WHO Sebut Pandemi Jauh dari Berakhir, Dirjen WHO: Ini Bukan saatnya Negara Berhenti

WHO mendesak negara-negara untuk melanjutkan upaya-upaya penanggulangan virus.

AFP
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus 

TRIBUN-MEDAN.com - Organisasi KesehatanDunia (WHO) menyebut kasus baru Covid-19 mengalami peningkatan harian terbesarnya ketika pandemi corona memburuk secara global dan belum mencapai puncaknya di Amerika tengah. 

WHO mendesak negara-negara untuk melanjutkan upaya-upaya penanggulangan virus.

"Lebih dari enam bulan, ini bukan saatnya bagi negara manapun untuk menghentikan upaya penanggulangan virus corona," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, di Jenewa, Senin (9/6/2020).

Menurutnya, lebih dari 136 ribu kasus baru dilaporkan di seluruh dunia pada Minggu, paling banyak dalam satu hari sejauh ini. Hampir 75 persen dari kasus Covid-19 dilaporkan dari 10 negara, sebagian besar di Amerika dan Asia Selatan.

Ahli kegawatdaruratan terkemuka dari WHO Dr Mike Ryan, mengatakan "Kita perlu fokus sekarang pada apa yang kita lakukan hari ini untuk mencegah puncak gelombang ke dua.

"Ryan juga mengatakan infeksi di negara-negara Amerika tengah termasuk Guatemala masih meningkat, dan mereka adalah epidemi kompleks.

"Saya pikir ini adalah saat yang sangat memprihatinkan," katanya seraya menyerukan kepemimpinan pemerintah yang kuat dan dukungan internasional untuk kawasan itu. Brasil saat ini menjadi wilayah tertinggi kasus Covid-19, jumlah kasus terkonfirmasi kedua terbanyak, setelah Amerika Serikat, dan jumlah kematian pekan lalu melampaui Italia.

Setelah mengeluarkan angka kumulatif untuk kematian akibat virus corona di Brasil, Departemen Kesehatan menebarkan kebingungan dan kontroversi lebih lanjut dengan merilis dua model angka yang saling bertentangan untuk penghitungan terbaru kasusi nfeksi dan kematian.

Ryan mengatakan data Brasil "sangat rinci" sejauh ini tetapi menekankan pentingnya bagi Brasil untuk memahami di mana virus itu dan bagaimana mengelola risiko. Maria van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO, mengatakan pendekatan komprehensif sangatpenting di Amerika Selatan.

Lebih dari 7 juta orang dilaporkan terinfeksi virus corona secara global dan lebihdari 400 ribu meninggal dunia.

"Ini masih jauh akan berakhirnya pandemi," kata van Kerkhove.Setidaknya setengah dari kasus virus corona yang baru ditemukan di Singapura tidak menunjukkan gejala, kata ketua gugus tugas.

Van Kerkhove mengatakan banyak negara yang melakukan pelacakan kontak telah mengidentifikasi kasus tanpa gejala tetapi tidak menemukan mereka menyebabkan penyebaran virus lebih lanjut. 

Sejak Agustus 2019

Havard Medical School, London, menemukan fakta baru menyangkut virus corona di Wuhan, China. Menurut hasil penelitian Havard Medical School, Covid-19 kemungkinan telah menyebar di China paling awal sejak Agustus 2019.

Penelitian itu didasari citra satelit menyangkut pola kunjungan ke rumah sakit dan data mesin pencarian di dunia maya. Kajian itu mengolah informasi dari kunjungan pasien sebagaimana terlihat dari sejumlah halaman parkir  rumahsakit di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved