Mengenang Jejak Soekarno di Parapat, Kirim Surat Lewat Tulang Paha Ayam Agar Tak Diketahui Belanda

Jejak sejarah perjuangan Sang Proklamator Soekarno atau Bung Karno di masa kolonial Belanda, tak bisa dilepaskan dari Kota Parapat, Simalungun, Sumut

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN / ist
Soekarno di rumah pengasingan di Parapat, Simalungun, Sumatera Utara. 

Lebih jauh disampaikan Mangasi, ketika itu memang pemisahan atau pengkotak-kotakan jelas dilakukan Belanda, yang dikenal dengan bahasa "Devide Et Impera”.

Sejumlah orang di Parapat ada yang diangkat dengan jabatan yang lebih tinggi dengan sebutan Tuan, dan di sisi lain ada yang tetap jadi pesuruh seperti kakeknya Buka Sinaga yang menjadi tukang kebun.

"Saat itu memang sudah dikotak-kotakkan, ada yang jadi tuan dan ada yang tukang kebun seperti Oppung Buka dan Oppung Tindaon. Makanya ada pengangkatan nama Tuan. Diangkat lima orang tuan, itulah orangnya Belanda," ujar Mangasi.

(Jun-tri bun-medan.com)

Pakai Jurus Penakluk Bos, Karier Wanita tamat SMA Melejit jadi Wakil Direktur, tapi Akhirnya Tragis

Nia Daniaty Ungkap Cerita Sedih Dibalik Lagu Gelas-gelas Kaca Ciptaan Rinto Harahap !

Inilah Daerah Sebaran Kasus Baru Positif Covid-19 di Sumut, Kota Medan Masih Penyumbang Terbanyak

Ini Promo Kemerdekaan Pusat Perbelanjaan di Medan, Belanja Rp 75 Ribu Bisa Dapat Voucher Rp 100 Ribu

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved