Apa Saja Mode Terbaru Transmisi Virus Corona Ini? Berikut Penjelasan WHO dan Cara Pencegahannya
Dari data Worldometers, sudah mendekati 12,5 juta orang di seluruh dunia yang telah terinfeksi virus corona penyebab penyakit Covid-19.
Terdapat beberapa orang yang terinfeksi virus namun tidak pernah mengalami gejala atau orang tanpa gejala (OTG). Lantas, apa saja mode transmisi virus corona ini? Berikut penjelasan WHO.
TRIBUN-MEDAN.Com - Pandemi virus corona belum berakhir. Bahkan, kasus baru yang terkonfirmasi positif di sejumlah negara masih terus bertambah.
Dari data Worldometers, sudah mendekati 12,5 juta orang di seluruh dunia yang telah terinfeksi virus corona penyebab penyakit Covid-19.
Sebanyak 557.405 orang lebih meninggal dunia dan 7,1 juta dinyatakan sembuh.
Memahami bagaimana, kapan dan seperti apa penyebaran SARS-CoV-2 sangat penting untuk mengembangkan langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk memutus rantai penularan.
Terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa virus dapat menyebar melalui udara.
Hal ini pun didukung oleh penelitian ratusan ahli dari puluhan negara.

Tedros Adhanom Ghebreyesus. (AFP)
Proses penularan
Melansir situs resmi WHO, dijelaskan beberapa kemungkinan prose penularan SARS-CoV-2, termasuk melalui kontak, tetesan, udara, fomite, fecal-oral, darah, ibu-ke-anak, dan penularan dari hewan ke manusia.
Infeksi virus corona terutama menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari penyakit ringan hingga penyakit parah dan kematian.
Sementara itu, terdapat beberapa orang yang terinfeksi virus namun tidak pernah mengalami gejala atau orang tanpa gejala (OTG). Lantas, apa saja mode transmisi virus corona ini?
1. Kontak dan transmisi tetesan
Penularan virus corona dapat terjadi melalui kontak langsung, tidak langsung, atau dekat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi yang terinfeksi seperti air liur dan sekresi pernapasan atau tetesan pernapasan mereka.
Air liur atau tetesan pernapasan ini dikeluarkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi.
Lebih lanjut, tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 mikrometer, sedangkan tetesan berdiameter kurang dari 5 mikrometer disebut sebagai inti tetesan atau aerosol.
Penularan tetesan pernapasan dapat terjadi ketika seseorang berada dalam kontak dekat (kurang lebih 1 meter) dengan orang yang terinfeksi yang memiliki gejala pernapasan, misalnya batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi.
Dalam keadaan ini, tetesan pernapasan yang di dalamnya mengandung virus dapat mencapai mulut, hidung, atau mata orang yang rentan, sehingga mengakibatkan infeksi.