPA ITB menyebut selain mengobati infeksi virus, antibodi yang telah dimurnikan dari plasma darah pasien yang sembuh dari Covid-19, dapat menjadi agen deteksi virus corona baru, SARS-CoV-2.

"Antibodi ini bisa dipakai sebagai agen deteksi, apakah orang terinfeksi atau tidak dengan metode swab (usap)," kata Prof Zeily kepada Kompas.com, Jumat (8/5/2020).

Plasma pulih disebut dapat menjadi reagen atau tes cepat antigen virus SARS-CoV-2 pada deteksi tes usap berbasis immunologi.

Prof Zeily mengatakan dengan menggunakan antibodi dari plasma pulih ini, dapat membantu saat tes corona, sehingga tidak perlu memakai PCR test.

Tes tersebut diklaim akan lebih cepat, sebab PCR test dengan sampel yang banyak dapat memakan waktu hingga sekitar seminggu. L

Bisa untuk mendeteksi 500 orang

Lebih lanjut Prof Zeily mengatakan orang yang sembuh dari Covid-19, dapat menyumbangkan plasma darah hingga 1 liter.

Jika antibodinya dimurnikan, maka dalam 1 liter plasma pulih, kata Prof Zeily, akan mendapatkan sekitar 8-10 gram antibodi anticovid-19.

"Dengan antibodi murni yang diperoleh itu, bisa digunakan untuk mendeteksi (Covid-19) sekitar 500 orang," ungkap Prof Zeily.

Metode tes dilakukan dengan tes usap atau swab, yang mana sampel diambil dari saluran pernapasan.

Sampel tersebut dimasukkan ke dalam larutan, selanjutnya akan keluar suspensi virusnya.

Walaupun dalam darahnya saat di rapid test pasti negatif, namun dengan tes ini akurasinya akan lebih tinggi.

Kita tidak perlu rapid test dari luar (impor)," jelas Prof Zeily.

Pada dasarnya plasma darah memiliki dua fungsi, yakni sebagai imunisasi atau vaksinasi pasif, dan bisa digunakan untuk reagen deteksi virus corona dengan tes usap berbasis immunologi.

"Oleh karena itu, mengapa orang yang pulih dari Covid-19, diimbau untuk menyumbangkan plasma darah nya," sambung Prof Zeily. (scmp/kompas.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved