Update Covid19 Sumut 4 Agustus 2020
DAFTAR Nama 6 Dokter yang Meninggal Akibat Covid-19, Terbaru dr Ahmad Rasyidi Siregar Sp B
dr Ahmad Rasyidi Siregar Sp B meninggal dunia usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Siloam Medan.
T RI BUN-MEDAN.com -
Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan mengabarkan berita duka atas berpulangnya rekan sejawat.
Hari ini, Selasa (4/8/2020), seorang dokter spesialis bedah, dr Ahmad Rasyidi Siregar Sp B meninggal dunia usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Siloam Medan.

"Benar beliau meninggal dunia karena covid-19 di RS Siloam Medan. Waktu pastinya kurang tau, kabarnya tadi malam," ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan, dr Wijaya Juwarna, Sp-THT-KL, Selasa (4/8/2020).
• Jumlah Warga Positif Corona di Karo Meningkat Drastis, Dinas Kesehatan Tekankan OTG Isolasi Mandiri
Dikatakan Wijaya, dr Ahmad Rasyidi Siregar merupakan senioran dirinya di dunia kedokteran. Ia berharap dedikasi dr Ahmad Rasyidi dapat menjadi contoh bagi para tenaga kesehatan lainnya.
“Gugur lagi senior kita dr. Ahmad Rasyidi Siregar. Semoga darmabakti, dedikasi, dan pengabdian beliau akan menjadi suri teladan dan menjadi pendorong semangat bagi tenaga kesehatan dan relawan medis lainnya yang sedang berjuang melawan Covid-19,” katanya.
Almarhum dr Ahmad Rasyidi Siregar merupakan dokter ke enam yang meninggal dunia karena covid-19 di Medan.
Sebelumnya, terang Wijaya, terdapat beberapa nama yakni dr Ucok Martin, Sp P, dr Anna Mari Ulina Bukit, dr Irsan Nofi Hardi N Lubis, Sp S, dr Aldreyn Asman Aboet, SpAn. KIC, dan dr Andhika Kesuma Putra, M.Ked(P), Sp P, FCCP.
Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut dr. Rudi Rahmadsyah Sambas juga menyampaikan ungkapan belasungkawa nya terhadap meninggal nya dr Ahmad Rasyidi Siregar.
“Turut berduka cita yang mendalam atas kepergian dr. Ahmad Rasyidi Srg, Sp.B, suami dari Prof. Bidasari Lubis, SpA (K), ayah dr. Olga Rasiyanti, Sp.A (K). Semoga amal ibadah almarhum diterima serta mendapatkan tempat yang sebaik-baiknya di sisi Allah Subhanahu Wata’ala dan seluruh keluarga diberi kekuatan, keikhlasan dan tawakkal,” tulis Rudi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun T ri bun-Medan.com, dr Ahmad Rasyidi hampir satu bulan di Rumah Sakit Siloam Medan.
Ia juga merupakan suami dari Prof Bidasari Lubis, Sp A (K), seorang dosen di Fakultas Kedokteran USU.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan Dr Ahmad Rasyidi Siregar memang sudah lama dirawat di RS Siloam.
"Iya benar beliau positif covid-19, sudah lumayan lama juga dirawat, hampir satu bulan dengan kondisi yang naik turun," ujar Mardohar saat dihubungi T ri bun-Medan.com, Selasa (4/8/2020).

Dikatakannya, kondisi dr Ahmad Rasyidi Siregar sempat kritis dan juga sempat membaik.
"Naik turun kondisinya, cuma memang dia sudah lama dirawat. Karena kan covid-19 ini memang tidak bisa kita prediksi bagaimana respon tubuh seseorang terhadap virusnya," katanya.
Mardohar mengatakan bahwa dr Ahmad Rasyidi Siregar Sp B juga sudah berusia lanjut. Yakni berusia 71 tahun.
"Kita tidak bisa menolak kehendak Yang Maha Kuasa. Semoga beliau tenang di sisinya," ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun T ri bun Medan, dr Ahmad Rasyidi Siregar Sp B bekerja sebagai dokter spesialis bedah di Rumah Sakit Sufina Aziz Jl. Karya Baru No.1, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia.
"Iya benar beliau bekerja di sini, sebagai dokter spesialis bedah. Sudah lama juga beliau bekerja di sini. Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa," ujar Zuhri, perwakilan dari Rumah Sakit Sufina Aziz Medan.

dr Dessy Amelia Dinyatakan Sembuh
Berbeda nasib dengan suaminya dr Andhika Kesuma Putra yang meninggal karena terkonfirmasi Covid-19, sang istri dr Dessy Amelia yang juga terkonfirmasi virus tersebut berhasil sembuh.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan menyebutkan kabar terbaru bahwa dr Dessy Amelia telah sembuh dari Covid-19.
"Dia sudah pulang, dia sudah tidak di rumah sakit lagi. Memang kemarin dia dirawat di rumah sakit dan positif Covid-19. Saya barusan ditelepon pihak rumah sakit," ungkapnya saat dikonfirmasi T ri bun-medan.com, Senin (3/8/2020).
• Ketua IDI Medan: Ada Dokter Ganti Masker setelah 7 Hari
Ia menerangkan bahwa kedua pasangan sejoli tersebut sama-sama masuk rumah sakit karena terpapar Covid-19.
"Mereka sama-sama masuk kemarin sekitar dua minggu yang lalu. Hasil swabnya sudah masuk ke kita," jelas Mardohar.
Ia menyebutkan dr Dessy Amelia merupakan dokter spesialis kejiwaan yang saat ini kondisinya sudah pulih, namun karena masih dalam keadaan berduka pihaknya belum bisa bertanya banyak.
• IDI Paparkan Jumlah Dokter di Sumut yang Meninggal dan Dirawat karena Terpapar Covid-19
"Cuma memang dia pun sudah mau sembuh. Karena kemarin suaminya meninggal jadikan agak down dia. Kita enggak bisa ganggu dia banyak-banyak, kan baru kemalangan," tuturnya.
Lebih lanjut, Mardohar menuturkan sejauh ini dari keluarga dr Andhika, yang positif terpapar hanya istrinya saja.
"Cuma istrinya saja, karenakan mereka kerja sama-sama dokter kan," pungkasnya.
Sebelumnya, almarhum dr Andhika KP MKed (Paru), Sp P(K), dokter spesialis paru-paru dikabarkan meninggal dunia terkonfirmasi Covid-19 pada 1 Agustus 2020.
Dokter muda Spesialis Paru ini merupakan seorang Relawan Covid-19 di Rumah Sakit GL Tobing ini setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Columbia Asia, Medan selama sepekan.
Warga Terjangkit Corona di Karo Meningkat Drastis
Jumlah kasus positif penyebaran virus corona (Covid-19) di Kabupaten Karo, saat ini meningkat drastis.
Dari kasus ini, kebanyakan diketahui merupakan berasal dari klaster keluarga.
Dari kasus positif yang merupakan klaster ini, kebanyakan berstatus sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG). Sehingga, mereka masih dapat menjalani isolasi mandiri di rumah jika memungkinkan.
Namun, saat ini ternyata ditemukan adanya penambahan kasus positif yang berasal dari klaster yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Saat dikonfirmasi ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Karo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Drg Irna Safrina Meliala M.kes, membenarkan hal tersebut.
Kondisi ini dibuktikan dengan penambahan kasus yang baru ini setelah dilakukan tracing ke jenjang ketiga.
"Kalau kita kita lihat, klaster yang ada saat ini berasal dari keluarga. Dan kita dapatkan penambahan ini, setelah ada anggota keluarga yang sakit," ujar Irna, saat ditemui di Kantor DPRD Karo, Jalan Veteran, Kabanjahe, Senin (3/8/2020).
Irna mengungkapkan, hal ini diduga jika kasus positif yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah masih tidak melakukan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Untuk itu, dirinya meminta kepada seluruh kasus positif berstatus OTG yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah tetap menaati protokol kesehatan.
Dengan cara tetap mengisolasi diri dari anggota keluarga yang lain, tetapi menjaga jarak, dan seluruh peralatan yang digunakan oleh kasus terkonfirmasi ini harus terpisah dengan anggota keluarga yang lain.
"Ya makanya itu kami meminta agar walaupun isolasi mandiri di rumah, tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Yang paling penting itu, tidak melakukan interaksi dengan keluarga yang belum tertular," katanya.
Dirinya melanjutkan, selain orang yang sudah dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, ia juga meminta agar anggota keluarganya yang lain juga menerapkan protokol kesehatan yang sama.
Pasalnya, seperti salah satu klaster terdata jika kasus positif yang ada saat itu tidak pernah bepergian, namun diduga tertular dari keluarga yang sering bepergian.
"Dan jangan salah, ada salah satu ibu yang terkonfirmasi positif itu keluarnya bilang dia enggak pernah kemana-mana. Tapi ada keluarga yang sering keluar, jadi dia mungkin tertular dari keluarganya. Jadi untuk menghindari, kita sebaiknya kalau dari luar dan kembali ke rumah tetap harus menjaga kebersihan. Karena kita enggak tau kita tertular atau tidak di luar sana," ungkapnya.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan diduga orang yang sudah terkonfirmasi dan berstatus OTG mungkin sudah penat untuk menunggu kepastian hasil swab yang masih diperiksa.
Pasalnya, untuk menunggu keluarnya hasil swab membutuhkan waktu beberapa lama karena banyaknya sampel yang dikirim ke laboratorium yang sama.
Untuk itu, Irna mengatakan saat ini pihaknya sedang berusaha agar hasil pengetesan swab lebih cepat keluar.
Sehingga, masyarakat tidak terlalu lelah menunggu kepastian seperti apa hasil pengecekan kondisi dirinya.
Dua Klaster Baru di Dua Kecamatan
Kasus penyebaran wabah pandemi virus corona (Covid-19) di Kabupaten Karo, hingga saat ini masih terus menunjukkan tanda-tanda semakin meningkat.
Dari beberapa hari terakhir, jumlah pertambahan kasus positif Covid-19 juga terlihat meningkat secara signifikan.
Saat dikonfirmasi ke pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Karo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Drg Irna Safrina Meliala M.kes, membenarkan hal tersebut.
Dirinya menyebutkan, berdasarkan peta persebaran Covid-19 di Kabupaten Karo, hingga saat ini jumlah akumulatif kasus positif Covid-19 di Karo sudah mencapai 66 kasus.
"Sampai kemarin kasus di kita sudah mencapai 66 kasus.
Kalau kita lihat memang jumlah kasus yang ada saat ini, penambahannya sangat tinggi.
Kita lihat juga, peningkatan yang terakhir ini lebih banyak dari sebelumnya," ujar Irna, saat ditemui di kawasan Kantor DPRD Karo, Jalan Veteran, Kabanjahe, Senin (3/8/2020).
Menurut peta persebaran dari GTPP Covid-19 Karo, jumlah peningkatan dalam sepekan terakhir terdata sebanyak 14 kasus.
Dari seluruh kasus ini, terlihat peningkatan yang paling banyak terjadi di hari Kamis (30/7/2020) dan Sabtu (1/8/2020) kemarin dengan masing-masing penambahan empat kasus.
Melihat banyaknya penambahan kasus positif Covid-19 baru ini, tentunya sudah dapat dikatakan jika di Kabupaten Karo sudah memiliki klaster baru dan sudah terdapat transmisi lokal.
Saat ditanya perihal ini, Irna juga tidak menampik adanya dugaan jika penambahan ini datang dari klaster baru.
"Memang ini kita lihat ini dari klaster yang merupakan keluarga.
Setelah kita lakukan tracing hingga ke tingkat ketiga, kita dapatkan jika keluarga dari yang pertama kena itu positif juga," ucapnya.
Saat ditanya perihal klaster yang terdata ini, Irna mengaku jika saat ini klaster yang baru ini terdata dari dua kecamatan berbeda.
• Ilmuwan China Kabur ke Amerika, Diam-diam Bocorkan Virus Corona Dimulai dari Laboratorium Militer
Dirinya mengatakan, klaster baru ini tercatat berasal dari Kecamatan Kabanjahe dan Kecamatan Berastagi.
"Kalau untuk kasus yang baru ini, memang ada beberapa kasus yang berasal dari kecamatan berbeda.
Tapi, untuk klaster yang baru ini tercatat dari Kecamatan Kabanjahe dan Berastagi," ungkapnya.
Irna menjelaskan, jika dari kasus sebelumnya saat ini juga masih ditemukan penambahan kasus positif hingga ke jaringan ketiga.
Sehingga, selain penyebarannya sudah terjadi lebih luas dirinya juga meminta masyarakat agar sadar untuk melaporkan dirinya jika ada yang sempat berinteraksi dengan kasus sebelumnya.
56 kasus baru dalam 24 jam
Sementara itu, angka pasien terkonfirmasi Covid-19 di Sumut tercatat bertambah 56 kasus baru dalam 24 jam terakhir.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan menerangkan bahwa total pasien terpapar virus Corona di Sumut hingga Senin (3/8/2020) pukul 16.00 WIB, berjumlah 4.193 orang.
"Update data Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara hingga 3 Agustus 2020, pasien konfirmasi bertambah 56 kasus baru dengan total berjumlah 4193 orang," ungkapnya.

Angka positif terkonfirmasi Covid-19 tersebut hasil dari 23.358 spesimen sampel yang telah diuji di laboratorium.
Adapun pemeriksaan sampel untuk hari ini sebanyak 422 orang.
Peningkatan juga terjadi pada pasien sembuh dari virus corona yaitu bertambah sebanyak 39 orang.
"Pasien meninggal dunia akibat positif virus corona bertambah 2 orang menjadi 204 orang. Sementara pasien sembuh total menjadi 1652 orang," tutur Whiko.
Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mengalami pengurangan sebanyak 38 orang dalam sehari.
"Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 498 orang," ungkap Whiko
Whiko menyebutkan penyebab dari melonjaknya angka ini disebabkan masifnya pemeriksaan yang dilakukan pihaknya.
"Kita dapatkan beberapa kali melonjaknya angka kasus positif Covid19 di Sumatera Utara yang ada saat ini. Hal ini salah satunya karena masifnya pemeriksaan swab PCR dan rapid test yang dilakukan Gugus Tugas di Sumatera Utara. Yang dilakukan baik di rumah maupun di lokasi lainnya," tuturnya.
Whiko membeberkan masifnya pemeriksaan ini sebagai cara menuju tatanan hidup baru (new normal life) yang akan direalisasi di seluruh kabupaten/kota di Sumut.
"Hal ini sebagai salah satu syarat formal yang akan dipenuhi yang di antaranya transmisi Covid19 dan kemampuan sistem kesehatan dalam mengidentifikasi dan mengisolasi para penderita Covid19. Pemerintahan provinsi Sumatera Utara ekstra hati-hati menetapkan kebijakan new normal setelah mendapatkan masukan dari para pakar dan akademisi," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa penambahan pasien terpapar virus corona masih terus terjadi di Sumut, untuk itu ia meminta agar masyarakat tetap patuh mengikuti protokol kesehatan.
• KABAR DUKA: dr. Ahmad Rasyidi Siregar Meninggal, Daftar 6 Dokter Meninggal akibat Covid-19 di Medan
(cr14/vic/t ri bun-medan.com)