Update Covid19 Sumut 15 Agustus 2020

Puluhan Nakes Positif Covid di RSU Haji, Tiga Dirawat Inap di Rumah Sakit, Sisanya Isolasi Mandiri

Kadis Kesehatan Sumut menyebutkan, saat ini keluhan yang disampaikan para perawat belum ada diterima oleh pihak Dinas Kesehatan Sumut.

TRIBUN MEDAN/VICTORY
KONDISI Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan terpantau cukup ramai aktivitas, Kamis (13/8/2020). 

"Harusnya disediakan lah karena orang itu bisa menganggarkan sendiri dan membeli sendiri. Dan ada bantuan kita juga, lengkap permintaannya dan tanda terimanya ada. Adalah, banyak-banyak itu," tegasnya.

Alwi menyebutkan, hingga saat ini belum ada laporan balik dari RSU Haji terkait masukan yang telah diberikan terkait pemutusan rantai Covid19 di tenaga medis. "Belum ada laporan, hari Sabtu pula ini, itukan ada isolasi," tuturnya.

Sebelumnya, perawat di Rumah Sakit Umum Haji Medan membeberkan dugaan perlakuan tak sesuai prosedur dalam penanganan pasien Covid-19.

Seorang perawat RSU Haji yang tak ingin disebutkan identitasnya membeberkan fakta penyebab tingginya angka tenaga medis yang terpapar.

Dikatakannya, para perawat dalam menangani pasien Covid-19 diberikan APD yang dijatah dan tidak diganti setiap harinya sejak bulan Mei 2020.

Bahkan yang lebih miris, baju azmat dan masker yang dipakai para tenaga medis harus disterilkan kembali. Dan bahkan ada yang harus membeli masker sendiri.

RSU Haji Medan Klaster Covid-19 Terbesar di Sumut, 30 Tenaga Medis Positif Corona, 2 Orang Meninggal

"Kami ada 240 perawat di sini, kami tidak di fasilitasi kerja, APD sama masker dijatah. Jadi baju azmat kami itu didaur ulang. Sudah dipakai lalu disterilkan, baru dipakai kembali. Maskerpun dijatah, kami pakai masker lebih dari tiga hari itupun masker medis biasa. Bahkan kami disuruh beli sendiri," ungkapnya kepada Tri bun, Jumat (14/8/2020).

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa tidak adanya perlengkapan APD tersebut yang membuat banyaknya tenaga medis yang berjatuhan terpapar Covid-19.

"Jadi pasien itu dibuat masuk ke ruangan rawat inap biasa. Jadi di situ kami kenak tertularnya, karena kami dengan tanpa perlengkapan tidak mengetahui pasien tersebut ternyata terpapar," tegasnya.

Bahkan ia menerangkan saat ini banyak perawat yang menangani khusus pasien Covid19 tidak pernah dilakukan swab. Yang lebih miris bahwa para pasien yang positif tidak dirawat oleh rumah sakit.

"Kami juga perawat belum semua diswab. Malah yang diswab yang tidak menanganin pasien. Dan teman-teman kami perawat yang positif disuruh manajemen rawat diri sendiri di rumah, bukan dirawat di RS Haji," tuturnya.

Ia menyebutkan bahwa para perawat yang menangani pasien Covid19 juga tidak diberikan ruang karantina setelah menangani pasien dan langsung disuruh pulang ke rumah masing-masing.

Hal ini dijelaskannya yang menjadi penyebab tertularnya suami dari almarhum perawat Rasyidah yang meninggal dunia.

"Kami yg merawat Covid-19 tidak difasilitasi seperti biasa. Kami disuruh pulang sehabis merawat, makanya kawan kami yang meninggal Rasydah Ulfa itu suaminya ikut positif. Seharusnya selesai dari ruangan Covid-19 kami diisolasi dulu 14 hari baru diperbolehkan pulang apabila hasil rapid atau swab kami negatif. Ini salah satu penyebab penularan dan menularkan ke keluarga," tuturnya.

"Dan teman kami yang meninggal itu belum dapat santunan hingga hari ini," tambahnya.

2 Tenaga Medis Meninggal Dunia, Total Ada 30 Orang Positif Covid-19 di RS Haji Medan

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved