UEA dan Israel Jalin Hubungan Diplomatik, Palestina Marah Besar hingga Tarik Dubesnya dari UEA

Israel menjalin hubungan diplomatik dengan negara Arab, Uni Emirat Arab setelah negara Zionis ini setuju menunda pencaplokan Tepi Barat.

Editor: Tariden Turnip
dok
UEA dan Israel Jalin Hubungan Diplomatik, Palestina Marah Besar hingga Tarik Dubesnya dari UEA . Kolase Putra Mahkota Dubai Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan Presiden AS Trump dan PM Israel Netayahu 

PALESTINA marah besar atas pembukaan hubungan diplomatik Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel, meski normalisasi hubungan diplomatik ini dibarter dengan penundaan aneksasi wilayah Tepi Barat.

Palestina  mengecam keras perjanjian normalisasi antara Israel dan Uni Emirat Arab, menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap orang Arab dan Palestina. 

Israel dan UEA mencapai perjanjian bersejarah dan sepakat untuk menormalkan hubungan kedua negara.

Dengan kesepakatan ini, Israel "menunda" rencana mencaplok sebagian besar wilayah Pendudukan Tepi Barat.

Kesepakatan ini diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, hari Kamis (13/08).

Dalam pernyataan bersama Presiden Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed Al Nahyan, disebutkan bahwa kesepakatan ini "diharapkan akan memajukan upaya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah".

Presiden Trump, yang membantu memediasi kesepakatan tersebut, mengatakan ini adalah "momen yang benar-benar bersejarah".

"Sekarang setelah es pecah, saya berharap makin banyak negara Arab dan Muslim mengikuti Uni Emirat Arab," ujarnya kepada wartawan di Gedung Putih.

Kesepakatan tersebut adalah perjanjian ketiga antara Israel dan negara Arab sejak Israel menyatakan diri sebagai negara independen pada 1948.

Dua kesepakatan terdahulu dicapai dengan Mesir dan Yordania, masing-masing pada 1979 dan 1994.

Netizen Palestina dan Arab mengekspresikan kemarahan atas perjanjian tersebut, dengan beberapa menyebutnya sebagai "nakba baru," atau bencana.

Mereka juga menggunakan berbagai kata merendahkan Uni Emirat Arab dan para pemimpinnya, termasuk "Uni Emirat Zionis" dan "anjing" dan "pengkhianat".

Yang lain menyebut pengumuman itu sebagai "Kamis hitam untuk orang Arab dan Palestina."

Pejabat Palestina mengatakan tidak tahu menahu dengan perjanjian tersebut.

"Alih-alih mencaplok Tepi Barat, Israel telah mencaplok Uni Emirat Arab," kata seorang pejabat senior Palestina kepada The Jerusalem Post.

"Ini adalah perkembangan yang sangat berbahaya yang membutuhkan tanggapan tidak hanya dari Palestina tetapi seluruh dunia Arab."

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved