Tangkal Hoaks Corona, Tim Pengabdian Masyarakat FISIP USU Fasilitasi Pelatihan untuk Penjual Jamu

Pelatihan ini membahas seputar informasi dan bagaimana dalam menyaring berita hoaks atau kurang terpercaya mengenai virus Corona.

TRIBUN MEDAN/KARTIKA
DOKUMENTASI peserta dalam mengikuti pelatihan Peningkatan Kapasitas Ibu-Ibu Penjual Jamu dalam Menyaring Berita Hoax Covid-19 di Cafe Minum Kopi, Jalan Eka Rasmi VI No. 7A, Kecamatan Medan Johor, Medan, Kamis (13/8/2020). 

TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Pandemi Corona hingga saat ini masih belum menunjukkan tren penurunan kasus.

Disamping itu, hal ini diperparah dengan semakin banyaknya info hoaks atau berita dari berbagai sumber yang diragukan keakuratannya.

Berangkat dari hal tersebut, Tim Pengabdian Dosen FISIP Ilmu Komunikasi USU di bawah naungan sekaligus kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) USU menggagas pelatihan bertajuk Peningkatan Kapasitas Ibu-Ibu Penjual Jamu dalam Menyaring Berita Hoax Covid-19 di Cafe Minum Kopi, Jalan Eka Rasmi VI No. 7A, Kecamatan Medan Johor, Medan, Kamis (13/8/2020).

Pelatihan yang diikuti oleh 15 penjual jamu wilayah Karya Wisata dan Karya Tani Johor ini membahas seputar informasi dan bagaimana dalam menyaring berita hoaks atau kurang terpercaya mengenai virus Corona di lingkungan masyarakat.

Ketua tim Pengabdian kepada Masyarakat, Moulita mengungkapkan bahwa pelatihan ini merupakan kegiatan bentuk pengabdian untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam menyaring berita mengenai corona.

"Ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dari program USU, karena kami dari FISIP USU jadi kami mengangkat mengenai pemahaman masyarakat terhadap media khususnya berita mengenai Covid-19," ungkap Moulita kepada Tri bun Medan.

Syahrini Ungkap Rasa Kasihannya Pada Orang yang Menyebar Video Syur Hoaks

"Tadi kami ambil dua materi yaitu apa itu berita hoax dan berita hoax Covid-19 serta bagaimana cara untuk mengecek fakta tentang Covid-19 itu sendiri. Jadi saya menyampaikan materi pertama dan mengajak rekan saya dari FKM UINSU untuk menjelaskan berita Covid-19 itu seperti apa," ujarnya.

Dari amatan Tri bun Medan, peserta tampak antusias dalam mendengarkan paparan materi mengenai pemahaman berita hoax, dampak dan bagaimana cara menangkalnya.

Pelatihan mengenai berita hoaks ini juga diselenggarakan selama dua hari pada 13-14 Agustus 2020 dengan masing-masing peserta sebanyak 15 orang per hari untuk mencegah kerumunan.

Moulita menuturkan bahwa ia dan tim Pengabdian kepada Masyarakat ingin dari pelatihan ini, semakin banyak lapisan masyarakat dapat meminimalisir berita-berita hoax yang tidak sedikit merugikan masyarakat.

YouTuber Anji Dicibir, Diduga Buat Konten Hoaks Tentang Obat Covid-19, Tompi Berkomentar Menohok

"Kita berusaha agar semakin banyak elemen masyarakat yang tersadarkan dan di literasi mengenai media atau berita terutama mengenai hoax Covid-19 itu.

Dan Ibu-Ibu penjual jamu itu sendiri ya karena kita sering mendengar bahwa jamu bisa menangkal corona atau bawang putih bisa menyembuhkan corona, ya disini kita ingin agar Ibu-Ibu penjual jamu bisa peduli ya karena sedikit banyak melibatkan dunia mereka juga," terang Moulita.

Tambahnya, Moulita berharap dalam pelatihan ini para peserta dapat menyaring informasi mengenai hoax terutama hoax mengenai corona yang datang dari berbagai sumber.

"Pada dasarnya pendidikan berliterasi media itu harus dijalani bersama-sama, seperti orangtua, guru, wartawan, ataupun masyarakat umum agar jangan terpancing dengan berita yang provokatif yang dapat memicu amarah jadi disini kita ingin mengajak masyarakat berpikir secara logis," ucap Moulita.

Peserta mengikuti pemaparan materi dengan antusias hingga akhir pelatihan, diantaranya ada Wagiyem, penjual Jamu asal Johor ini mengaku mendapatkan banyak ilmu dari pelatihan seputar hoax terkhusus mengenai corona.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved