News Video
KISAH SUKSES Bripka Abdul, Polisi Hobi Budidaya Kerang Panen 2 Ton, Tembus Pasar Internasional
Dari hobinya budidaya kerang, Bripka Abdul telah berhasil menembus pasar internasional, masuk negara Malaysia, Thailand, hingga China.
KISAH SUKSES Bripka Abdul, Polisi Hobi Budidaya Kerang Panen 2 Ton, Tembus Pasar Internasional
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Bripka Abdul Kadir anggota Dit Pol Air Polda Sumut, memiliki hobi unik yaitu membudidayakan kerang batu atau kerang darah yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Anadara granosa.
Dari hobinya, Bripka Abdul telah berhasil menembus pasar internasional, masuk negara Malaysia, Thailand, hingga China.
Ditemui Tribun Medan di lokasi, Bripka Abdul Kadir yang karib disapa Wancu ini mengatakan bahwa berawal dari coba-coba, hingga serius menekuni usaha sampingannya.
"Awalnya saya membeli bibit kerang dari teman. Saya coba pelihara di dekat sini dengan dialas jaring. Ternyata bisa hidup, ya saya coba memantaunya ternyata bisa besar," kata Bripka Abdul, Rabu (1/7/2020).
Lanjut Abdul, kebetulan hari ini mencoba mantau dan panen, sama-sama nanti lihat bagaimana hasilnya.
Polisi berpangkat Bripka ini pun satu persatu membuka baju dinasnya dan menaiki sampan kecil dengan membawa keranjang pengangkut kerang bergerak menuju lokasi.
"Beginilah proses panen, kita harus menyelam lalu mengambil kerang yang berukuran besar untuk dijual," ucapnya.
Polisi yang bertugas di Ditpolair Polda Sumut ini pun menyelami lokasi tempat pembibitan kerang yang sebelumnya telah dimasukkannya.
Panen kerang batu ini tidak bisa dilakukan setiap saat, lantaran harus melihat situasi pasang dan musim.
"Kita lihat pasang, kalau naik, susah untuk memanennya. Begitu juga musim, kerang ini memiliki musim barat dan timur, agar rasanya manis, tidak pahit," bebernya.
Hobi yang digelutinya sejak sembilan tahun lalu ini, terbilang sukses meski beberapa kali mengalami kegagalan.
Namun, kegagalan bukan membuatnya patah semangat, melainkan menjadi pemicu untuk berbuat lebih besar.
"Kalau gagal ya sudah beberapa kali. Kita beli bibit banyak dari daerah Panipahan, namun sampai di Medan gagal. Dalam arti, mati semua. Lalu beli bibit dari Tanjungbalai, sebagian yang hidup," katanya.
Ia pun membeli kerang ke nelayan-nelayan yang berada tidak jauh dari lokasi, agar tidak terlalu beresiko.