Update Covid19 Sumut 24 Juli 2020

BREAKING NEWS: 7 Dokter Meninggal Akibat Terpapar Covid-19 di Sumut, Termasuk 2 Dokter Umum

Sudah tujuh dokter yang meninggal dunia, dua di antaranya merupakan dokter umum. Selebihnya, dokter spesialis

Dok/ T R I B U N-MEDAN.com/DANIL SIREGAR
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (dua kiri) meninjau sekaligus meresmikan ruangan isolasi untuk pasien Covid-19, di RSUP Adam Malik, Medan, Senin (20/7/2020). RSUP Adam Malik Medan mengoperasionalkan 15 ruang baru isolasi tambahan sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan dalam menangani pasien Covid-19. 

Laporan wartawan T r i b u n-Medan.com/Muhammad Anil Rasyid

T R I B U N-MEDAN.com, MEDAN -

Akibat terpapar Covid-19, sudah ada tujuh orang dokter umum dan spesialis di Sumatera Utara yang meninggal dunia.

Jumlah ini mungki terus akan bertambah mengingat masih ada dokter yang menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit karena tertular virus corona.

"Sudah tujuh dokter yang meninggal dunia, dua di antaranya merupakan dokter umum. Selebihnya, dokter spesialis seperti anastesi, paru, penyakit dalam, dan bedah," ucap Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut, dr Rudi Rahmadsyah Sambas, Jumat (24/7/2020).

"Mereka sebagian besar bertugas melayani pasien Covid-19 atau di rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut. Selain itu, diduga ada juga yang terpapar saat praktik. Mayoritas dokter yang meninggal ini di Medan, kemudian di Asahan dan daerah lainnya," sambungnya.

Lanjut Rudi menjelaskan, hingga saat ini masih ada dokter umum maupun spesialis yang dirawat di rumah sakit karena terdampak Covid-19.

"Hal ini perlu menjadi perhatian khususnya pemerintah untuk keselamatan garda depan dalam penanganan pasien virus corona. Kami mendesak kepada pemerintah agar jam kerja dokter yang bertugas melayani pasien Covid-19 jangan diporsir," ujar Rudi.

Menurutnya, sistem kerja dokter yang melayani pasien Covid-19 dibuat shift atau bergantian.

Misalnya, dokter A pada Senin dan Selasa masuk.

Lalu pada Rabu dan Kamis digantikan dengan dokter B sehingga dokter A bisa istirahat. Sedangkan pada Jumat dan Sabtu dokter B istirahat yang digantikan dengan dokter C.

Apabila seorang dokter kurang waktu istirahatnya atau kecapean maka sangat rentan terpapar Covid-19.

Hal ini terjadi, lantaran imunitas tubuhnya lemah.

"Jangan sampai niat menolong pasien, malah ditolong. Kalau banyak dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19, lantas bagaimana dengan pasien Covid-19? Siapa yang akan menanganinya," ujar dr Rudi Rahmadsyah Sambas.

Dokter Hatta Lubis

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved