UEA dan Israel Jalin Hubungan Diplomatik, Palestina Marah Besar hingga Tarik Dubesnya dari UEA

Israel menjalin hubungan diplomatik dengan negara Arab, Uni Emirat Arab setelah negara Zionis ini setuju menunda pencaplokan Tepi Barat.

Editor: Tariden Turnip
dok
UEA dan Israel Jalin Hubungan Diplomatik, Palestina Marah Besar hingga Tarik Dubesnya dari UEA . Kolase Putra Mahkota Dubai Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan Presiden AS Trump dan PM Israel Netayahu 

Sebelum dicapai kesepakatan, Israel tidak punya hubungan diplomatik dengan negara-negara Teluk.

Meski demikian, Israel dan negara-negara Teluk sama-sama mengkhawatirkan pengaruh Iran di kawasan, yang mendorong kontak-kontak tidak resmi antara Israel dan negara-negara Teluk.

PM Netanyahu, dalam pernyataan melalui Twitter, menggambarkan kesepakatan ini sebagai "hari yang bersejarah".

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Netanyahu mengatakan dirinya "menunda" rencana aneksasi Tepi Barat, namun rencana itu masih ada "di atas meja". Jika aneksasi dilaksanakan, sebagian Tepi Barat akan resmi menjadi wilayah Israel.

"Tiada perubahan dalam rencana saya untuk menerapkan kedaulatan kami di Yudea dan Samaria [Tepi Barat] dengan bekerja sama penuh dengan AS. Saya berkomitmen padanya. Itu belum berubah. Saya ingatkan Anda bahwa sayalah yang menempatkan isu kedaulatan di Yudea dan Samaria di meja. Isu ini masih ada di atas meja," ujar Netanyahu.

Penasihat senior Trump—yang juga menantunya—Jared Kushner mengatakan Israel tidak akan melangkah maju dalam rencana aneksasi sebelum merundingkannya terlebih dahulu dengan Amerika Serikat. Menurutnya, interaksi antara Israel dan UEA akan berlangsung "sangat cepat".

Duta besar UEA di Washington, Yousef Al Otaiba, mengatakan kesepakatan UEA-Israel "adalah kemenangan bagi diplomasi dan bagi kawasan".

Ia menambahkan, "Ini kemajuan penting dalam hubungan Israel dengan negara-negara Arab, yang akan mengurangi ketegangan dan menciptakan energi baru bagi perubahan positif."

Sejumlah analis menilai kesepakatan itu bermakna kemenangan bagi Trump dalam kebijakan luar negeri menjelang pemilihan presiden pada November mendatang. Hal itu juga menjadi nilai tambah bagi Perdana Menteri Netanyahu yang disidang atas dugaan korupsi.

Kedua sosok itu mengalami penurunan popularitas terkait penanganan pandemi virus corona. Dan di Israel, kalangan sayap kanan yang ingin Israel menganeksasi Tepi Barat mengutarakan kemarahan mereka atas pengumuman kesepakatan antara Israel dan UEA.

Apa yang disepakati?
Dalam beberapa pekan ke depan, delegasi Israel dan UEA akan bertemu untuk menandatangani perjanjian bilateral di bidang investasi, pariwisata, penerbangan langsung, telekomunikasi, teknologi, energi, layanan kesehatan, kebudayaan, lingkungan, dan pendirian kantor kedutaan.

"Membuka hubungan langsung antara dua masyarakat paling dinamis dan paling maju ekonominya di Timur Tengah akan mengubah wilayah ini melalui penambahan pertumbuhan ekonomi, memajukan inovasi teknologi, dan membentuk hubungan antar masyarakat yang semakin dekat," sebut pernyataan gabungan Israel dan UEA.

Israel juga akan "menunda deklarasi kedaulatan pada area-area yang digariskan" dalam Visi Perdamaian antara Israel dan Palestina yang dijabarkan Presiden Trump. Dalam rencana tersebut, dia mendukung rencana Israel menganeksasi sebagian Tepi Barat dan Lembah Yordania.

Palestina memperingatkan tindakan semacam itu akan menghancurkan wilayah mereka untuk membentuk negara independen pada masa mendatang. Selain itu, langkah tersebut dinilai melanggar hukum internasional--pandangan yang didukung sebagian besar komunitas internasional.

Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, mengatakan pengakuan UEA atas Israel adalah "langkah yang sangat berani" untuk menghentikan "bom waktu yang berdetik" terkait aneksasi Israel terhadap Tepi Barat.

Menurutnya, UEA memandang hal itu sebagai "penghentian aneksasi, bukan penundaan".

Ditanya mengenai kritik Palestina atas kesepakatan dengan Israel, dia mengakui wilayah Timur Tengah sangat terkutub-kutub dan dia sudah menduga akan mendengar "kebisingan yang biasa".

"Kami mempertimbangkannya hingga sakit mengenai hal ini," ujarnya, namun pada akhirnya memutuskan "mati kita lakukan".

Pernyataan gabungan itu menyebut Israel akan "fokus pada upaya memperluas hubungan dengan negara-negara lain di dunia Arab dan Muslim" serta AS dan UEA akan bekerja untuk mencapai tujuan itu.

Pernyataan bersama AS, Israel dan UEA juga menyebutkan Israel dan UEA akan bergabung dengan AS untuk meluncurkan "Agenda Strategis Timur Tengah" yang berupaya mempromosikan stabilitas melalui pendekatan diplomatik, integrasi ekonomi, dan kerja sama keamanan yang lebih erat. (jpost/bbc news)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved