Sebelumnya Tak Punya BPJS, Warga Binjai Ini Berhutang Rp 67 Juta di RS Grand Med Lubukpakam

Andi Irawan sudah habis-habisan atas biaya pengobatan anaknya ini karena diakui ia dan istri sebelumnya tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan

TRIBUN MEDAN/INDRA
ANDI Irawan (kaos merah) ketika berada di ruang NICU bersama Humas RS Grand Med, Emra Sinaga, Senin (27/7/2020). 

TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Andi Irawan (23), warga Lingkungan III Kelurahan Jati Utomo Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai berhutang Rp 67 juta kepada pihak RS Grand Med Lubukpakam Kabupaten Deliserdang atas biaya pengobatan anaknya yang baru lahir, Aliska Nadia.

Hingga saat ini Andi beserta istrinya Sulistiawati (22) masih kebingungan untuk melunasi pembayaran.

Anaknya yang belum genap berusia satu bulan sudah menjalani dua kali operasi di rumah sakit dan saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Grand Med Lubukpakam.

Saat diwawancarai, Andi Irawan menyebut dirinya sudah habis-habisan atas biaya pengobatan anaknya ini karena diakui ia dan istri sebelumnya tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

Kantor BPJS Kesehatan Medan Tutup Sementara, Banyak Warga Belum Tahu dan Tetap Datang

Dikatakannya, anaknya lahir tanpa anus dan mempunyai masalah di bagian tenggorokan.

Selain terhutang dengan rumah sakit ia pun menyebut juga punya hutang di luar karena musibah ini.

"Total uang yang sudah keluar ada Rp 25 juta juga. Itu untuk biaya operasi pertama dan lain-lain lah. Untuk operasi pertama kena Rp 10 juta. Uangnya kudapat dari jual sepeda motor. Terus untuk yang lain-lain ya minjam-minjamlah sama saudara. Sekarang di rumah sakit ada biaya Rp 67 juta lagi. Belum tahulah cemana mau bayarnya. Saya kernet bangunannya," ujar Andi Irawan saat ditemui di rumah sakit Grand Med, Senin (27/7/2020).

Saat diwawancarai, mata Andi tampak sayup. Selama anaknya sakit ia pun kurang tidur. Di rumah sakit ia dan istri terus memantau perkembangan kesehatan anaknya. Dijelaskan kalau anak pertamanya itu lahir dengan normal tanpa operasi.

"Tanggal 29 Juni lahir anakku ini. Pertama di klinik dekat rumah lahirannya dan kakak yang jadi bidannya. Awalnya belum tahu kami kalau anusnya tidak ada. Tahunya pada saat di kasih susu enggak lama kemudian mukanya membiru dan sempat disedot lagi susunya dan hilang baru kemudian di cek, di situlah baru tahu," ucap Andi.

Suami Istri Ini Kuras Tabungan Ibu Angkat Rp 60 Juta Bermodus Urus BPJS Kesehatan

Karena kondisi seperti itu, lanjut Andi anaknya itupun mereka larikan ke rumah sakit Djoelham Binjai.

Karena tidak ada mesin ventilator anaknya itupun setengah jam kemudian di rujuk ke rumah sakit Grand Med.

Diakui bahwa saat itu pihak rumah sakit ada menawarkan beberapa lokasi rujukan seperti Adam Malik dan Murni Teguh. Namun karena kakaknya merasa punya ada kenalan dengan dokter di RS Grand Med ia pun sepakat untuk dirujuk ke rumah sakit Tipe B ini.

"Tapi sebelum ke rumah sakit ini (Grand Med) anakku ini sempat kami bawa ke rumah sakit Bina Kasih, inisiatif kami saja mana tahu ada ventilator nya. Saat itukan kami pikir jauh kali rumah sakit ini. Karena enggak ada juga kami bawa pulang ugalah satu malam ke rumah. Baru karena paginya panasnya tinggi dibawa ke Djoelham lagi. Setelah turun panasnya disitulah dipastikan semua harus ke RS Grand Med dan kami pun berangkatlah,"ucap Andi.

Andi mengaku merasa terbantu karena dari teman-temannya ada juga memberikan bantuan dana. Selama ini ia menyebut masih tinggal bersama orang tuanya. Istrinya juga hanyalah ibu rumah tangga.

 Istriku dulu punya BPJS Kesehatan yang dari pemerintah saat masih ikut sama mertua. Tapi mertua sempat dapat kerjaan di pabrik dan kami pun sudah buat Kartu Keluarga. Kami pikir istriku masih aktif BPJS Kesehatannya tapi rupanya sudah mati," katanya.

Layanan di Kantor BPJS Kesehatan Medan Akan Kembali Dibuka, Ini Jadwalnya

Humas RS Grand Med Lubukpakam, Emra Sinaga menyebut pasien Aliska Nadia sebelumnya ditangani oleh dua dokter. Selain dokter spesialis anak juga ditangani spesialis bedah. Saat ini menurut dokter spesialis anak kondisinya belum dapat diperbolehkan pulang.

"Saat ini masih kita rawatlah anak ini. Dari data kita, pasien masuk tanggal 2 Juli lalu. Keluhannya karena enggak ada anus dan perutnya membesar. Itulah kena biaya operasi Rp 10 juta pertama karena enggak ada BPJS Kesehatannya kena umum," kata Emra.

Setelah operasi pertama, Emra menyebut anak masih mengalami sesak. Setelah dilakukan CT Scan Thorax diketahuilah ada masalah baru bahwasanya tidak ada saluran tenggorokan. Diperkirakan wajah yang sempat membiru yang diceritakan oleh orangtuanya sebelumnya karena masalah ini.

" Tanggal 9 dilakukan operasi kedua. Intinya sekarang kondisinya sudah lebih baik dari yang sebelumnya. Biaya 67 juta sekarang ini memang. Per tanggal 18 Juli BPJS anak ini pun sudah aktif. Biaya sebelumnya itu yang Rp 67 juta," kata Emra.(dra/tri bun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved